MODEL PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN LINGKUNGAN DI KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN

Jainah Muchran, Wahyuni Ilham, Machfudz Siddiq, Susilawati Susilawati

Abstract


Peningkatan kualitas ruang kota dan upaya meningkatkan fungsi kawasan di lingkungan perkotaan, RTH harus dipertimbangkan sebagai bagian integral dari kegiatan penataan bangunan. Alasannya ialah karena aspek bangunan dan lingkungan merupakan komponen permukiman yang tak terpisahkan, saling menunjang secara seimbang, serasi, dan selaras. Sebagai kota yang menginginkan mutu lingkungan perkotaannya tetap terjaga dengan baik walaupun memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, Kota Banjarbaru tentunya juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan permodelan dalam perencanaan RTH Taman Lingkungan di Kota Banjarbaru dengan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah, luas lahan dan manfaat yang bisa dinikmati secara maksimal oleh masyarakat. Model perencanaan RTH Taman Lingkungan dilakukan dengan mengkaji berdasarkan aspek spasial (keruangan) dan sosial. Pentingnya model perencanaan RTH Taman Lingkungan di Kota Banjarbaru disebabkan tidak diterapkannya model perencanaan yang sesuai dengan perkembangan kota sehingga pemanfaatan secara langsung tidak maksimal dirasakan oleh masyarakat Kota Banjarbaru. Penelitian ini mengkaji lebih dalam hubungan aspek spasial dan sosial RTH taman lingkungan tersebut dengan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam penentuan rencana desain RTH taman lingkungan yang direncanakan. Metode yang digunakan untuk aspek sosial ini adalah wawancara. Hasil penelitian ini diketahui jumlah RTH taman lingkungan di kota Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan yang bersifat publik, berdasarkan hierarki pelayanan adalah 9 (sembilan) unit dengan luas 31.799 m², berdasarkan analisis data tingkat persepsi masyarakat terhadap keberadaan RTH Taman Lingkungan di Kota Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat di Banjarbaru Utara adalah  tingkat pendidikan dan informasi sedangkan di Banjarbaru Selatan adalah  informasi dan lama bermukim. Model perencanaan RTH Taman Lingkungan yang sesuai dengan preferensi masyarakat, lingkungan alam dan lingkungan binaan di Kota Banjarbaru adalah dilengkapi dengan fasilitas umum, taman bermain, tempat duduk pengunjung, lahan khusus untuk pedagang, area parkir yang aman, tempat sampah yang menyesuaikan luasan RTH Taman tersebut, pemilihan lampu taman yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat dan pemilihan jenis tanaman yang  sesuai dengan kondisi lahan

Keywords


RTH, persepsi masyarakat, kota

Full Text:

PDF

References


Aristian. 2011. Makalah Ruang Terbuka Hijau dalam Perencanaan Kota

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Barber, A. 2006. 'A real response to climate change' in Green Places

Budihardjo, Eko. 1997. Makalah Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kota yang Menyejahterakan Masyarakat.

Budihardjo, E. dan H. Sudanti. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Penerbit Alumni. Bandung

Burch, W.R., Jr., and J. M. Grove. 1993. People, trees and participation on the urban frontier. Unasylva.

Centre for Urban and Regional Ecology. 2004. Literature Review : Impacts of Climatic Change on Urban Environments.

Conner, Rachel. 2007. Climate Change and Urban Green Space; Neighbourhoods Cities and Regions Analysis Division (NCRA).

Danisworo, M. 1998. Makalah Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan Lansekap Perkotaan di Indonesia dalam Menghadapi Dinamika abad XXI.

Firmansyah.2010. Pendekatan Psikologi Arsitektur dalam Perancangan Ruang Terbuka Hijau di Kota-Kota Multikultural. http://winnerfirmansyah.wordpress.com/ 2010/03/27/pendekatan-psikologi-arsitektur-dalam-perancangan-ruang-terbuka-hijau-rth-di-kota-kota-multikultural/Html[02/12/2010].

Forman, Richard T. T. 1995. Land Mosaics. Cambridge University Press. New York.

Gill, S. et,al. 2007. Adapting Cities for Climate Change : The Role of The Green Infrastructure.

Grey, G.W. dan F.J. Denneke. 1986. Urban Forestry (Second Edition). Jhon Wiley and Sons. New York.

Hakim,Rustam. 2000 .Ruang Terbuka Hijau. E-Jurnal on-line. Melalui http ://rustam 2000. Wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/. Html[04/02/2011].

Hakim, Rustam.dan Utomo, Hardi. 2004.Muatan Pokok Ruang Terbuka Hijau.E jurnal on-line.Melaluihttp://semangatbelajar.com/ruang-terbuka-hijau-kota-definisi-fungsi-cakupan-manfaatnya/. Html [29/11/2010]

Hakim, Rustam.dan Utomo, Hardi. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap :Prinsip-UnsurdanAplikasi Desain. BumiAksara. Jakarta.

H.Z, Abidin. 1995. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.PT Pradya Paramita. Jakarta.

H, Girardet. 2004. Cities People Planet: Liveable Cities for a Sustainable World 6. Chichester: John Wiley & Sons, Incorporated.

Irawan.1997. Makalah Tanaman Pelindung dan Perancangan Ruang Terbuka Hijau.

Jaya,N.C. 1997. Penginderaan Jauh Satelit Kehutanan. Edisi I. IPB Press. Bogor.

Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Intermatra. Bandung.

Lewis, Philip H, Jr. 1996. Tomorrow by Design : A Regional Design Process for Sustainability. John Wiley and Sons Inc. New York.

Loesner, G. 1978.An Air Quality Planning Program with Visible Result.Practising Planner.

Martana, SP. 2010. RTH Sebagai Utilitas Kota dan Ruang Interaksi Masyarakat. Majalah Ilmiah Unikom. Vol.4 halaman 94-101.

Miler, R.W. 1996. Urban Forestry : Planning and Managing Urban Greenspaces (second edition). Prentice Hall, Upper Saddie River. New Jersey

Nandi. 2007. Makalah Mengatasi Masalah Lingkungan Perkotaan Melalui Optimalisasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

National Urban Forestry Unit. 2005.Trees Matter: bringing lasting benefits to people in towns.

Nuarsa, I.W. 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial dengan Software GIS 3.3.untuk Pemula. PT. Alex Media Computindo. Jakarta.

Pontoh, N.K dan Kustiawan, I. 2008.Pengantar Perencanaan Perkotaan. ITB. Bandung.

Purnomohadi, S. 1995. Peran Ruang Terbuka Hijau dalam Pengendalian Kualitas Udara di DKI Jakarta.Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No 9 tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru. Jakarta.

Republik Indonesia. 2000. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan No.9 tahun 2000 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentangPenataanRuang. Jakarta.

Republik Indonesia.2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta.

Republik Indonesia.2008. Peraturan Menteri PekerjaanUmum No 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta.

Republik Indonesia.2009. Keputusan Walikota Banjarbaru no 27A tahun 2009 tentang Penataan Kawasan Perumahan dan Pemukiman di Wilayah Kota Banjarbaru.Banjarbaru.

Riduwan dan Kuncoro, E, A. 2011.Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis.Alfabeta. Bandung.

Rudy. 2007. Hilangnya Ruang Publik: Ancaman Bagi Kapital Sosial di Indonesia.E-Jurnal Online.Melaluihttp://1o.ppi.-jepang.otg/article.php?id=177.Html [29/11/2010].

Steiner, Frederick. 1981. Ecological Planning for Farmland Preservation : A Sourcebook for Educators and Planners. American Planning Association

Suharto,Edi. 2005.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung.

Sujarto, Djoko. 1985. Beberapa Pengertian Perencanaan Fisik. Batara KaryaAksara. Jakarta.

Sujarto, Djoko. 1987. Pilihan Strategis Suatu Model Pengambilan Keputusan.Jurusan Planologi ITB.

Tato, Syahriar. 2009. Hambatan dalam Sistem Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan

http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem- pembangunan-perkotaan-yang-berkelanjutan/ Html [24/03/2011]

Tim Peneliti IPB. 1993. Studi Pola Penentuan Kawasan Lindung Dikaitkan dengan Pembangunan Regional dan Berkelanjutan. Kerjasama Antara Sekjen Departemen Kehutanan dengan IPB dan PT. NirwanaAgung. Jakarta.

Todd, K.W. 1995. Tapak, Ruang, danStruktur. Intermatra. Bandung.

Trancik, Roger (1986). Finding Lost Space, Van Nostrand Reinhold, New York

UN-HABITAT. 2009.Planning Sustainable Cities – Global Report on Human Settlements. 113.

Yuliadji.et,al. 1994. Aplikasi SIG untuk Pemetaan Informasi Pembangunan : Remote Sensing & Geographic Information System. Jakarta.

Whitford, V.et,al. 2001. City Form and Natural Processes – Indicator of Ecological Performance of Urban Areas and Their Application for Merseyside. UK.

Wikantiyoso, R. 2000. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Perencanaan dan Perancangan Kota.Universitas Merdeka Press. Malang.

World Commission on Environment and Development. 1987. Our Common Future. Oxford University Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.20527/es.v11i1.1952

Article Metrics

Abstract view : 6143 times
PDF - 2365 times

Refbacks



Creative Commons License
EnviroScienteae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN : 2302-3708 (Online version) 

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
Kampus ULM Banjarbaru Gedung 1 Lantai II
Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru Kode Pos 70714
Tel / fax : (0511) 4777055 / (0511) 4777055
email : [email protected]