KEMAMPUAN Bemisia tabaci Gennadius (Hemiptera: Aleyrodidae) DALAM MENULARKAN BEGOMOVIRUS PENYEBAB PENYAKIT KERITING KUNING CABAI
Abstract
kuning cabai. Untuk mengetahui kemampuan B. tabaci dalam menularkan virus keriting kuning cabai
dilakukan beberapa percobaan terhadap periode makan akuisisi (PMA), periode makan inokulasi (PMI) dan
jumlah serangga yang diinokulasikan. Setiap unit percobaan terdiri atas sepuluh tanaman uji dan lima
tanaman kontrol. Serangga vektor yang digunakan untuk setiap unit percobaan adalah sepuluh ekor per
tanaman, kecuali pada percobaan jumlah serangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus keriting
kuning yang menginfeksi tanaman cabai dapat ditularkan oleh satu B. tabaci dan mampu menularkan virus
keriting kuning cabai meningkat dengan meningkatnya jumlah serangga vektor. Periode makan inokulasi
(PMI) 1 jam dengan periode makan akuisisi 24 jam menunjukkan 10 serangga B. tabaci mampu menularkan
virus sebesar 30%, semakin lama PMI, semakin tinggi jumlah tanaman yang terinfeksi. Serangga vektor
mampu menularkan virus keriting kuning setelah melakukan periode makan akuisisi pada tanaman cabai
terinfeksi virus keriting kuning selama 1 jam (PMA 48 jam, 10 serangga per tanaman) dengan tanaman
terinfeksi sebesar 40%, semakin lama PMA, semakin tinggi jumlah tanaman terinfeksi. Periode makan
akuisisi maksimum adalah 12 jam dengan intensitas serangan sebesar 100%
Kata kunci: Bemisia tabaci, Penularan, Begomovirus, virus keriting kuning, cabai
References
Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan III.
Bayumedia. Jakarta.
Aidawati, N, Yusriadi, & Hidayat, S.H. 2001. Kisar
Inang Virus Gemini Asal Tanaman Cabai dari
Guntung Payung Kalimantan Selatan.
Prodiding Kongres XVI dan Seminar Nasional
PFI. Bogor. Hal. 347 -350
Bernardinus, 2002. Bertanam Cabai Pada Musim
Hujan. Agroimedia Pustaka. Jakarta.
BPTPH Kalimantan Selatan, 2008. Laporan
Musiman Tanam 2007/2008. Banjarbaru.
Brown, J.K. & R. Nelson. 1988. Transmission, host
range, and virus-vector relationships of chinol
del tomate virus, a whitefly-transmitted
geminivirus from Sinaloa, Mexico. Plant Dis. 72
: 866-869.
Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2004.
Pengenalan dan Pengendalian Penyakit Virus
Pada Cabai. Direktorat Jenderal Bina Produksi
Hortikultura. Jakarta.
Duriat & Muharam. 2003. Pengenalan Penyakit
Virus Krupuk pada Tanaman Pada Cabai dan
Pengendliannya. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. Lembang
Fitriyanti & Aidawati. 2002. Penularan Virus Gemini
Asal Cabai Rawit (Capsicum frutesces L.)
dengan Bemisia tabaci. Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat.
Harrison, B. D, 1985. Advances In Geminivirus
Research. Annual Review of Phytopathol. 23 :
-82
Hidayat, S.H., E. S. Rusli & N. Aidawati. 1999.
Penggunaan Primer Universal dalam
Polymerase chain reaction untuk mendeteksi
virus gemini pada cabai. Makalah dalam
Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar
Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia.
Unsoed, Purwokerto, 16-18 September 1999 :
- 359.
Howart, A.J. & G.J. Vandemark. 1989. Phytogeny of
geminivirus J. Gen. Virol; 2717 – 2729.
Hull, R. 2002. Matthews Plant Virology. B. Family
Geminiviridae : 28.
Loktrakul, P, R. A. Valuerde, R. D. L. Torre & J. Sim.
Occurrence of a strain of texas peper
virus in tobacco and habanero peper in Costa
Rica. Plant Dis. 84 : 168-172.
Refbacks
- There are currently no refbacks.