Bimbingan Teknis Pembuatan Nata de piel batatas dari Kulit Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Abstract
Kulit ubi jalar biasanya hanya dibuang sebagai limbah ke lingkungan, atau kadang dijadikan sebagai makanan ternak. Kulit ubi jalar sebenarnya masih menyisakan bahan-bahan yang dapat dijadikan medium biakan bakteri Acetobacter xylinum untuk menghasilkan nata. Akan tetapi informasi dari sekolah yang disurvey umumnya belum memiliki pengetahuan langkah-langkah untuk memanfaatkan kulit ubi jalar tersebut dan keterbatasan alat serta bahannya. Telah dilakukan kegiatan Bimbingan teknis cara pembuatan nata yang berbahan dasar kulit ubi jalar kepada guru-guru biologi dan siswa-siswi SMA/sederajat se-kabupaten Tanah Laut dan sekitarnya. Proses pembuatan nata mengacu pada teknik dasar pembuatan nata oleh (Saragih, 2004). Metode kegiatan bimbingan teknis dengan cara: 1) pemaparan materi tentang nata dan cara pembuatan nata; 2) Demonstrasi secara virtual pembuatan nata de piel batatas melalui tayangan video; Kegiatan diikuti oleh 68 peserta yang meliputi guru dan siswa dari 5 SMA Negeri dan 1 MAN serta dari Politeknik yang ada di Kabupaten Tanah Laut. Hasil bimbingan menunjukkan bahwa peserta memahami cara membuat nata de piel batatas yang berasal dari kulit ubi jalar. Berdasarkan jawaban angket yang diberikan setelah bimbingan, sebanyak 74,2% peserta menyatakan memahami cara membuat nata de piel batatas yang berasal dari kulit ubi jalar dan sangat setuju dengan kegiatan ini. Peserta memberikan respon yang positif dan 71,2% berminat untuk mencoba membuatnya.
Sweet potato skin is usually only dumped as waste into the environment or sometimes used as fodder. Sweet potato skin still leaves ingredients that can be used to breed bacteria Acetobacter xylinum to produce Nata. However, in school do not know measures to use the sweet potato skin and the limitations of tools and materials. Technical guidance on how to make sweet potato skin-based Nata has been conducted to biology teachers and high school students/equivalents in Tanah Laut and surrounding districts. Making Nata refers to the basic techniques of making Nata by (Saragih, 2004). Methods of technical guidance activities through: 1) exposure of material about Nata and how to make nata; 2) Virtual demonstration of the making of Nata de piel batatas through video viewing; The activity was attended by 68 participants including teachers and students from 5 public high schools and 1 MAN as well as from polytechnics in Tanah Laut Regency. Based on the evaluation after guidance, 74.2% of participants stated that they understood how to make Nata de piel batatas from sweet potato skins and strongly agreed with this activity. Participants gave a positive response, and 71.2% were interested in trying to make it.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amelia, R. (2016). Pemanfaatan sari kulit kentang dan sari kulit wortel sebagai media pembuatan Nata de Piel Patatas dan Nata de Piel Zanahorias terhadap kualitas Nata. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Amintarti, S., & Ajizah, A. (2016). Pelatihan pemanfaatan limbah cair tapioka sebagai media pembuatan nata de cassava terhadap siswa kelas xii sma pgri kabupatan tanah laut. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Amintarti, S., & Ajizah, A. (2017). Potensi berbagai limbah organik sebagai media pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam membentuk serat nata: Aplikasi materi Bioteknologi. Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 372–379. Banjarmasin: Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Amintarti, S., Ajizah, A., & Kaspul, K. (2019). Pelatihan pembuatan nata de coco kepada siswa SMA Negeri 1 Jorong. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 66–72.
Azizah, A. (2016). Perbandingan sari kulit buah nanas dan sari kulit buah semangka sebagai media pembuatan Nata De Pina dan Nata De Watermelon terhadap kualitas Nata. Banjarmasin: Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Fermanda, Z. (2011). Penentuan kondisi optimum pembawa Nata de Ipomoea dari campuran kulit ubi jalar putih dan merah (Ipomoea batatas) menggunakan Acetobacter xylinum. Skripsi Sarjana Kimiia FMIPA Universitas Andalas Padang, Banjarmasin.
Hilaliah, A. (2016). Pemanfaatan kulit ubi jalar sebagai bahan dasar pembuatan Nata de Piel Batatas dan pengaruhnya terhadap kualitas Nata. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Nadiyah, N., Kridianto, K., & Ajizah, A. (2018). Kemampuan bakteri Acetobacter xylinum dalam mengubah karbohidrat pada limbah padi (bekatul) menjadi selulosa. Bioscientiae, 2(2), 37–47.
Nurdyansyah, F., & Widyastuti, D. A. (2017). Pengolahan limbah air kelapa menjadi nata de coco oleh ibu kelompok tani di kabupaten kudus. Jurnal Kewirausahaan Dan Bisnis, 21(11).
Sari, D. (2019). Pelatihan pembuatan bibit nata Acetobacter xylinum dengan menggunakan nanas dan kecambah kacang hijau di industri keripik tempe dan tempe di kampung Sanan kota Malang. JPM Pambudi, 3(1), 59–63.
Seumahu, C. A., Suwanto, A., & Suhartono, M. T. (2005). Dinamika populasi Acetobacter selama proses fermentasi nata de coco. Microbiology Indonesia, 10(2), 75–78.
Tari, A. I. N., Handayani, C. B., & Hartati, S. (2010). Pembuatan Nata de Coco: Tinjauan Sumber Nitrogen terhadap Fisiko-Kimianya. Widyatama, 2(19), 107–121.
Zahrah, A. dan K., & Rachma, A. (2015). Pembuatan nata de purple sweet potatoes dari ubi jalar ungu (ipomoea batatas poiret. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia. Universitas Negeri Surakarta.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v3i4.3844
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |