INDEKS KERENTANAN PESISIR DITINJAU DARI GEOMORFOLOGI, ELEVASI, DAN ANCAMAN GELOMBANG UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN EKOSISTEM PESISIR
Sari
ABSTRAK
Pantai Clungup merupakan kawasan konservasi dari hutan mangrove. Bentuk substrat di Pantai Clungup cukup beragam mulai pantai berpasir hingga bertebing. Kerentanan pesisir merupakan tingkatan suatu sistem yang mudah terdampak bencana atau tidak. Penelitian dilakukan menggunakan perhitungan indeks kerentanan pesisir (CVI) didukung dengan pembagian wilayah konsep sel sedimen. Konsep sel sedimen dilakukan dengan membagi 5 sel menurut bentuk geomorfologi pesisir. Variabel yang digunakan yaitu Geomorofologi pesisir, Nilai elevasi ketinggian, dan tinggi gelombang signifikan. Data geomorfologi merupakan hasil survei lapang, Data elevasi berupa data Tiff BIG, dan data tinggi gelombang dari European centre for medium-range weather forecasts (ECMWF). Berdasarkan penelitian Pantai Clungup memiliki indeks kerentanan yang berbeda pada setiap lokasi sel. Hasil nilai kerentanan pesisir pada sel 1 yaitu 1,83 dikategorikan rentan. Sel ini rentan karena berada di mulut teluk. Selanjutnya pada sel 2 senilai 2,89 dikategorikan cukup rentan. Sel 3 didapatkan hasil senilai 2,89 kategori yang dihasilkan yaitu cukup rentan. Pada sel 4 didapatkan nilai 1.73 yang berarti masuk kedalam kategori kurang rentan, hal ini di karenakan memiliki elevasi yang lebih tinggi. Kemudian sel 5 didapatkan nilai kerentanan senilai 3,16 sel ini dapat di kategorikan dalam golongan cukup rentan. Nilai kerentanan yang rendah menunjukkan indikator ketahanan ekosistem pada wilayah tersebut tinggi.
Kata kunci: CVI, ECMWF, Nilai Kerentanan, Perhitungan Indeks, Sel Sedimen.
ABSTRACT
Clungup Beach is a conservation area. It has quite a variety of substrate forms ranging from sandy beaches to cliffs. Coastal vulnerability is the level of a system that is easily affected by disasters or not. The research was conducted using the calculation of the coastal vulnerability index supported by the concept of sediment cells. The concept of sediment cells is carried out by dividing 5 cells according to the form of coastal geomorphology. The variables used are coastal geomorophology, elevation values, and significant wave heights. Geomorphological data is the result of field surveys, elevation data in the form of Tiff BIG data, and wave height data from the European center for medium-range weather forecasts. The results of the Clungup Beach research have different vulnerability indexes. The value of coastal vulnerability in cell 1, namely 1.83, is categorized as vulnerable, because it is located at the mouth of the bay. Furthermore, in cell 2, the value of 2.89 is categorized as quite vulnerable. In cell 3, the resulting 2.89 categories were quite vulnerable. In cell 4, it is obtained 1.73, which means it is included in the less vulnerable category, this is because it has a higher elevation. Then cell 5 got the value of 3.16 these cells can be categorized as quite vulnerable. A low vulnerability value indicates a high indicator of ecosystem resilience in the area.
Keywords: CVI, ECMWF, Index calculation, Sediment cells, Vulnerability index.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Agustin, S., Syamsidik, & Fatimah, E. (2016). Penilaian Indeks Kerentanan Fisik Wilayah Pesisir Pantai Barat - Selatan Aceh. Jurnal Teknik Sipil, 5(1), 71–80.
Alfansuri, T., & Zuliari, E. A. (2014). Kajian Potensi Tenaga Gelombang Laut Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik di Perairan Malang Selatan. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan II, 479–487.
Bengen, D. G. (2002). Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB.
Bridges Wagner, P. W., Burks-Copes, K. A., Bates, M. E., Collier, Z.A. Fischenich, C. J., Gailani, J. Z., Leuck, L. D., Piercy, C. D., Rosati, J. D., RUsso, E. J., Shafer, D. J., Suedel, B. C., Vuxton, E. A., & Wamsley, T. V. . (2015). Use of Natural and Nature-Based Features (NNBF) for Coastal Resilience, North Atlantic Coast Comprehensive Study: Resilient Adaptation to Increasing Risk (Issue January).
Dahuri, D. I. H. R. M. S., Prof Dr. Ir. Jacub Rais, M. S., Sc., I. S. P. G. M., Sitepu., & J., D. M. (2001). Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT Pradnya Paramita.
Djunaedi, A., & Basuki, M. N. (2002). Perencanaan Pengembangan Kawasan Pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(3), 225–231.
Effendi, R., Salsabila, H., & Malik, A. (2018). Pemahaman Tentang Lingkungan Berkelanjutan. Modul, 18(2), 75. https://doi.org/10.14710/mdl.18.2.2018.75-82
Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kabupaten Malang, Rencana Program Investasi Jangka Menengan (RPIJM) 1 (2015).
Gornitz, V. (1990). Vulnerability of the East Coast, U.S.A. to future sea level rise. Journal of Coastal Research, 9, 201–237.
Hamuna, B., Sari, A. N., & Alianto, A. (2018). Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Ditinjau dari Geomorfologi dan Elevasi Pesisir Kota dan Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 6(1), 1. https://doi.org/10.14710/jwl.6.1.1-14
Handiani, D. N., Darmawan, S., Heriati, A., & Aditya, Y. D. (2019). Kajian Kerentanan Pesisir Terhadap Kenaikan Muka Air Laut di Kabupaten Subang. Jurnal Kelautan Nasional, 14(3), 145–154. https://doi.org/10.15578/jkn.v14i3.7583
Handiani, D. N., Darmawan, S., Hernawati, R., Suryahadi, M. F., & Aditya, Y. D. (2018). Identifikasi Perubahan Garis Pantai dan Ekosistem Pesisir di Kabupaten Subang. Reka Geomatika, 2017(2), 61–71. https://doi.org/10.26760/jrg.v2017i2.1765
Imran, A., & Efendi, I. (2016). Inventarisasi Mangrove di Pesisir Pantai Cemara Lombok Barat. JUPE, 1(1), 105–112.
Isdianto, A., Citrosiswoyo, W., & Sambodho, K. (2014). Zonasi Wilayah Pesisir Akibat Kenaikan Muka Air Laut. Jurnal Permukiman, 9 No. 3(03 September), 148–157. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31815/jp.2014.9.148-157
Isdianto, A., & Luthfi, O. M. (2020). Persepsi dan Pola Adaptasi Masyarakat Teluk Popoh Terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE, 5(2), 77. https://doi.org/10.20956/jiks.v5i2.8935
Isdianto, A., Luthfi, O. M., Haykal, M. F., & Supriyadi. (2020). Sea Temperature and Current During Transitional Season to Support The Resilience of Coastal. Jurnal Education and Development, 8(3), 80–85.
Joesidawati, M. I. (2016). Vulnerability Assessment of Tuban District Coastal Areas To the Damaging Threat. Jurnal Kelautan, 9(2), 188–198.
Kaly, U., Pratt, C., & Mitchell, J. (2004). The Environmental Vulnerability Index (EVI) (Issue December).
Lautetu, L. M., Kumurur, V. A., & Warouw, F. (2019). Karakteristik Permukiman Masyarakat Pada Kawasan Pesisir Kecamatan Bunaken. Jurnal Spasial, 6(1), 126–136.
Marwasta, D., & Priyono, K. D. (2016). Analisis Karakteristik Permukiman Desa-Desa Pesisir di Kabupaten Kulonprogo. Forum Geografi, 21(1), 57–68. https://doi.org/10.23917/forgeo.v21i1.1819
Pendleton, B. E. A., Thieler, E. R., Williams, S. J., Norton, G. A., Survey, U. S. G., & Beavers, R. (2005). Coastal Vulnerability Assessment of Gateway National Recreation Area ( GATE ) to Sea-Level Rise Open-File Report 2004-1257 U . S . Department of the Interior.
Purbani, D., Salim, H. L., Putu, L., Savitri, A., Kusuma, C., Tussadiah, A., Subandriyo, J., Tengah, P. J., & Karimunjawa, K. (2019). Ancaman Gelombang Ekstrim dan Abrasi Pada Penggunaan Lahan di Pesisir Kepulauan Karimunjawa ( Studi Kasus : Pulau Kemujan , Pulau Karimunjawa , Pulau Menjangan Besar Dan Pulau Menjangan Kecil ) the Extreme Waves and Abrasion Hazards on Coastal Land Use At. Jurnal Kelautan Nasional, 14(1), 33–46.
Peraturan Kepala BMKG No: KEP. 009 Tahun 2010 Tentang Gelombang Ekstrem. Jakarta: BMKG.
Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko.
Rahmayana, L., & Handayani, W. (2019). Dalam Menghadapi Penyusutan Laguna Segara Aanakan Coastal Community Resilience Index of Kampung. Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota, 15(2), 96–107.
Saptiadi, I. M. (2017). Kajian Tentang Penguasaan Tanah Pantai Dan Penguasaan Wilayah Pesisir Di Indonesia. Jurnal Teknologi, 16(2), 2122–2130.
Suprapto, O., Harahap, S., & Herawati, T. (2016). Analisis Kerentanan Fisik Pantai di Pesisir Garut Selatan Jawa Barat. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Unpad, 7(2), 51–57.
Trinanda, T. C. (2017). Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia dalam Rangka Pembangunan Berbasis Pelestarian Lingkungan. Matra Pembaruan, 1(2), 75–84. https://doi.org/10.21787/mp.1.2.2017.75-84
Walker, B., Gunderson, L. H., Kinzig, A., Folke, C., Carpenter, S., & Schultz, L. (2006). A Handful of Heuristics and Some Propositions for Understanding Resilience. Ecology and Society, 11(1), 13.
Wong, P. P., Losada, I. J., Gattuso, J.-P., Hinkel, J., Khattabi, A., McInnes, K., Saito, Y., & Sallenger, A. (2014). Chapter 5: Coastal Systems and Low-Lying Areas. Ipcc Wgii Ar5, . 361-409.
Yanti, V., Mailianda, E., & Syamsidik, S. (2019). Analisis Pengaruh Parameter Fisik Terhadap Indeks Kerentanan Pantai (Cvi) Di Kawasan Pantai Banda Aceh Dan Sekitarnya (Studi Kasus Pada Kawasan Ujung Pancu Sampai Ujung Batee). Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 2(2), 123–133. https://doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13212
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jukung.v8i2.14912
Article Metrics
Sari view : 1064 timesPDF - 1858 times
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) by http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jukung is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats