EFEKTIFITAS PEMBEDAAN BERAT STEK UMBI DAN POPULASI PER AJIR TERHADAP KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS UBI ALABIO (Dioscorea alata L.)
Abstract
yang tinggi (11%) menjadikan ubi ini sebagai sumber karbohidrat potensial penting untuk memenuhi
kebutuhan pangan, khususnya di lahan rawa. Budidaya ubi alabio selama ini hanya menggunakan cara-cara
tradisonal, tanpa adanya tambahan teknologi dan pengetahuan tentang cara budidaya yang memadai. Hal
ini mengakibatkan rendahnya produktivitas ubi alabio yang berdampak pada tidak dapatnya usaha tani ubi
alabio menjadi salah satu usaha tani utama, karena dianggap kurang menguntungkan. Pada penggunaan
umbi sebagai bahan stek dikatakan bahwa semakin besar ukuran stek semakin besar umbi yang dihasilkan.
Pengaturan jarak tanam akan mengurangi persaingan unsur hara dan air yang akan meningkatkan besar
umbi. Penelitian ini mencoba untuk menentukan ukuran stek umbi yang tepat dan populasi per ajir (jarak
tanam) yang efisien untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas umbi. Dilaksanakan di Desa Rantau
Karau Raya RT. I RW. 1 Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan
Selatan, selama 7 bulan mulai dari Juni sampai Desember 2013. Percobaan ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan 2 faktor perlakuan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari (1) Besar stek umbi (B)
yang terdiri dari 4 taraf yaitu ; b
1
= ≤ 20 g, b
2
= > 20 g - ≤ 30 g, b
3
= > 30 g - ≤ 40 g, dan b
= > 40 g - ≤ 50 g,
(2) Populasi per ajir (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu 4 tanaman per ajir, 5 tanaman per ajir, dan 6 tanaman
per ajir. Interaksi perlakuan dan perlakuan tunggal populasi per ajir tidak memperlihatkan pengaruh terhadap
semua peubah pengamatan, kecuali pada peubah produksi per hektar sedangkan perlakuan berat stek
memperlihatkan pengaruh yang sangat nyata untuk semua peubah. Perlakuan interaksi terbaik pada
perlakuan b
4
p
3
(berat stek>40 g - ≤ 50 g, 6 tanaman per ajir) dan perlakuan populasi per air terbaik adalah p
(5 tanaman per ajir). Perlakuan berat stek yang menghasilkan kualitas terbaik adalah perlakuan b
(> 30 g - ≤
40 g) dan untuk produktifitas umbi terbaik adalah perlakuan b
(> 40 g - ≤ 50 g).
Kata kunci : Ubi Alabio, Stek umbi, Populasi per ajir
References
Antarlina, S. S, Rina, Y dan Noor, H. Dj. 2007. Ubi
alabio dan prospek pengembangan produk
olahannya. Prosiding Seminar Nasional
Peningkatan Daya Saing Pangan Tradisional,
hal : 43-51.
Gonggo B.M, Edhi Turmudi, dan Wisnu Brata. 2003.
Respon pertumbuhan dan hasil ubi jalar pada
sistem tumpangsari ubi jalar-jagung manis di
lahan bekas alang-alang. Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian Indonesia. (5)1 hal: 34-39.
Jasminarni. 2007. Pengaruh jumlah nodus terhadap
pengakaran stek-mikro kentang
(Solanumtuberosum L.). J. Agronomi (11)2 hal
: 69-72.
Handoko, Z. Arifin, G. Kutiono, M. Sugiyarto, dan
Jumadi. 2002. Uji adaptasi rakitan teknologi
usahataniubikayu di lahan kering. Prosiding
Seminar Pengkajian Teknologi Mendukung
Ketahanan Pangan Berwawasan Agribisnis.
Malang.
Santoso, B. B, Hasnam, Hariyadi, Susanto, S dan
Purwoko, B. S. 2008. Perbanyakan vegetatif
tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)
dengan stek batang : pengaruh panjang dan
diameter stek. Buletin Agronomi (36)3 hal ;
-262.
Sudjijo. 1994. Pengaruh kerapatan stek terhadap
pertumbuhan dan hasil kentang Var. Hertha. J.
Hortikultura (4)1 hal : 10-12
Sutapradja, H. 2008. Pengaruh jarak tanam dan
ukuran umbi bibit terhadap pertumbuhan dan
hasil kentang varietas granola untuk bibit. J
Hortikultura (18)1 hal : 152-159.
Supriono. 2000. Pengaruh dosis urea tablet dan
jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil
kedelai KultivarSindoro. J. Agrosains (2)2 hal :
-71.
Refbacks
- There are currently no refbacks.