Studi Analisa Kualitas Biobriket Campuran Bottom Ash Batubara dan Onggok Tepung Tapioka Menggunakan Karbonisasi
Abstract
Biobriket merupakan bahan bakar padat yang merupakan alternatif pengganti minyak tanah dan gas yang mempunyai kelayakan teknis untuk digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, industri kecil ataupun menengah. Biobriket juga mempunyai keuntungan ekonomis karena dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi. Biobriket yang dibuat berasal campuran antara bottom ash batubara dan onggok tepung tapioka. Ketersediaan bottom ash batubara onggok tepung tapioka cukup banyak di Kalimantan Selatan. Bottom ash merupakan sisa hasil pembakaran batubara di PLTU yang saat ini belum banyak di manfaatkan dan hanya dibuang sebagai limbah. Padahal bottom ash batubara ini masih mempunyai nilai kalori yang cukup tinggi sedangkan onggok merupakan ampas dari hasil pembuatan tepung tapioka yang juga belum di manfaatan secara maksimal.Permasalahan yang sering di jumpai dalam penggunaan biobriket bottom ash batubara sebagai bahan bakar energi adalah lamanya penyalaan, bau yang tidak sedap pada saat di bakar, daya rekat briket yang tidak bagus sehingga briket mudah pecah. Tujuan dari penelitian mengetahui komposisi terbaik biobriket berdasarkan komposisi campuran, ukuran partikel dan parameter kualitas bottom ash batubara. Metode penelitian dilakukan dengan uji laboratorium. Parameter uji laboratorium yang digunakan adalah karakteristik biobriket yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, nilai kalor, waktu pembakaran dengan variasi komposisi bahan baku dan binder. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa biobriketcampuranbottom ash batubara onggok tepung tapioka layak untuk di jadikan biobriket sebagai bahan bakar alternatif.Kualitas biobriket paling baik adalah biobriket dengan campuran 70% bottom ash, 20% onggok tepung tapioka dan 10% getah damar dengan hasil analisa Inherent Moisture 14,15%, Ash 8,34%, Volatile Matter 34,89%, Kalori 5401,6 Kkal/kg serta durasi pembakaran 47 Menit 17 Detik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Afrizal V., & Didin S., 2013. Penggunaan Biobriket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dalam Pengeringan Karet Alam, Warta Perkaretan, 32(2), Hal: 65-73.
Amin S., 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa, Media Mesin,7(2), Hal: 77-84.
Bhattacharya, S.C., Leon, M.A. and Rahman, M. M., 1996. A Study on Improved Biomass Briquettin, Energy Program, SERD-AIT, Thailand: Pathumthai.
Candranegara, Anang S., & Herlina B., P. 2008. Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis untuk Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang.
Hendra, D., 2007. Pembuatan Briket Arang dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut Kelapa, dan Tempurung Kelapa sebagai Sumber Energi Alternatif. Bul. Penelitian Hasil Hutan, 25, Hal: 242 – 255.
Jamilatun S., 2011. Kualitas Sifat – sifat Penyalaan dari Pembakaran Briket Tempurung Kelapa, Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati, Briket Sekam Padi dan Briket Batubara. Di dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”.
Jamilatun S., 2008, Sifat-sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batubara dan Arang Kayu, Jurnal Rekayasa Proses, 2(2), 37- 40.
Sinta R., Achmad S., T., 2011. Pembuatan Biobriket dari Limbah Sabut Kelapa dan Bottom Ash, Balai Besar Teknik Sipil.
Suryanta A., 2004. Pengaruh Kerapatan dan Suhu Pirolisa terhadap Kualitas Briket Arang Serbuk Kayu Sengon. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian (INTAN).
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/flux.v1i1.6147
Article Metrics
Abstract view : 1759 timesPDF - 1186 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Fisika FLUX
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Association with:
Indexed by:
Jurnal Fisika FLux: Jurnal Ilmiah FMIPA Universitas Lambung Mangkurat is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.