Perkembangan Etnomusikologi di Indonesia: Review Tiga Disertasi
Abstract
Perkembangan Etnomusikologi di Indonesia selama ini belum dapat dibaca dengan jelas, karena tidak adanya parameter dan tolok ukur ideal. Dengan demikian, dibutuhkan upaya untuk mengetahui sejauh mana Etnomusikologi dan dunia kajian musik telah hadir, eksis dan berubah dari waktu ke waktu. Artikel ini, berusaha menyajikan review penelitian-penelitian etnomusikologi dan kajian musik mutakhir, terutama dalam konteks penggunaan aplikasi teori. Tiga naskah terpilih adalah disertasi dari Aton Rustandi Mulyana tentang fenomena Ramen di Indramayu, Zulkarnain tentang Khejungan di Madura Barat, serta Bambang Sunarto tentang epistemologi penciptaan musik. Pemilihan tiga disertasi tersebut didasarkan pada alasan, karena ketiganya menempatkan musik dalam kerangka dan perspektif yang berbeda sehingga dapat memungkinkan terbentuknya suatu wacana dan paradigma yang baru. Review ini adalah upaya pembacaan, tidak sekadar mengulas, namun juga melakukan kritik dan koreksi terhadap persoalan, wacana, paradigma, dan teori yang digunakan. Hasil dari review tiga disertasi tersebut menunjukkan bahwa dunia etnomusikologi dan kajian musik di Indonesia telah mengalami perluasan objek kajian, tidak semata menempatkan musik sebagai teks yang diteliti, namun juga pada sisi konteksnya seperti masyarakat, sosial, politik dan kultural.
Kata kunci: etnomusikologi, kajian musik, keramaian, gaya nyanyian, epistemologi penciptaan seni
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Ahimsa-Putra, H. S. “Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosial- Budaya: Sebuah Pemetaan”. Makalah dipresentasikan dalam pelatihan “Metodologi Penelitian”, diselenggarakan oleh CRCS-UGM, di Yogyakarta tanggal 12 Februari-19 Maret 2007.
Alan Lomax. Cantometrics: An Approach to The Anthropology of Music. Audiocassettes and A Handbook. California: The University of California, Extention Media Center Berkeley. 1976.
Alan P. Merriam berjudul The Anthropology of Music. Chicago North: Western University Press. 1964.
Aton Rustandi Mulyana. Ramé: Estetika Kompleksitas dalam Upacara Ngarot di Lelea Indramayu. Disertasi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa, UGM, 2013.
Bambang Sunarto. “Epistemologi Karawitan Kontemporer Aloysius Suwardi”. Disertasi pada S3 Fakultas Filsafat, UGM, 2010.
Cristhoper Small, Musicking; the Meanings of Performing and Listening. Middletown, Connecticut: Wesleyan University Press. 1998.
Ilya Prigogine and Isabelle Stengers, Order Out Of Chaos, Man’s New Dialogue With Nature. Toronto: Bantam Books. 1984.
J.H. Holland, Hidden Order: How Adaptation Builds Complexity. New York: Helix Books, 1995.
Jacob Sumardjo, Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press. 2006.
Johan Huizinga, Homo Ludens, Fungsi dan Hakekat Permainan Budaya, terj. Hasan Basari. Jakarta: LP3ES. 1990.
Marc Benamou. “Rasa in Javanese Musical Aesthetics”. Ph.D. Dissertation University of Michigan. UMI Microform copyright. 1999.
Patrice Guinard, “Critical Analysis of Peirce's Semiotics and an Ontological Justification of the Concept of the Impressional” dalam http://cura.free.fr/16peiren.html. Diunduh pada 22 Desember 2009.
Wim van Zanten. Sundanese Music in The Cianjuran Style, Anthropological and Musicological Aspect of Tembang Sunda. Dordrecht-Holland/ Providence-U.S.A: Foris Publications. 1989.
Zulkarnain Mistortoify. “Ong-Klaongan dan Lè Kalèllèan: Estetika Kèjhungan Orang Madura Barat”. Disertasi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa, UGM, 2014.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jps.v2i2.5204
Article Metrics
Abstract view : 1477 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 618 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by
View Our Stats