Pelatihan Pembuatan Biopestisida Secara Sederhana pada Kelompok Tani di Kota Palangka Raya sebagai Solusi Efisiensi Biaya di Masa Pandemi Covid 19
Abstract
Mikroba agens hayati dari perakaran tanaman berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai Biopestisida, baik sebagai biofungisida maupun bioinsektisida. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelatihan kepada kelompok tani Rukun Bersama di Kota Palangka Raya agar mampu membuat biopestisida secara mudah dan murah untuk mengendalikan hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Biopestisida merupakan alternatif mengurangi penggunaan pestisida kimia, sehingga dapat menghemat biaya usaha tani di masa Pandemi Covid 19. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2021 pada Kelompok Tani Rukun Bersama yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Pinang, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Metode pengabdian masyarakat dengan cara diskusi interaktif, pelatihan secara langsung teknik isolasi agens hayati menggunakan umpan nasi dan umpan serangga larva ulat hongkong (Tenebrio molitor), pembuatan biopestisida formulasi padat dan formulasi cair. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% petani pengetahuannya meningkat terhadap mikroba agens hayati yang bermanfaat sebagai bahan pembuatan Biopestisida, seperti jamur Trichoderma sp., Beauveria sp. dan Metarhizium sp. yang diisolasi dari perakaran tanaman bambu, serai, sirih, pisang, cabai dan putri malu. Petani secara mandiri mampu membuat biopestisida formulasi padat dan cair, dengan tingkat kontaminasi pada substrat hanya sekitar 5 %, hal ini menunjukkan bahwa petani terampil melakukan proses isolasi dan perbanyakan subtrat dengan tingkat keberhasilan hingga 95%.
Microbial biological agents from the root zone of plants have the potential to be used as biopesticides, both as bio fungicides and bioinsecticides. The purpose of the current activity is to make biopesticides easy and feasibly to control pests and diseases that are also environmentally friendly. Biopesticides are an alternative to reduce the use of chemical pesticides and save farming costs during the Covid-19 Pandemic. This Community Service activity was carried out from August to September 2021 at the Rukun Bersama Farmer Group in Tanjung Pinang Village, Palangka Raya city, Central Kalimantan province. Community service methods included interactive discussions, hands-on training on biological agent isolation techniques using rice bait and insect bait for Hong Kong caterpillar larvae (Tenebrio molitor), and the production of solid formulations and liquid formulations of biopesticides. The results of the evaluation showed that 100% of farmers' knowledge was increased about microbial biological agents that were useful as ingredients for making biopesticides, such as Trichoderma sp., Beauveria sp. and Metarhizium sp. isolated from the roots of bamboo, lemongrass, sirih (Piper betle), banana, chili and putri malu (Mimosa pudica). Farmers independently made solid and liquid biopesticide formulations with a substrate contamination level of about 5%. It showed that farmers were skilled in the process of isolation and substrate propagation with a success rate of up to 95%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A, M., Nurtiati, & E, M. (2018). Pengelolaan tanaman bawang merah ramah lingkungan dengan pemanfaatan biopestisida trichoderma. Jurnal SOLMA, 7(2), 182–192. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29405/solma.v7i2. 2160
Agrios, G. N. (2005). Plant pathology. New York: Academic Press.
Aini, N., & Rahayu, T. (2015). Media alternatif untuk pertumbuhan jamur menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS November 2015.
Amaria, W., Taufiq, E., & Harni, R. (2013). Seleksi dan identifikasi jamur antagonis sebagai agens hayati jamur akar putih (Rigidoporus microporus) pada tanaman karet. Buletin RISTRI, 4(1), 55–64.
Arsi, Pujiastuti, Y., Kusuma, S. S. H., & Gunawan, B. (2020). Eksplorasi, isolasi dan identifikasi jamur entomopatogen yang menginfeksi serangga hama. Jurnal Proteksi Tanaman Tropis, 1(2), 70–76. https://doi.org/doi:10.19184/jptt. v1i2.18554.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2011). Kebijakan Tanggapan Ledakan Hama Penting Tanaman Perkebunan.
Dwiastuti, M. E., Fajri, M. N., & Yunimar. (2015). Potensi Trichoderma sp. sebagai agens pengendali Fusarium sp. penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi. J. Hort., 25(4), 331–339.
Handoko, D. (2015, June 25). Mengenal penyakit MERS. Elshinta.Com. Retrieved from https://elshinta.com/news/16163/2015/06/22/mengenal-penyakit-mers
Hidayah, N., & Djajadi. (2009). Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi perkembangan patogen tular tanah pada tanaman tembakau. Perspektif, 8(2), 74–83. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21082/ p.v8n2 .2009.%25p
Ivayani, Ginting, C., Fitriana, Y., & Solikhin. (2020). Laboratorium sederhana perbanyakan agensia hayati pengendali hama dan penyakit tanaman padi di pp gapsera sejahtera mandiri lampung tengah. Jurnal Sinergi, 1(11), 88–94.
Kansrini, Y. (2015). Uji berbagai jenis media perbanyakan terhadap perkembangan jamur Beauveria bassiana di laboratorium. Jurnal Agrica Ekstensia, 9(1), 34–39.
Mulyani, R. B., Supriati, L., Melhanah, & Kresnatita, S. (2021). Pemberdayaan kelompok tani hortikultura di lahan pasir melalui pemanfaatan kayambang (Salvinia molesta) sebagai trichokompos. Jurnal PengabdianMU, 6(4), 369–375. https://doi.org/https://doi.org/10.33084/ pengabdianmu.v6i4.1846.
Novianti, D. (2018). Perbanyakan Jamur Trichoderma sp pada Beberapa Media. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 15(1), 35–41.
Novianti, M., Tiwow, V. M. A., & Mustapa, K. (2017). Analisis kadar glukosa pada nasi putih dan nasi jagung dengan menggunakan metode spektronik 20. Jurnal Akademi Kimia, 6(2), 107–112.
Nurliana, & Anggraini, N. (2018). Eksplorasi dan identifikasi Trichoderma sp. lokal dari rizosfer bambu dengan metode perangkap media nasi. Jurnal Agrohita, 2(2), 41–44.
Pasetriyani, E. T. (2010). Pengendalian hama tanaman sayuran dengan cara murah, mudah, efektif dan ramah lingkungan. CEFARS : Jurnal Agribisnis Dan Pengembangan Wilayah, 2(1), 34–42.
Pemko Palangka Raya. (2019). Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kota palangka raya tahun 2018-2023.
Pramayudi, N., & Oktarina, H. (2012). Biologi hama kutu putih pepaya (Paracoccus marginatus) pada tanaman pepaya. J. Floratek, 7(1), 32 – 44.
Purnomo, H., Haryadir, N. T., Usmadi, & Paramur, H. (2021). Inovasi biopestisida melalui program pengembangan usaha produk intelektual kampus di upt agroteknopark universitas jember. Jurnal SIAR ILMUWAN TANI, 2(2), 84–92. https://doi.org/https://doi.org/10.29303/jsit.v2i2.49
Rahayuniati, R. F., & Mugiastuti, E. (2009). Pemanfaatan jamur antagonis dan pupuk organik untuk mengendalikan penyakit layu fusrium tomat. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 9(1), 25–34.
Suryaningsih, E. (2008). Pengenda-lian penyakit sayuran yang ditanam dengan sistem budidaya mosaik pada pertanian periurban. J. Horti, 18(2), 200–211.
Syahputra, M. H., Anhar, A., & Irdawati. (2017). Isolasi trichoderma spp. dari beberapa rizosfer tanaman padi asal solok. Journal Biosains, 1(2), 97–105.
Trizelia, Armon, N., & Jailani, H. (2015). Keanekaragaman cendawan entomopatogen pada rizosfer berbagai tanaman sayuran. Pros. Semnas. Masy. Biodiv. Indon.
Wisdawati, E., Kuswinanti, T., Rosmana, A., & Nasruddin, A. (2019). Keanekaragaman cendawan rizosfer pada tanaman talas satoimo. J. Agroplantae, 8(2), 51–57.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i2.5148
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |