Pemahaman Wajib Belajar 12 Tahun di Sekolah Bawang Banjarmasin

Mahmudah Hasanah, Mutiani Mutiani

Abstract


Wajib belajar (Wajar) 12 tahun merupakan hak bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan Wajar 12 tahun  diharapkan mampu mendorong peningkatan mutu lulusan dan mutu pendidikan di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman wajar 12 tahun melalui pendampingan yang dilakukan di Sekolah Bawang Banjarmasin. Pemilihan lokasi didasari oleh peserta didik di Sekolah Bawang didominasi oleh anak gelandangan, kuli angkut, maupun remaja putus sekolah. Pelaksanaan pendampingan dilakukan setiap hari sabtu pada 21 April dan 12 Mei 2018. Penyampaian materi digunakan metode ceramah bervariasi serta mengedepankan prinsip pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013. Hasil pengabdian dipaparkan, yakni; 1) peserta didik yang mengenyam pendidikan di Sekolah Bawang Banjarmasin didominasi oleh masyarakat yang kurang mampu bekerja di Pasar Lima sebagai juru parkir, kuli angkut, buruh kupas bawang, 2) Sekolah Bawang Banjarmasin banyak memiliki buku yang tidak up to date sehingga tidak menarik perhatian peserta didik, dan 3) lingkungan di Sekolah Bawang Banjarmasin sangat kumuh. Hal ini dikarenakan lokasi berdekatan dengan pasar. Pengabdian masyarakat memberikan motivasi bagi peserta didik yang belajar di Sekolah Bawang karena mereka diberikan pengalaman belajar dengan metode yang beragam. Pengabdian masyarakat sebagai langkah konkret bentuk kepedulian sosial dari lembaga Program Studi Pendidikan IPS FKIP ULM.


The 12-year compulsory education is a right for all Indonesian people. Implementation of the 12-year Fair is expected to be able to encourage improvement in the quality of graduates and the quality of education in Indonesia. This article aims to describe a reasonable understanding of 12 years through mentoring conducted at the Sekolah Bawang, Banjarmasin. The location selection is based on students in Sekolah Bawang which are dominated by homeless children, porters, and teenagers who drop out of school. The assistance is carried out every Saturday on April 21 and May 12, 2018. The submission of material used varied lecture methods and emphasizes the principles of the scientific approach in the 2013 curriculum. Service results are presented, namely; 1) students who study in Sekolah Bawang are dominated by people who are less able to work in Pasar Lima as parking attendants, porters, onion peel workers, 2) Sekolah Bawang have many books that are not up to date so that they do not attract the attention of participants students, and 3) the environment in Sekolah Bawang is very dirty. This is because the location is close to the market. Community service motivates students who study at Sekolah Bawang because they are given learning experiences with a variety of methods. Community service as a concrete step in the form of social care from the Social Studies Department FKIP ULM.


Keywords


Pendidikan; Wajib belajar; pengalaman belajar

Full Text:

PDF

References


Aeni, K., Zamroni, Z., & Zuchdi, D. (2016). Pendayagunaan modal sosial dalam pendidikan karakter. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 30-42.

Aulia, S. (2013). Desentralisasi Kebijakan pendidikan (studi tentang pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di kota surabaya pada tingkat pendidikan menengah dan kejuruan). Jurnal Politik Mud.

Citra, Y. (2012). Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(1), 237-249.

Hasanah, Y. M., & Jabar, C. S. (2017). Evaluasi program wajib belajar 12 tahun pemerintah daerah Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 228-239.

Khoeriyah, I. F., & Nurmandi, A. (2016). Evaluasi program wajib belajar 9 tahun pada sekolah negeri dan sekolah swasta (studi kasus di sekolah dasar negeri dan sekolah dasar muhammadiyah di Kota Yogyakarta). Journal of Governance and Public Policy.

Mutiani, M. (2017). Education and multiculturalism: The road ahead harmony in globalization. In 1st International Conference on Social Sciences Education-" Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland Environment"(ICSSE 2017). Atlantis Press.

Pribadi, R. E. (2015). Implementasi sustainable development goals (sdgs) dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Papua. E-Journal Ilmu Hubungan Internasional,(5 (3), 917-923.

Raharjo, S. B. (2012). Evaluasi trend kualitas pendidikan di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 16(2), 511-532.

Rahman, A. M., Mutiani, M., & Putra, M. A. (2019). Pengaruh kompetensi pedagogik dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, 10(2), 375-387.

Ramdhani, M. A. (2017). Lingkungan pendidikan dalam implementasi pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan UNIGA, 28-37.

Saat, S. (2015). Faktor-faktor determinan dalam pendidikan (studi tentang makna dan kedudukannya dalam pendidikan. Al-Ta'dib, 1-17.

Subiyakto, B., & Mutiani, M. (2019). Internalisasi nilai pendidikan melalui aktivitas masyarakat sebagai sumber belajar ilmu pengetahuan sosial. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 17(1), 137-166.

Suti, M. (2011). Strategi peningkatan mutu di era otonomi pendidikan. Jurnal Medtek, 3(2), 1-6.

Ulfatin, N., Mukhadis, A., & Imron, A. (2010). Profil wajib belajar 9 tahun dan alternatif penuntasannya. Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.




DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v1i1.1783

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under
Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0

From March 27, 2020 to June 3, 2020
View My Stats

From Juni 4, 2020 to the present (updated stats)
View My Stats