Membangun Jiwa Wirausaha pada Orang dengan HIV AIDS dan Pekerja Seks Komersial Bersama Yayasan Kerti Praja

Dewa Putu Yudi Pardita, I Made Setena, Ni Putu Ayu Tika Kurniawati

Abstract


Program pelatihan kewirausahaan terhadap Orang dengan HIV AIDS (ODHA) dan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan modal pengembangan diri dalam memperbaiki hidup serta perekonomian mereka. Tujuan dari pelatihan ini adalah membangun jiwa wirausaha dan pemberdayaan, khususnya dengan meningkatkan kompetensi peserta dalam hal pengetahuan, keterampilan dan kewirausahaan.  Tahapan pelaksanaannya antara lain pemetaan melalui observasi, ceramah keagamaan, peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang berkelanjutan, perintisan atau pengembangan usaha. Berdasarkan data yang diperoleh melalui diskusi dengan 20 peserta pelatihan, 40 persen memiliki niat sebagai wirausaha, 50 persen belum berniat menjadi wirausaha dengan alasan utama keterbatasan modal, dan hanya 10 persen dari peserta yang membuka usaha sebagai penjual makanan pada siang hari. Peserta program harus menerima pelatihan yang disesuaikan dengan keterampilan dan minat mereka sebelum diberikan alat dan dana yang diperlukan untuk meluncurkan bisnis. Hal ini dilakukan dengan maksud agar peserta program segera melanjutkan kegiatan pelatihan berupa rencana aksi usaha wirausaha yang menguntungkan. Pendekatan dukungan peralatan dan modal ini tidak hanya akan membantu peserta dalam menciptakan usaha menguntungkan yang mencerminkan minat mereka, tetapi juga akan menginspirasi peserta untuk melihat bagaimana upaya ini dapat membantu mereka menemukan usaha bisnis lain yang menguntungkan lebih memenuhi kebutuhan mereka.

 

Entrepreneurship training programs for People with HIV AIDS (PLWHA) and Commercial Sex Workers (CSWs) are self-development capital in improving their lives and economy. The purpose of this training is to build an entrepreneurial spirit and empowerment, in particular by increasing the competence of participants in terms of knowledge, skills and entrepreneurship. The implementation stages include mapping through observation, religious lectures, skill improvement through continuous training, and pioneering or business development. Based on data obtained through discussions with 20 trainees, 40% had the intention of becoming an entrepreneur, 50% had no intention of becoming an entrepreneur due to limited capital, and only 10% of the participants opened a business as food sellers during the day. Program participants must receive training tailored to their skills and interests before being provided with the tools and funds needed to launch a business. This is done with the intention that program participants immediately resume training activities as a profitable entrepreneurial business action plan. This equipment and capital support approach will assist participants in creating profitable businesses that reflect their interests and inspire participants to see how this endeavour can help them find other profitable business ventures that better meet their needs.


Keywords


Kewirausahaan; Orang dengan HIV AIDS; Pekerja Seks Komersial

Full Text:

PDF

References


Hadi, P., & Nurlela, M. F. S. S. (2014). Pengembangan sosial kemasyarakatan pembinaan mental spiritual bagi para mantan pekerja seks komersial (psk) di Surakarta. Seminar Nasional" Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dan Pasien Dalam Perspektif UU No. 36 Tahun 2014".

Handini, Y. K., & Ati, S. (2013). Kebutuhan informasi wanita pekerja seks di resosialisasi argorejo semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(3), 97–108.

Ismail, I., Al-Bahri, F. P. F. P., Ahmad, L., & Salam, A. (2020). IbM pelatihan kewirausahaan sebagai upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan menggali ide usaha baru. Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia, 1(1), 16–22.

Karwati, L. (2017). Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kewirausahaan berbasis potensi alam setempat. Jurnal Ilmiah Visi, 12(1), 45–52.

Makhmucik, H., & Endrwati, N. (2020). Perlindungan hukum wanita pekerja seks (wps) pasca penutupan lokalisasi menurut undang-undang nomor 11 tahun 2009. Mizan: Jurnal Ilmu Hukum, 7(1), 42–54.

Mudrikatin, S. (2020). Pemberdayaan ibu rumah tangga yang terinfeksi hiv/aids di desa jabon jombang dengan memotivasi kewirausahaan mandiri. Bantenese: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 50–61.

Mustikawati, R. I., Nugroho, M. A., & Widiarti, P. W. (2013). Strategi pemberdayaan ekonomi komunitas waria melalui life skill education. Jurnal Economia, 9(1), 66–80.

Susita, D., Mardiyati, U., & Aminah, H. (2017). Pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha kecil dan binaan koperasi di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Cipinang Besar Selatan. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(1), 58–72.

Yulia, E., & Harsono, M. (2021). Pemberdayaan eks pekerja seks komersial dalam kajian filsafat ilmu. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 17–24.

Yuwono, S. (2008). Pengaruh Pelatihan kewirausahaan terhadap tumbuhnya minat berwirausaha.




DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i3.5804

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under
Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0

From March 27, 2020 to June 3, 2020
View My Stats

From Juni 4, 2020 to the present (updated stats)
View My Stats