Pengaruh Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Mikoriza Arbuskular terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Hiyung (Capsicum Frustescens L.) pada Tanah Ultisol

Bella Saputri, Antar Sofyan, Rabiatul Wahdah

Abstract


Cabai rawit (Capsicum frutescent L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan dalam usaha tani. Cabai hiyung merupakan cabai rawit lokal dari desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Cabai hiyung memiliki tingkat kepedasan yang tinggi dengan kadar capcaisin yang mencapai 94.500 ppm. Tanah ultisol memiliki pH rendah (masam) berkisar antara 4,5-5,3 menyebabkan Al, Fe, Mn tinggi, fiksasi P dan aktivitas mikroba serta kandungan bahan organik (K, Ca, Mg, dan Cu) rendah, bahan organik mudah tererosi, flora fauna yang menguntungkan tidak aktif.  Salah satu upaya dalam mengurangi kendala budidaya pada tanah utisol ini adalah dengan menggunakan biochar tandan kosong kelapa sawit dan mikoriza arbuskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi biochar TKKS dan mikoriza arbusular yang diaplikasikan di pertanaman cabai hiyung terhadap pertumbuhan tanaman cabai hiyung pada tanah ultisol. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan masing masing empat perlakuan yaitu, mikoriza (M) M0 : kontrol, M1 : 20 g/polybag, M2 : 40 g/polybag, M3 : 60 g/polybag. Biochar (B) B0 : kontrol, B1 : 150 g/polybag, B2 : 300 g/polybag, B3 : 450 g/polybag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar TKKS dan mikoriza arbuskular berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah bunga pertama, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan volume akar tanaman cabai hiyung, Perlakuan terbaik adalah perlakuan M1B1 yaitu 20 g/polybag Mikoriza dan 150 g/polybag Biochar tandankosong kelapa sawit.


Keywords


bichar; cabai hiyung; arbuskular

Full Text:

PDF

References


Allen, O. N. & E. K. Allen. (1981). The Legumminosae, A. Source Book of Characteristic Uses and Nodulation. The University of Wisconsin Press, Wisconsin.

Badan Pusat Statistik. (2014). Berita Resmi Statistik No 45/08/Th XVIII, 4 Agustus 2014.

https://kalsel.bps.go.id/pressrelease/2014/08/04/350/tahun2013produksi-cabai-besar-sebesar-5-094-ton--cabai-rawit-sebesar-2-624ton.html

Beccera, A. G., Nouhra, E.R., Silva, M.P., & Donaraye. (2009). Ectomycorrizae, Arbuscular Mycorrhizae, and Dark-Septate Fungi on Salix Humboldtianain Two Riparian Populatations from central Argentina. Mycoscience Journal 50, 343 – 352.

Brundrett MC, Bougher N, Dells B, Grove T, Malajczuk N. (1996). Working with Mycorrhizas in Forestry and Agliculture. Canberra : Australian Centre for International Agricultural Research.

Chan, K.Y., van Zwieten, B.L., Meszaros, I., Downie, D. and Joseph, S. (2007). Agronomic values of greenwaste biochars as a soil amendments. Aust J. of Soil Resource. 45(2): 629-634

Ferizal, M. (2011). Arang Hayati (Biochar) sebagai Bahan Pembenah Tanah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh. Edisi Khusus Penas XIII.

Gani, A. (2009). Biochar Penyelamat Lingkungan. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31: 15-16.

Gohl, B. O., (1981). Tropical Feed. Feed Information. Summaries and Nutritive Value. FAO, Rome.

Gundale, M. J and Deluca. (2006). Temperature and source material influence ecological attributes of Ponderosa pine and Douglas-fir charcoal. For Ecol Manag 231:86–93.

Indriani, Y. H. (2004). Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta

Indriati, G., L.I. Ningsih, dan Rizki. (2013). Pengaruh pemberian fungi mikoriza multispora terhadap produksi tanaman jagung (Zea mays L.). Hal 323-327. Pros. Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013.

Ishii T., K. Kadoya. (1994). Effects of charcoal as a soil conditioner on citrus growth and vesicular–arbuscular mycorrhizal development. J. Jpn Soc Hortic Sci 63:529–535.

Lehmann, J. and S. Joseph. (2009). Biochar for environmental management. Earthscan: 127-143. United Kingdom.

Lehmann, J., (2007). “A Handful of Carbon” Nature, vol. 447 (May 10, 2007), pp. 143-144.

Lizawati, E. Kartika, Y. Alia, dan R. Handayani. (2014) . Pengaruh pemberian kombinasiisolat fungi mikoriza arbuskular terhadap pertumbuhan vegetative tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang ditanam pada tanah bekas tambang batubara. Jurnal Biospecies 7(1): 14-21.

Lotrakul P, Valverde RA, de La Torre R, Sim J, Gomez A. (2000). Occurrence of a strain of Texas pepper virus in Tabasco and Habanero pepper in Cost Rica. Plant Dis 84:168-172.

Muchyar. (2005). Pertumbuhan dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescents) Pada Pemberian Beberapa Dosis Dalam Jenis Bokashi Gulma Air Di Tanah Podsolik. [Tesis]. Program Studi Agronomi. Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Muliati, F., Ete, A., Bahrudin, (2015). Pertumbuhan dan Hasil Tanam Rawit (Capsicum frutescens L.) yang Diberi Berbagai Pupuk Organik dan Jenis Mulsa. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.

Musfal, (2010). Potensi cendawan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Jurnal Litbang Pertanian 29 (4):154-158.

NMFP. (1995). National Masterplan for Forest Plantation. Ministry of Forestry, Directorate General of Reforestation and Land Rehabilitation. Jakarta, Indonesia

Noertjahyani. (2008). Respon pertumbuhan kolonisasi mikoriza dan hasil tanaman kedelai sebagai akibat dari takaran kompos dan mikoriza arbuskula. Laporan Akhir Penelitian. Universitas Winaya Mukti, Sumedang.

Ortas, I. and Ustuner, O. (2014). The effects of single species, dual species and indigenous mycorrhiza inoculation on citrus growth and nutrient uptake. European Journal of Soil Biology, 63 : 64 – 69.

Pramudiani, L., dan Hasbianto, A., (2014), Cabai Hiyung, Si Kecil yang Rasanya Sangat Pedas. http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.html.

Prasetyo, B. H. dan Suriadikarta, D. A. (2006). Karakteristik, Potensi, Dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Litbang Pertanian. 2(25).39hal.

Prihastuti. (2007). Isolasi dan karakterisasi mikoriza vesikular-arbuskular di lahan cabe rawit (Capsicum frutescent L.) di tanah Ultisol menggunakan sampah organik rumah tangga dan NPK. Enviro Scienteae, 12(1), 22–27.

Rahayu, Y, S, dan Santoso, (1995), Pengaruh mikoriza vesikular arbuskular terhadap penyerapan dan distribusi unsur mangan (Mn) pada Capsicum annum L, dan BIOSCIENTIAE. (2006). 3(2): 83-9292 Solanum Tuberosum L, yang ditumbuhkan pada tanah Ultisol, Berkala penelitian PS-UGM, 9 (1): 99- 109

Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius: Yogyakarta.

Setiadi. (1998). Prospek Pengembangan Mikoriza Untuk Rehabilitasi Lahan Kritis. kering masam, Lampung Tengah. Berk. Penel. Hayati: 12 (99-106).

Smith, S.E. & D.J. Read. (2008). Mycorrhizal Symbiosis. 3rd eds. Elseivier. AMSTerdam.

Sudjana, B. (2014). Pengaruh Biochar Dan NPK Majemuk Terhadap Biomas Dan Serapan Nitrogen Di Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Tanah Typic Dystrudepts. Ilmu Pertanan dan Perikanan. Vol 3 No 1 Hal: 63-66.

Sudiono dan Purnomo. (2009). Hubungan antara populasi kutu kebul (bemisia tabaci genn) dan penyakit kuning pada cabai di lampung barat. Jurnal HPT Tropika Vol 9 115-120.

Suharjo SM. (2001). Deteksi symtomology dan teknik PCR virus Gemini asal tanaman tomat. J Agritek. 11(4): 537-544.

Sulandri, S., Suseno, R., Hidayat, S,H., Harjosudarmo, J., Sosromarsono, S., (2004). Deteksi dan Kajian Kisaran Inang Virus Penyebab Daun Keriting Kuning Cabai. Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan. ITB. Bogor.

Sundari, S., T. Nurhidayati, dan I, Trisnawati, (2011). Isolasi dan Identifikasi Mikoriza Indigenousous dari Perakaran Tembakau Sawah (Nicotiana tabacum L) di Area Persawahan Kabupaten Pamekasan Madura. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November, hal. 2.

Taiz, L. dan E. Zeiger. (1991). Plant Physiology. The Benyamin Cummings Publishing Company, Inc., California.

Talanca, H. (2010). Status cendawan mikoriza vesicular-arbuskular (MVA) pada tanaman. Pros. Pekan Serealia Nasional, 2010. Hal: 353-357.

Warisno dan Dahana. (2010). Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widowati. (2010). Produksi dan Aplikasi Biochar/Arang dalam Mempengaruhi Tanah dan Tanaman. Disertasi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Zuroidah, I.R., (2011). Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) terhadap Karakteristik Anatomi Daun dan Kadar Klorofil Tanaman Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.).Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Biologi, Universitas Airlangga, Surabaya.




DOI: http://dx.doi.org/10.20527/es.v16i2.9647

Article Metrics

Abstract view : 720 times
PDF - 521 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
EnviroScienteae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN : 2302-3708 (Online version) 

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
Kampus ULM Banjarbaru Gedung 1 Lantai II
Jalan Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru Kode Pos 70714
Tel / fax : (0511) 4777055 / (0511) 4777055
email : [email protected]