ANALISIS GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DENTAL REMAJA USIA 15-18 TAHUN DI BANJARMASIN BERDASARKAN INDEKS ICON (INDEX OF COMPLEXITY, OUTCOME, AND NEED)

Erine Febrianti, Diana Wibowo, Sherli Diana, Isnur Hatta, Alexander Sitepu

Abstract


ABSTRACT

Background: Malocclusion is a multifactorial problem that occurs due to general and local factors. Teeth crowding is one of the characteristics of malocclusion that often occurs in adolescents. Appearance is important for teenagers to increase self-confidence. Part of the appearance that results from the teeth and mouth is a smile. The need for orthodontic treatment can be measured using the Index of Complexity, Outcome, and Need (ICON) which calculates the complexity, success, and necessity of orthodontic care. Purpose: To find out an overview of the severity of dental malocclusion in adolescents aged 15-18 years in Banjarmasin based on the ICON (Review of high school students in North Banjarmasin and Central Banjarmasin District). Methods: This was a descriptive analytics study with a cross sectional design. Sampling techniques using random sampling in teenagers aged 15-18 years as many as 356 respondents. Malocclusion severity data was obtained through ICON measurement. Results: The results of this study were the highest level of malocclusion complexity in the mild category by 147 respondents, the most aeshthetic component is in category no treatment need (159 respondents), cross-bite is in category 0 (205 respondents, crowding teeth is in category 1 (101 respondents), diastema teeth is in category 3 (18 respondents), open bite is in category 0 (106 respondents), and the antero-posterior tooth relationship is in category 0 (216 respondents). Conclusion: The degree of complexity of dental malocclusion in adolescents 15-18 years old in Banjarmasin were mostly found in the light category.

Keyword: Orthodontic, Malocclusion, ICON

 

ABSTRAK

Latar Belakang: Maloklusi adalah masalah multifaktorial yang terjadi karena faktor umum dan faktor lokal. Gigi berjejal adalah salah satu karakteristik dari maloklusi yang sering terjadi pada remaja. Penampilan merupakan hal yang penting bagi remaja untuk meningkatkan kepercayaan diri. Bagian dari penampilan yang dihasilkan dari gigi dan mulut adalah senyum. Kebutuhan akan perawatan orthodonti dapat diukur menggunakan Index of Complexity, Outcome, and Need (ICON) yang memperhitungankan kompleksitas, keberhasilan, dan kebutuhan dari perawatan orthodonti. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat keparahan maloklusi dental remaja usia 15-18 tahun di Banjarmasin berdasarkan indeks ICON (Tinjauan pada pelajar SLTA di Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah). Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriftik analitik dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling pada remaja usia 15-18 tahun sebanyak 356 responden. Data tingkat keparahan maloklusi diperoleh melalui pengukuran indeks ICON. Hasil: Hasil penelitian ini yaitu tingkat kompleksitas maloklusi terbanyak ada pada kategori ringan yaitu 147 responden, aeshthetic component paling banyak ada pada kategori tidak membutuhkan perawatan (159 responden), gigitan silang atau crossbite ada pada kategori 0 (205 responden), gigi berdesakan atau crowding ada pada kategori 1 (101 responden), gigi berjarak atau diastem ada pada kategori 3 (18 responden), over bite ada pada kategori 0 (103 responden), oven bite ada pada kategori 3 dan 4 (12 responden), dan relasi gigi antero-posterior ada pada kategori 0 (216 responden). Kesimpulan: Tingkat kompleksitas maloklusi dental pada remaja usia 15-18 tahun di Banjarmasin banyak ditemukan pada kategori ringan.

Kata kunci: ICON, Maloklusi, Orthodontik


Full Text:

PDF

References


Budiman JA, Sudiono J, Amin MF, et al. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dalam Rangka Pencegahan Kelainan Maloklusi di Masa Pandemi Covid 19. 2022.

Zou J, Meng M, Law CS, Rao Y, Zhou X. Common dental diseases in children and malocclusion. Int J Oral Sci. 2018;10 (1) : 1–7.

Putri S, Arifin R, Rahmi P, Program N, Pendidikan S, Gigi D, et al. Prevalensi Diastema Anterior pada Remaja Awal di Kota Banda Aceh (Studi pada Siswa/i SMPN dalam Wilayah Kecamatan Kuta Alam). Caninus Denstistry. 2017;2(1):48–56.

Ben Gassem AA, Aldweesh AH, Alsagob EI, Alanazi AM, Hafiz AM, Aljohani RS, et al. Psychosocial Impact of Malocclusion and Self-Perceived Orthodontic Treatment Need among Young Adult Dental Patients. Eur J Dent. 2022;

Inayah Y, Horax S, Fajriani, Marhamah, Erwansyah E. Malocclusion: Prevention and Treatment During Growth and Development. Makassar Dent J. 2021 ; 10(3) : 264–7.

Riyanti E. Prevalensi Maloklusi dan Gigi Berjejal Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Pada Anak-Anak Sekolah Dasar di Bandung. J Pengabdi Kpd Masy. 2018 ; 1(1) : 631–40.

Andries AM, Anindita PS, Gunawan PN. Hubungan antara Gigi Berjejal dan Status Gizi pada Remaja. e-GiGi. 2021;9(1):8–14.

Kemenkes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta: Balitbang Kesehatan Depkes RI; 2013. p. 148

Brahmanta A. Kebutuhan Perawatan Ortodonti (ICON) pada Anak Usia Gigi Pergantian di Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya. 2015. 12–13 p.

Damaryanti E, Indrawati E, Firdausi A, Ortodonsia D, Kedokteran F, Universitas G, et al. Index of Complexity, Outcome, and Need (ICON) . 240. 2019 ; 3(2) :240–8.

Klinik P, Fkg OR. Tingkat Kebutuhan dan Perubahan Hasil Perawatan Ortodonti Berdasarkan Indeks ICON. 2021 ; 3(2) :39–42.

Radiani SG, Santoso O, Prabowo YB, Skripsa TH. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Karanganyar Purbalingga Jawa Tengah: Studi tentang Faktor Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, dan Aksesibilitas. e-GiGi. 2021;9(2):273.

Melinda M, Malik I. Koreksi Crowding Anterior Rahang Bawah dengan Teknik Reduksi Interproksimal Mandibular Anterior Crowding Correction with Interproximal Reduction Technique. J Kedokt Gigi Univ Padjadjaran. 2018;30(3):152.

Oley AB, Anindita PS, Leman MA. Kebutuhan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Index of Orthodontic Treatment Need Pada Usia Remaja 15 – 17 Tahun. e-GIGI. 2015;3(2).

Nofrizal R, Virgina Maharani C. Hubungan Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodonti Menggunakan Index of Orthodontic Treatment Need (iotn) Dengan Dental Aesthetic Index (dai). J Kedokt Gigi Terpadu. 2023;5(1):197–9.

Anggriani NLPM, Hutomo LC, Wirawan IMA. Hubungan Tingkat Keparahan Maloklusi Berdasarkan ICON (Index of Complexity, Outcome and Need) dengan Risiko Karies Ditinjau dari Lama Perlekatan Plak Pada Remaja di SMPN 2 Marga. Bali Dent J. 2017;1(2):63–75.

Darwis RS, Fadhilah I. Manajemen Diastema Multipel Tipe Dental: Laporan Kasus. e-GiGi. 2023;12(1):44–8.

Febryanti F, Nofrizal R. Hubungan Karateristik Maloklusi Gigi Anterior Terhadap Kondisi Psikososial Remaja. J Kedokt Gigi Terpadu. 2022;4(1):33–6.

Dhillon J, Panjaitan M, Lokanata S, Alfida S, Artikel Abstrak I, Author C. Maloklusi Gigi Anterior dan Status Psikososial Pada Siswa: Indeks PIDAQ. Prima J Oral Dent Sci. 2018;1(2):34–8.

Melinda M, Malik I. Koreksi Crowding Anterior Rahang Bawah dengan Teknik Reduksi Interproksimal Mandibular Anterior Crowding Correction with Interproximal Reduction Technique. J Kedokt Gigi Univ Padjadjaran. 2018;30(3):152.

Ketut VA, Hidajah N, Walianto S. Thompson & Brodie Analysis in the Case of Deep Bite. Interdental J Kedokt Gigi. 2022;18(1):56–61.

Tavares CAE, Allgayer S. Open Bite in Adult Patients. Dental Press J Orthod. 2019;24(5):69–78.




DOI: https://doi.org/10.20527/dentin.v8i2.13108

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Contact Us:
Faculty of Dentistry
Lambung Mangkurat University
Jalan Veteran No. 128 B Banjarmasin, Indonesia
E-mail. [email protected]

Website. fkg.ulm.ac.id