Pergeseran Sistem Pewarisan Tari Topeng Banjar dalam Tradisi Manopeng Banyiur di Banjarmasin
Abstract
Intisari. Budaya seni topeng yang ada di daerah Kalimantan Selatan yang disebut Topeng Banjar yang diselenggarakan dalam bagian sajian Manopeng yang diwariskan turun-temurun oleh keturunan pelaku tradisinya telah mengalami pergerseran sistemik. Penelitian etnokoreologi ini difokuskan pada pergeseran sistem pewarisan tari Topeng Banjar dalam upacara Manopeng di Desa Banyiur Luar di Banjarmasin. Berdasarkan pengamatan sistem pewarisan yang dulunya hanya lingkup informal, dewasa ini telah meluas ke lingkup pendidikan formal dan non formal. Sistem pewarisan yang dapat disentuh oleh eksternal adalah pewarisan yang tidak bersifat sakral dalam lingkup tradisi ritual.
Kata Kunci: sistem pewarisan, tari topeng Banjar, etnokoreologi, manopeng
Abstract. The mask arts culture owned by South Kalimantan, called Topeng Banjar, which are held in the Manopeng presentation section that is passed down from generation to generation by the descendants of the traditional actors, have experienced systemic shifts. This ethnocoreological research focuses on the shifting inheritance system of Topeng Banjar dance in the Manopeng ceremony in Banyiur Luar Village in Banjarmasin. Based on observations, the inheritance system, which used to be informal, has now expanded to the scope of formal and non-formal education. The inheritance system that can be touched by the external is the non-sacred inheritance within the scope of ritual traditions.
Keywords: inheritance system, Banjar mask dance, ethnocoreology, manopeng
Full Text:
PDFReferences
Alwasilah, A. C. (2002). Pokoknya Kualitatif. PT. Dunia Pustaka Jaya.
Amka., Hartini, B. (1986). Upacara Manuping Di Kelurahan Basirih Banjarmasin. Perpustakaan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan. Kanwil Depdikbud Propinsi Kalimantan Selatan Bidang Sejarah Dan Tradisional.
Ideham, M. S. dkk. (2005). Urang Banjar Dan Kebudayaannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan dan Pustaka Banua.
Kasmahidayat, Y. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara. CV. Bintang WarliArtika.
Maman, M. (2012). Topeng Banjar. : UPT Taman Budaya KalSel, Disporabudpar Prop. KalSel bekerjasama dengan Pustaka Banua.
Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Humanika, 23(1), 61. https://doi.org/10.14710/humanika.23.1.61-79
Soedarsono, R. M. (2007). Penegakan Etnokoreologi sebagai Sebuah Disiplin. Etnokoreologi Nusantara: batasan kajian, sistematika, dan aplikasi keilmuannya (R. M.Pramutomo (ed.)). ISI Press.
Suanda, E. (2005). TOPENG: Buku Pelajaran Nusantara untuk Kelas X. Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
Sudayasa, I Made., Frank, S. A. K., Rumansara, E. H. (2021). CENDERAWASIH : II(2), 99–119.
Sumaatmadja, N. (2000). Manusia dalam konteks sosial budaya dan lingkungan hidup. Alfabeta.
Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks (revisi). Sunan Ambu Press. STSI Bandung.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Kalimantan Selatan). (2009). Sekilas Tentang Seni Tradisi Kalimantan Selatan. UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jps.v9i1.19456
Article Metrics
Abstract view : 90 timesPDF - 186 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by
View Our Stats