Pemanfaatan Limbah Kulit Salak sebagai Produk Pangan Berupa Teh Kulit Salak di Kebun Salak Km. 21 Kota Balikapapan
Abstract
Buah salak merupakan salah satu komoditas hortikultura buah yang cukup melimpah di Balikpapan terutama di kawasan KM. 21 yang dikelola oleh kelompok tani “Sapo jaya Mandiri“. Sejauh ini kelompok tani masih menjual salak dalam bentuk buah segar yang dipasarkan di wilayah Kalimantan. Keterbatasan untuk menjual salak ke pulau lain sulit untuk dilakukan, sehingga dengan jumlah pasar yang sama ketika panen raya banyak buah salak yang kelewat masak. Dampaknya adalah menurunnya mutu salak segar yang berujung pada busuk dan tidak dapat termanfaatkan. Di sisi lain, produk olahan salak juga menghasilkan produk samping berupa kulit salak yang belum termanfaatkan. Valorisasi hasil samping ini menjadi fokus utama dalam pengabdian untuk pengembangan kelompok tani untuk dapat meningkatkan nilai asetnya berupa buah salak. Pengabdian ini bertujuan untuk memanfaatkan produk samping berupa kulit salak untuk meningkatkan nilainya sebagai diversifikasi produk yang khas, yaitu teh kulit salak. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) dengan sasaran kelompok tani buah salak yang ada di kawasan KM. 21, Balikpapan. Kegiatan dilakukan pada 22 Desember 2022 dengan agenda sosialisasi potensi kulit salak menjadi produk minuman teh yang mengandung antioksidan dan peragaan cara pembuatannya. Hasil evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan survei menggunakan pengisian kuesioner. Evaluasi yang dilakukan terdiri dari evaluasi produk dan kegiatan. Produk yang dihasilkan dapat diterima baik oleh kelompok tani sebagai konsumen dan kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat oleh kelompok tani. Produk yang dikembangkan sangat menarik dan memiliki potensi nilai jual yang baik.
Zalacca is one of the commodities in Balikpapan and can mostly be found in KM. 21 area managed by “Sapo Jaya Mandiri” farmer group. Until now, zalacca is still sold as fresh fruit by the farmer group in the Kalimantan area. Market expansion to other islands is becoming difficult due to limited management. Therefore, with the limited market, many fruits are too ripe when harvesting seasons come. This impacts decreasing the quality of fresh zallaca, leading to rot that cannot be utilized. On the other hand, processed zalacca products also produce by-products, which is zalacca skins. The valorization of this by-product is the main focus in the community service for the development of farmer groups to increase the value of their assets by utilizing the zalacca peel to increase its value as a distinctive product diversification. This activity was carried out using the Asset Based Community Development (ABCD) approach with the target of zalacca farmer groups in the KM 21 area., Balikpapan. The activity was carried out on December 22, 2022, with the agenda of socializing the potential of zalacca peels as a tea product containing antioxidants and demonstrating how to make them. The evaluation consists of product and activity evaluations. Farmer groups can well receive this product as consumers, and this activity is considered very useful by farmer groups. This product is also very attractive and has good potential selling points to be developed.
Keywords
References
Adirahmanto, K. A., Hartanto, R., & Novita, D. D. (2013). Perubahan kimia dan lama simpan buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw) dalam penyimpanan dinamis udara-CO2. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 2(3), 123–132.
Ameliya, R., . N., & Handito, D. (2018). Pengaruh lama pemanasan terhadap vitamin c, aktivitas antioksidan dan sifat sensoris sirup kersen (Muntingia calabura L.). Pro Food, 4(1), 289–297.
Anjani, P. P., Andrianty, S., & Widyaningsih, T. D. (2015). Pengaruh penambahan pandan wangi dan kayu manis pada teh herbal kulit salak bagi penderita diabetes. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(1), 203–214.
Badriyah, N. (2017). Kontinum relationship : konsep pemberdayaan pelatihan masyarakat ekonomi kreatif menuju daya. Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei, 2015, 138–144.
Bagus Gede Sarasvananda, I., Anwar, C., & Pasha, D. (2021). Analisis survei kepuasan masyarakat menggunkan pendekatan E-CRM (Studi Kasus : BP3TKI Lampung). Z.A Pagar Alam, 2(1), 1–9.
Dhyanaputri, I. G. A. S., Karta, I. W., & Krisna, L. A. W. (2016). Analisis kandungan gizi ekstrak kulit salak produksi kelompok tani abian salak desa sibetan sebagai upaya pengembangan potensi produk pangan lokal. Meditory, 4(2), 93–100.
Fahroji. (2011). Teknologi pascapanen dan pengolahan buah salak fahroji balai pengkajian teknologi pertanian riau. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
Ghofur, A., Efendi, Y., & Nur Irawan, M. R. (2020). Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan limbah kulit salak menjadi produk unggul melalui model industri kreatif di kecamatan kapas kabupaten bojonegoro. Berdaya: Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 91–98.
Gusti, I., Ayu, A., Triandini, H., Adi, G., Wangiyana, S., Ilmu, F., Universitas, K., Kencana, B., & Barat, J. (2022). Mini-review uji hedonik pada produk teh herbal hutan. Jurnal Silva Samalas: Journal of Forestry and Plant Science, 5(1), 12–19.
Kristen, U., & Wacana, D. (2017). Prosiding Seminar Hasil Penelitian bagi Civitas Akademika UKDW. November, 147–158.
Karta, I Wayan, Putu Annand, Luh Ayu Nanamy. (2019). Teh dari limbah kulit salak dan kayu secang yang berpotensi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit degeneratif. Meditory. 7(5), 27-36.
Siregar, A. A.(2012). Analisis nilai tambah pengolahan salah (Studi Kasus: Industri kecil pengolah buah salah agrina, desa parsalakan, kecamatan angkola barat, kabupaten tapanuli selatan. Skripsi: Universitas Sumatera utara.
Qomariah, N. (2015). Pemberdayaan masyarakat desa melalui pengembangan “ soft skill pembuatan krupuk samiler” dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga di kabupaten bondowoso. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 1(2), 64–70.
Safitri, R. A. (2020). Pemanfaatan Limbah kulit salak pondoh (Salacca edulis) sebagai komposit karbon aktif termodifikasi untuk adsorbsi logam timbal (Pb). Skripsi: Universitas Islam indonesia.
Setiawan, A. (2020). Pengolahan limbah kulit salak menjadi kerajinan dengan teknik decaupe di dusun candisari desa mranggen. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat. 146–152.
Sholihah, N., & Tarmidzi, F. M. (2022). Diversifikasi dan optimalisasi pengolahan kulit salak melalui perlakuan suhu dan durasi penyeduhan. JSHP : Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, 6(2), 190–197.
Triastuti, U. Y., Priyanti, E., Akademi, D., Sosial, K., & Kartini, I. (2017). Pelatihan pengolahan buah salak untuk meningkatkan potensi salak. Teknobuga, 5(2), 24–33.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v5i3.7481
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |