Analisis Kebakaran Hutan dan Lahan dalam Hubungannya dengan Alih Fungsi dan Pengunaan Lahan di Sekitar Desa Gandang Barat Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah
Abstract
The policy of take over the function of land in Pulang Pisau Regency are to fulfill many purposes and in the corporation scale its to become increasing income of the regency from this sector. The exploitation of the areal that using the meters of plantation / agriculture / other function tend to make a change of the macro and micro waters, that is because of Pulang Pisau Regency is peatlands that very sensitive to the need of water absorption. Gandang Barat Village which is in district of Maliku, Pulang Pisau Regency, which is directly adjacent with areal of oil palm plantation, have more high vulnerability of the fire forest and land. The using of land in this village including residentials area about 132, 5 Ha and farming about 180 Ha, oil palm plantation and plasma about 312 Ha.The method of this research is descriptive method and the sampling using purposive sampling which is analysis data of vulnerability level of fire system or Fire Risk system and using SIDIK which give more valid data and information using the SIDIK.The result of the identification of determination of cause of fire forest and land which connection between takeover function of land and using of land in society are: fire of land and forest which occurs in 2015 (with special analysis and observation fields) are occurs because of the opening land to prepare of plant oil plantations. There is about ± 284 Ha have been burns in fire. The motivation of conversion the land from agriculture / rice fields to become oil palm plantation with tiny scale more of because of the condition of the land in 2015 are bush and galam plants which about ± 284 Ha. The recommendation of decreasing fire forest and land are to determine the activity of opening land for plantation without burning the land (PLTB) which is to allocated the tools and help for opening the land and giving the production for diversify agre culture and technical guidance to increasing the productivity of plantations, and giving help for diversify of economic society. One of them is giving grants and using Pijam equipment for land preparation from the agriculture agency; Therefore to increasing the power of society specialty of Gandang Barat Village or social institutions which is to empowering of social awareness of the people in Gandang Barat Village about the loss and the dangerous of fire forest and land and also to educate of the farmers in management of prevention about fire forest and land. One of them is the formation and strengthening of community groups who care about the fire of Gandang Barat Village. In areas prone to forest and land fires, infrastructure that is adaptive to forest and land disasters can be developed, such as in the village of Tumbang Nusa, a footbridge is built using precast Cor Benton so that in the season of forest and land fires, it can still survive. Thus we recommend to increasing of management data special series that contain of information about technology, alarm, early detection and the management of preparation to face the fire forest and land.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustina, S.E.R., B.M. Rachmawati, dan Sustiyah. 2001. Inventarisasi micoriza vesicular arbuskula (MVA) pada tanah gambut Kalimantan Tengah. J. AgriPeat 2(2):46-52.
Ary Mazharuddin S, S.Kom., M.Kom.Sc.,Surabaya, Januari:2011). Trilaterasi Dalam Global Positioning System(GPS).
Agus, F., A. Mulyani, A. Dariah, Wahyunto, Maswar, and Erni Susanti. 2012. Peat maturity and thickness for carbon stock estimation. Proceedings, 14th International Peat Congress, 3-8 June 2012, Stockholm, Sweden
Brinkman, A.R. dan A. J. Smith, 1973.Land Evaluation for Rural Purposes. ILRI Publ. No. 17 Wageningen.
Bappenas. 2009. Reducing carbon Emission for Indonesian peatland. Interm Report of Multi diciplinary Study.Indonesian National Development PlanningBappenas Republic of Indonesia.
Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) – Kalimantan Tengah (2015) Luas Kebekaran Hutan dan Lahan Tahun 2015. Balai pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)- Kalimantan Tengah.
Balai Pemantapan Kawasan hutan (BPKH) Wilayah XXI Kalimantan Tengah Peta Tutupan Lahan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 1990 sd 2016. Balai Pemantapan Kawasan hutan (BPKH) Wilayah XXI Kalimantan Tengah.
Cahyono, S. Andy, Sofyan P. Warsito, Wahyu Andayani, dan Dwidjono H. Darwanto. 2015. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Indonesia dan Implikasi Kebijakannya. Jurnal Sylva Lestari, Vol. 3, No. 1. Hal : 103 – 112.
Dasar.Bandung : Informatika. Rasyid, Fachmi. 2014. Permasalahan dan Dampak KebakaranHutan. Jurnal Lingkar Widyaiswara, Edisi 1, No. 4. Hal : 47 – 59.
Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau (2016) Data Perusahaan Besar Swasta Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2016. Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2016. Dinas pertanian Kabupaten Pulang Pisau.
Deputi Bidang Pengindraan Jauh-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Indonesia (2016) Panduan Teknis (V.01) Informasi Titik Panas (Hotspot) Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016. Deputi Bidang Pengindraan Jauh-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Indonesia.
Data Perusahaan Besar Swasta Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2016. Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau
Dokumen Rencana Aksi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2017.Tim Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Pulang Pisau.
Hospot series Tahun 2000 s/d 2016.www.earthdata.nasa.gov. (Diakses 30 Mei 2018, pukul 18.55 WIB).
Jonsson, U. and Toole, D. 1991. Household Food Security and Nutrition: A Conceptual Analysis. UNICEF mimeo.
Katalog BPS Pulang Pisau dalam Angka tahun 2013
Kurnain, A., T. Notohadikusumo, B. Radjagukguk, dan Sri Hastuti. 2001. The state of decomposition of tropical peat soil under cultivated and fire damage peatland. Dalam Rieley, dan Page (Eds.). Jakarta Symposium Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and Sustainable Management. Halaman:168-178.
Kebijakan.Center for International Forestry Research (CIFOR), Bogor, Indonesia.22 hal.
http://www.cifor.cgiar.org/Publiction/occasional paper no 38 (i)/html
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2015.Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) –Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) -Kalimantan Tengah.
Lembaga Penelitian Internasional – CIFOR (2018) Pemetaan dan Survey Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Menuju Sawit Berkelanjutn di Pulang Pisau Tahun 2016. Lembaga Penelitian Internasional-CIFOR.
Laporan Hasil penelitian Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dengan Conservation Strategyfund (2018) Analisis Kebakaran Hutan dan Lahan Akibat Alih Fungsi lahan di Kabupaten Pulang Pisau
Lexy J. Moleong , Metode Penelitian Kualitatif , Bandung : Remaja rosdakarya
Masganti, T. Notohadikusumo, A. Maas, dan B. Radjagukguk. 2002. Efektivitas dan pemupukan P pada tanah gambut. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3(2):38-48.
Masganti.2003. Kajian Upaya Meningkatkan Daya Penyediaan Fosfat dalam Gambut Oligotrofik.Disertasi. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. 355 halaman.
MINISTRY OF FORESTRY AND STATISTICS INDONESIA 2007.Identifikasi Desa dalam Kawasan Hutan 2007 (Identification of Villages within Forest Zones 2007). Jakarta: Ministry of Forestry.
Maftuah, E., A. Maas, A. Syukur, dan B. H. Purwanto. 2011. Potensi bahan amelioran insitu dalam meningkatkan ketersediaan hara. Dalam Ariyanto et al. (Eds.). Prosiding Kongres Nasional HTI X: Tanah untuk Kehidupan yang Berkualitas. Buku I. Halaman:330- 340.
Nugroho, K., dan B. Widodo. 2001. The effect of dry-wet condition to peat soil physical characteristic of different degree of decomposition. Dalam Rieley, dan Page (Eds.). Jakarta Symposium Proceeding on Peatlands for People: Natural Resources Functions and Sustainable Management. Halaman:94-102.
Peta Tutupan Lahan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 1990 s/d 2016.Balai Pemantapan Kawasan Hutan(BPKH)Wilayah XXI Kalimantan Tengah.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep- konsep Dasar Sstem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.
Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi GeografiS Konsep- Konsep
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian.Urgensi dan Strategi.Bengkulu 7 Juli. 2011.
Pergub Kebakaran Direvisi, diperbolehkan Membaakar Menjadi Artikel berita 04 November 2015, m.kalteng.prokal.co.(Diakes 4 Juli 2018, pukul 14.15 WIB).
Pemetaan dan Survey Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Menuju Sawit Berkelanjutan di Pulang PisauTahun 2016. Lembaga Penelitian Internasional-CIFOR,2018.
Panduan Teknis (V.01) Informasi Titik Panas (Hotspot) Kebakaran Hutan Dan LahanTahun 2016.Deputi Bidang Pengindraan Jauh-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Indonesia.
Restorasi Lahan gambut untuk kelestarian Lingkungan Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Pulau Pisau.Makalah Bupati Pulang Pisau 23 Agustus 2017 pada acara Interkonferensi dan Seminar Nasional Lingkungan di Palangka Raya.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung0 /Alfabeta, 2009:35).
Suciptawati, Ni luh Putu. 2010. Metode Statistika Nonparametrik. Denpasar: Udayana University Press.
Sufren dan Natanael, Yonathan.2013. Mahir Menggunakan SPSS SeCara Otodidak. Jakarta: PT. Elex Media komputindo.
Tacconi, T., 2003.Kebakaran Hutan di Indonesia, Penyebab, biaya dan implikasi kebijakan.Center for International Forestry Research (CIFOR), Bogor, Indonesia.22 hal.
http://www.cifor.cgiar.org/Publiction/occasional paper no 38 (i)/htmlTim Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Pulang Pisau (2017) Dokumen Rencana Aksi Pencegahan Kebekaran Hutan dan Lahan dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2017. Tim koordinasi penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Pulang Pisau.
Sumber Media Online :
Vetrita, Y. danHarjani, N.S. 2012. Validasi Hotspot Modis Indofire Di Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Geomatika. Vol. 18 No. 1 Agustus 2012.
WULAN, Y. C., YASMI, Y., PURBA, C. & WOLLENBERG, E. 2004. Analisis Konflik Sektor Kehutanan di Indonesia 1997 - 2003 (An analysis of forestry sector conflict in Indonesia 1997 – 2003). Bogor: CIFOR.
Wahyunto, dan Ai Dariah. 2013. Pengelolaan lahan gambut terdegradasi dan terlantar untuk mendukung ketahanan pangan. Dalam Haryono et al. (Eds.). Politik Pengembangan Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Halaman:329-348.
Wahyunto, S. Ritung, K. Nugroho, Y. Sulaiman, Hikmatullah, C. Tafakresnanto, Suparto, dan Sukarman. 2013a. Peta Arahan lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatera Skala 1:250.000. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor. 27 halaman.
Zubaidah, A., Vetrita, Y., dan Khomarudin, M.R. 2014. Validasi Hotspot MODIS di Wilayah Sumatera dan Kalimantan Berdasarkan Data Penginderaan Jauh SPOT-4 Tahun 2012. Jurnal Penginderaan Jauh dan Analisa Citra Digital Vol. 11 No. 1 Juni 2014: 1-14.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/es.v17i1.11374
Article Metrics
Abstract view : 1400 timesPDF - 722 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
EnviroScienteae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
ISSN : 2302-3708 (Online version)
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
Kampus ULM Banjarbaru Gedung 1 Lantai II
Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru Kode Pos 70714
Tel / fax : (0511) 4777055 / (0511) 4777055
email : [email protected]