Pelatihan Pembuatan Soal Literasi Matematika Berbasis Ethnomatematika Kalimantan Selatan Bagi Guru Peserta MGMP Matematika SMP Kabupaten Barito Kuala
Abstract
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah ini lebih banyak diarahkan pada permasalahan sehari-hari siswa. Literasi matematika memiliki peran penting dalam membantu siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan matematika dalam kehidupan. Namun, hasil PISA menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk menumbuhkan kemampuan guru dalam Menyusun soal literasi matematika berbasis ethnomatematika Kalimantan Selatan bagi guru peserta MGMP matematika SMP Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan penyampaian materi secara daring dan dilanjutkan dengan penugasan serta pendampingan penyusunan soal literasi matematika. Berdasarkan produk soal yang dihasilkan dari penugasan yang diberikan, didapat bahwa terdapat 14 (77%) guru telah menyusun soal literasi matematika berkonteks lahan basah. Dari 14 guru yang menyusun soal, 8 diantarnya telah menyusun soal berbasis ethnomatematika. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat menumbuhkan kemampuan peserta dalam menyusun soal literasi matematika berkonteks lingkungan lahan basah dan berbasis ethnomatematika Kalimantan Selatan.
The 21st-century learning paradigm emphasizes the ability of students to find out from various sources, formulate problems, think analytically and collaborate and collaborate in solving problems. Solving this problem is more directed at students' daily problems. Mathematical literacy has an important role in helping students solve problems related to the application of mathematics in life. However, the results of the PISA show that the mathematical ability of students in Indonesia still needs to improve. The purpose of this service is to build teachers' ability to prepare math literacy questions based on ethnomathematics in South Kalimantan for teachers of Junior High School who participate in the Mathematics MGMP at Barito Kuala District. The method used in this service is training. The training is carried out by delivering material online, followed by assignments and assistance in preparing mathematical literacy questions. Based on the product of the questions generated from the assignments given, it was found that there were 14 (77%) teachers who had compiled mathematical literacy questions in the context of wetlands. Eight of the 14 teachers who compile the questions have compiled ethnomathematical-based questions. This shows that the training carried out can build participants' ability to prepare mathematical literacy questions in the context of a wetland environment and based on ethnomathematics in South Kalimantan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astuti. P. (2018). Kemampuan literasi matematika dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. PRISMA 1: Prosiding Seminar Matematika, 1, 263-268.
Dinni, H.N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan kaitannya dengan kemampuan literasi matematika. PRISMA 1: Prosiding Seminar Matematika, 1, 170-176.
Fadillah, S. (2019). Pemanfaatan IT dalam pembelajaran literasi matematika. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 3, 998–1000.
Indrawati, F. (2020). Peningkatan kemampuan literasi matematika di era revolusi industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional Sains 2020, 1 (1): 382-386.
Kemdikbud. (2020). Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). (online).
Mahdiansyah, & Rahmawati. (2014). Literasi matematika siswa pendidikan menengah: Analisis menggunakan desain tes internasional dengan konteks indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(4), 452–469.
Mahpudin & Yuliati, Y. (2019). Peran budaya lokal terhadap literasi matematika siswa sekolah dasar di cirebon. Proceeding of the ICECRS, 2 (1), 287-292.
Maltby, E. (1986). Waterlogged wealth. An Earthscan Paperback. London.
OECD. (2010). PISA 2009 Results (Volume 1): What Students Know and Can Do. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2012). PISA 2009 Technical Report. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2013). Assesment and Analytical Framework: Mathematics, Raeding, Science, Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-old know and what they can do with what they know. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2016). PISA 2015 Result (Volume 1): Excellence and Equity in Education. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2019). PISA 2018 Assessment and Analytical Framework PISA. Paris: OECD Publishing.
Pakpahan, R. (2012). Faktor-faktor yang memengaruhi capaian literasi matematika siswa indonesia dalam pisa 2012. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1(3), 331-348.
Rahmawati, N.I. (2018). Pemanfaatan ICT dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika. PRISMA 1: Prosiding Seminar Matematika, 1, 381 – 387.
Sari, R. H. N. (2015). Literasi matematika: Apa, mengapa, dan bagaimana. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, UNY (pp. 713-720).
Suharyono, E. & Rosnawati, R. (2020). Analisis buku teks pelajaran matematika smp ditinjau dari literasi matematika. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 9(3), 451-462.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i4.6118
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |