PEMETAAN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN MANGROVE MENJADI LAHAN BUDIDAYA TAMBAK STUDI KASUS TAMBAK DESA SEBAMBAN BARU KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan mangrove menjadi lahan budidaya tambak. Penelitian ini dilakukan di Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Proses pengolahan citra Landsat ETM untuk pemetaan perubahan lahan mangrove dan tambak dari tahun 2001 dan 2010 menggunakan software ER Mapper versi 7.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan luas lahan mangrove di Desa Sebamban Baru dari tahun 2001 sampai tahun 2010. Tahun 2001 berdasarkan penafsiran citra luas mangrove 482.321 ha dan luas tambak 254.731 ha, sedangkan pada tahun 2010 terjadi perubahan pemanfaatan luas mangrove menjadi 346.814 ha dan tambak 368.542 ha. menyebabkan lahan mangrove menurun seluas 135.507 ha dan terjadi peningkatan luas tambak 135.507 ha. Dari aspek ekologi ditekankan bahwa penyusunan tata ruang wilayah pesisir di kawasan Kabupaten Tanah Bumbu harus memperhatikan kelestarian hutan mangrove, dan tetap melakukan kegiatan budidaya tambak dan tetap memelihara kelestarian mangrove dengan menetapkan rasio ketersediaan lahan mangrove bila dilokasi tersebut dibangun usaha tambak
The purpose of this study was to determine the change in mangrove use to aquaculture. The research was conducted in the village of Sebamban Baru, Sungai Loban District, Tanah Bumbu Regency of South Kalimantan Province. processing of Landsat ETM imagery for mapping mangrove and ponds land use change from 2001 and 2010 using ER Mapper software version 7.0.
The results showed that the change of mangrove land in the village of Sebamban Baru from 2001 to 2010. 2001 based on the interpretation of the image of vast mangrove 482,321 ha and 254,731 ha of ponds wide, whereas in 2010 there is a change widespread utilization of mangroves into fishponds 346,814 ha and 368,542 ha. cause land area of 135 507 ha of mangrove decline and an increase in ponds 135,507 hectares wide. From the ecological aspect is emphasized that the formation of spatial coastal areas in Tanah Bumbu district must consider the mangrove forests, and keep doing aquaculture activities and still maintain mangrove conservation by setting the ratio of mangrove land available if the location was built fishpond.Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.20527/fs.v2i3.1146
Article Metrics
Abstract view : 966 timesPDF - 983 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.