Pemanfaatan Tumbuhan Teratai (Nymphaea) di Desa Tambak Baru Ilir, Martapura, Kabupaten Banjar
Abstract
Lotus, classified as Nymphaea, is hydrophyte plant with high potencies. The aim of the study is to discover the utilization and processing of lotus plant, and to determine the secondary metabolite of Nymphaea pubescens Willd. and N. nouchali Brum F. The methods used were by doing survey and direct interview with semi-structural technic by fulfilling questionnaire data. Selection of respondents was done by simple random sampling method. Sample taking was done by purposive sampling which considered the sample existence that could represent those lotus plants. The results showed that the utilization of N. pubescens is mostly around 47% by boiling, pounding, and sauteing them meanwhile the utilization of N. nouchali Brum F is mostly around 73% by boiling and sauteing them. Parts of the lotus plant used are seed and stem. Leaves of N. pubescens are used for healing dysentery by making them for drink. Seeds of N. pubescens have potencies in increasing functions of heart and lymph, improving stamina, anti-aging, curing diarrhea, and desentery.
References
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
Assik, N, A. 1999. Pengenalan Beberapa Jenis Teratai dan Analisa Potensi Hayati Sebagai Sumber Pangan dan Pakan. Buletin THP No 1 Volume VI.
Aulia, A. (2012)
http://lib.ui.ac.id/digital/20355052-S-AuliaAyuandira2012.pdf
Diakses tanggal 15 Agustus 2017
BPS Kalimantan Selatan. 2000. Biru Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Banjarmasin.
Budiarti, S. dan Mubarik, N. R. 2007. Extracelluler protease activity of Enteropathogenic Escherichia coli on mucin substrate. Short Communication. HAYATI J.Biosciences, 14(1):36-38.
Cowan, M.M. 1999. Plants products as antimicrobial agents.Clinical Microbiology Reviews: 564-582.
Departemen Kesehatan 1997. Inventaris Tanaman ObatIndonesia (IV). Depkes Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan, Jakarta.
Fitri. 2015. Gambaran Struktur Anatomis dan Uji Histokimia serta Aktivitas Antioksidan Tangkai Bunga Teratai (Nymphaea pubescens Willd.). Skripsi. MIPA. Universitas Lambung Mangkurat.
Fitrial, Y. 2009. Analisis Potensi Biji dan Umbi Teratai (Nymphaea pubescens Willd) Untuk Pangan Fungsional Prebiotik dan Antibakteri E.coli Enteropatogenetik KI. 1. Bogor. IPB
Fitrial, Y., et all. (2008). Aktivitas antibakteri ekstrak biji teratai (Nymphaea pubescens Willd) terhadap bakteri patogen penyebab diare. J.Teknol. dan Industri Pangan 19 (2): 158-164.
Fitrial, Y., et all. 2008). Aktivitas Anti bakteri Ekstrak Biji Teratai (Nymphaea pubescens Willd) Terhadap Bakteri Patogen Penyebab Diare. J. Teknol dan Industri Pangan. Vol. XIX No. 2
Grieve, M. (2004). Monograph A Modern Herbal.
www.herbdatan2.com. 15 Februari 2015.
Hanani, E., et all. 2006. Uji Aktivitas Antioksidan Beberapa Spons Laut dari Kepulauan Seribu. Jurnal Bahan Alam Indonesia.5 (1) Jan (Inpress) 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Spons Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 (3) : 217-133.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomis Tanaman Berbiji, ITB. Bandung.
Hughes (2004). Lily White Pond.
www.botanical.com. 23 Februari 2004.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1993. Strategi Nasional Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Jakarta.
Khairina, R. & Y. Fitrial, 2002. Produksi dan kandungan gizi biji teratai (Nymphaea pubescens Wild) tanaman air yang terdapat di hulu sungai utara. Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian UNLAM 2:77-88.
Manning, T.S. & Gibson, G.R. 2004. PrebioticsBest Practice and Research Clinical Gastroenterology 18(2):287-298.
Marianto. 2001. Tanaman Air. Jakarta. Penerbit PT Agro Medika Pustaka.
Nasution, R. E. 1992. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani Departemen Pendidikan dan kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan Nasional RI-Jakarta.
Nuraini. A. D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan dariBiji Teratai (Nymphaea pubescens Willd). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Octaviani, R. 2007. Profil kromatogram dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) terhadap bakteri Escherichia coli in vitro. http:// eprints.undip.ac.id/22663 /1/Rima.pdf. Diakses 20 Agustus 2017.
Ruang Berkas com. 2012. Kandungan Tanaman Teratai. Tersedia di:
http://www.khasiatbuahcom/teratai. html Diakses 20 Februari 2015.
Sastrapradja & Bimantoro. 1981. Tumbuhan Air. Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor.
Steenis, G. G. G. J. Van. 2003. Flora. PT Pradnya Paramitha. Jakarta. Hal. 136.
Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian.Alfabeta, Bandung.
Sukenti, K. Guharja, E dan Purwanto Y. 2004. Kajian Etnobotani Serat Centhini Journalof Trofical Ethnobiology. Vol 11 No.1 Januari 2004. Lipi, Bogor.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Tyastuti C.N,. et all. 2011. Pendayagunaan “PRE- URAT” (Prebiotik Umbi Teratai (Nymphaea pubescens Willd) ) Untuk Meningkatkan Viabilitas Probiotik dalam Produk Yogurt Prebiotik dan Probiotik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Supartha, N. O. 1998. Fungsi Tumbuh – tumbuhan dalam Upacara Agama
Hindu. Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III. Denpasar.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Yisa, Jonathan. 2009. Phytochemical Analysis and Antimicrobial Activity Of Scoparianduculas and Nymphae lotus. Australia Journal Of Basic and Applied Scrences, 3(4):3975-3879.
Zopf, D. & Roth, S. 1996. Oligosaccharide anti-infective agents. Lancet 347:1017-21.
DOI: https://doi.org/10.20527/b.v14i1.4012
Refbacks
- There are currently no refbacks.