Pluralisme sebagai Sikap Sadar: Memaknai Bersama Nilai Kebangsaan dalam Organisasi Ekstra Kampus di Bandar Lampung
Abstract
Organisasi mahasiswa ekstra kampus merupakan salah satu wadah bagi orang muda terdidik untuk berlatih hal keorganisasian. Namun demikian, pengetahuan dan keterampilan berorganisasi saja tidak cukup, karena suatu saat mereka dimungkinkan terlibat dalam organisasi publik, swasta maupun masyarakat sipil. Pengenalan dan kecintaan pada tanah air dan bangsanya merupakan aspek yang amat penting, terlebih di tengah gencarnya penyebaran gagasan-gagasan yang dapat menganggu suasana kebhinekaan Indonesia. Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi mereka mengidentifikasi kembali dan mencari cara internalisasi nilai kebangsaan secara kekinian. Kegiatan yang berbentuk workshop ini menggunakan pendekatan partisipasi aktif. Sasaran dari kegiatan pengabdian ini adalah para mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus di Bandar Lampung. Secara umum, para peserta mengalami pengalaman toleran, dua orang pernah mendapatkan perlakuan intoleran di masa anak-anak dan remaja. Para partisipan memahami dan mempraktikan sikap toleransi, sebagai nilai dasar dalam kebhinekaan. Penyebaran nilai kebangsaan menghadapi tantangan; fanatisme, tingkat pendidikan, sikap apatis para agent of change dan kepentingan kelompok. Solusi dan cara yang ditawarkan adalah edukasi formal dan informal serta mengoptimalkan teknologi informasi dan mereka berperan menjadi agen perubahan di dalamnya. Implikasi dari hasil pengabdian ini, selin melalukan workshop lanjutan yaitu melakukan agenda riset bersama tentang praktik nilai-nilai kebangsaan dan toleransi untuk memproduksi pengetahuan baru dan memasukan nilai kebangsaan dan toleransi dalam kurikulum pendidikan setiap organisasi kemahasiswaan.
Extra-campus student organizations are a place for young educated people to practice organizational matters. However, knowledge and organizational skills alone are insufficient because they may be involved in public, private, and civil society organizations one day. Introduction and love for the homeland and its people are essential, especially amid the incessant spread of ideas that can disrupt the atmosphere of Indonesia's diversity. This activity aims to facilitate them to re-identify and find ways to internalize national values in a contemporary way. This activity, in the form of a workshop, uses an active participation approach. This service activity targets students who are active in extra-campus organizations in Bandar Lampung. In general, the participants experienced a tolerant experience; two people had received intolerant treatment in childhood and adolescence. The participants understand and practice tolerance as a fundamental value in diversity. The spread of national values faces challenges; fanaticism, education level, the apathy of change agents and group interests. The solutions and methods offered are formal and informal education and optimizing information technology, and they play a role as change agents. The implication of the results of this service, apart from holding a follow-up workshop, is to conduct a joint research agenda on the practice of national values and tolerance to produce new knowledge and include national values and tolerance in the educational curriculum of each student organization.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BPIP. (2020). BPIP: Kasus intoleransi di indonesia selalu meningkat. BPIP.
Faedlulloh, D. (2015). Homo cooperativus: Redefinisi makna manusia indonesia. Proceedings Masa Depan Manusia Indonesia: Prospek Dan Pemberdayaan. Jakarta: Universitas Paramadina.
Hasibuan, H. A. (2021). Pendidikan kewarganegaraan: internalisasi nilai toleransi untuk mencegah tindakan diskriminatif dalam kerangka multikultural. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 440–453.
Huda, U., Haryanto, T., & Haryanto, B. S. (2018). Strategi penanggulangan radikalisme di perguruan tinggi kabupaten banyumas. Prosiding Seminar Nasional Dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VIII.
Kesuma, Guntur Cahaya Amirudin, A., Subandi, S., Lazwardi, D., &
Istihana, I. (2019). Deradikalisasi paham agama melalui organisasi ekstra kampus di universitas islam negeri raden intan lampung. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 4(2), 155–166.
Mufti, D. F. (2018). Internalisasi nilai nasionalisme mahasiswa melalui organisasi ekstra kampus (deskriptif pada pergerakan mahasiswa islam indonesian cabang tulungagung). Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2), 57-64.
Soepandji, K. W., & farid, muhammad. (2018). Konsep bela negara dalam perspektif ketahanan nasional. Jurnal Hukum & Pembangunan, 48(3), 436–456.
Supriyono, S., Prakoso, L. Y., & Sianturi, D. (2020). Pentingnya penanaman nilai-nilai kebangsaan bagi masyarakat pesisir pulau terdepan sebagai upaya keikutsertaan warga negara dalam bela negara. Jurnal Strategi Pertahanan Laut, 6(3), 117-132.
Umra, S. I. (2019). Penerapan konsep bela negara, nasionalisme atau militerisasi warga negara. Lex Renaissance, 4(1), 164–178.
Wahid Foundation. (2016). Potensi radikalisme di kalangan aktivis rohani islam di sekolah-sekolah negeri. Wahid Foundation.
Widiastuti. (2013). Analisis swot keragaman budaya indonesia. Jurnal Ilmiah Widya, 1(1), 8-14.
Wiratmaja, I. N., Suacana, I. W. G., & Sudana, I. W. (2021). Penggalian nilai-nilai pancasila berbasis kearifan lokal bali dalam rangka penguatan wawasan kebangsaan. POLITICOS: Jurnal Politik Dan Pemerintahan, 1(1), 43–52.
Zafi, A. A. (2019). Nilai nasionalisme kebangsaan aktivis rohis. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 165–184.
Zain, A. (2020). Strategi penanaman toleransi beragama anak usia dini. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 97-111.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i4.5010
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |