Pengukuran Kejenuhan Oksigen Terlarut pada Air menggunakan Dissolved Oxygen Sensor
Abstract
Kualitas air ditentukan oleh jumlah kandungan oksigen terlarut yang terdapat dalam air. Salah satu parameter kualitas air adalah oksigen terlarut. Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di bumi untuk proses respirasi, proses penghasil energi melalui pertukaran zat pada proses pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kualitas air yang baik ditentukan berdasarkan kandungan oksigen terlarut dalam air yang tinggi. Untuk itu perlu adanya pengukuran untuk mengetahui kandungan oksigen terlarut dalam air, metode yang digunakan adalah metode elektrokimia. Metode tersebut dilakukan secara langsung untuk menentukan oksigen terlarut menggunakan alat Dissolved Oxygen Sensor dengan memperhatikan suhu dan salinitas sampel. Tipe sensor yang digunakan untuk memonitoring kadar oksigen terlarut yaitu Gravity Analog Dissolved Oxygen Sensor SKU SEN0237 yang dihubungkan dengan mikrokontroler arduino nano dan probe yang berisi NaOH 0,5 mol/L. Setelah mikrokontroler arduino nano dan probe terhubung dilakukan pengukuran dengan menentukan kejenuhan oksigen terlarut dalam air. Pengukuran dimulai pada detik pertama dengan nilai DO 8,25 mg/L, beranjak naik pada detik ke tiga puluh lima dengan nilai DO 10,08 mg/L, kemudian mulai stabil pada detik ke enam puluh satu dengan nilai DO 14,21 mg/L. Keadaan nilai DO stabil menandakan bahwa oksigen terlarut dalam air sudah mulai jenuh, menandakan bahwa Gravity Analog Dissolved Oxygen Sensor SKU SEN0237 dapat digunakan untuk menentukan kualitas air dalam pemenuh kebutuhan seperti kebutuhan medis , makanan, minuman, dan sistem akuakultur maupun akuaponik.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius.
HUET, H. B. . (1970). Water Quality Criteria for Fish Life Bioiogical Problems in Water Pollution. PHS. Publ, 160–167.
Iskandar Putra, Mulyadi, N. A. P. dan R. (2013). Peningkatan Kaapasitas Produksi Akuakultur Pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok Sp) Sistem Aquaponik. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 18, 1–10.
Novianto, D., Prajoko, S., Setiyowati, I., & Purnomo, E. (n.d.). Calibration of pH and Oxygen Sensors Applied to Aquaponic System. Borobudur Internation Symposium, 39, 1–6.
Salmin. (2005). Oksigen Terlarut ( DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan. 3, 21–26.
Siti Mariyam, Soleh Romdon, E. K. (2004). Teknik Pengukuran Oksigen Terlarut.pdf. Teknik Litkayasa Sumber Daya Dan Penangkapan, 2.
SWINGLE, H. S. (1968). Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, 379–406.
Sylvia, S., & Minggawati, I. (2010). Kualitas Air yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Nila ( Oreochromis sp .) di Kolam Beton dan Terpal. 5, 526–530.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/flux.v18i2.9997
Article Metrics
Abstract view : 17844 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 18431 times
Refbacks
Copyright (c) 2021 Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.
Association with:
Indexed by:
Jurnal Fisika FLux: Jurnal Ilmiah FMIPA Universitas Lambung Mangkurat is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.