HUBUNGAN STUNTING TERHADAP KETERLAMBATAN ERUPSI GIGI KANINUS ATAS PERMANEN PADA ANAK USIA 11-12 TAHUN
Abstract
ABSTRACT
Background: Stunting is a linear growth disorder that is not age-appropriate due to malnutrition. The causes of stunting is zinc deficiency. Reduce synthesis and secretion of IGF-I as the effect of GH metabolites inhibition. These substances are essential nutrients in growth, canine eruption which is delayed due to lack of arch length due to growth disorders. Purpose: to analyze the relation between stunting and the delay of permanent upper canine teeth’s eruption in children aged 11-12 years at the Elementary School in Sungai Tiung Village. Materials and methods: The research method used observational analytic with cross sectional approach. The sample was selected using simple random sampling using the correlation analytic formula and the results obtained were 32 samples. Result: Based on this study, children who had very short and short stature were 71.9% and 28.1%, 25% had normal tooth eruption and 75% had no eruption. The Spearman test analysis showed that the significance value was 0.512 (p> 0.05) which meant there was no relationship between stunting and tooth eruption delay. Conclusion: There was no relationship between the incidence of stunting to the delay of eruption of the permanent upper canine teeth in Elementary School Cempaka District, Banjarbaru.
Keywords:, Canine teeth, Stunting, Tooth eruption
ABSTRAK
Latar Belakang: Stunting adalah gangguan pertumbuhan linear yang tidak sesuai dengan umur karena terjadinya malnutrisi. Penyebab terjadinya stunting adalah defisiensi zinc, efek metabolit GH yang dihambat sehingga sintesis dan sekresi IGF-I menjadi berkurang. Zat tersebut merupakan zat gizi essensial dalam pertumbuhan, erupsi kaninus yang mengalami keterlambatan terjadi karena kurangnya panjang lengkung rahang akibat gangguan pertumbuhan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan stunting terhadap keterlambatan erupsi gigi kaninus atas permanen pada anak usia 11-12 tahun di SDN Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih menggunakan simple random sampling menggunakan rumus analitik korelasi dan didapatkan hasil sebanyak 32 orang sampel. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, anak yang memiliki tinggi badan sangat pendek (28,1%) dan pendek (71,9%) dan erupsi gigi normal (25%) dan tidak erupsi (75%). Analisis uji Spearman menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,512 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara stunting dengan keterlambatan erupsi gigi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kejadian stunting terhadap keterlambatan erupsi gigi kaninus atas permanen pada anak SDN Kelurahan Sungai Tiung 1, 2, dan 3 Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.
Kata kunci :Erupsi gigi, Gigi kaninus, Stunting
Full Text:
PDFReferences
Wiyono S. Buku Ajar Epidemiologi gizi Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Sagung Seto; 2016. p. 111-123.
Virginia Lantu, Kawengian SES, Wowor VNS. Hubungan Status Gizi dengan Erupsi Gigi Permanen Siswa SD Negeri 70 Manado. Jurnal e- GiGi (Eg), 2015; 3(1): 1-4.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ) Tahun 2018. Jakarta; 2018. p. 404 - 406.
Erliera, Alamsyah RM, Harahap NZ. Hubungan Status Gizi Dengan Kasus Gigi Berjejal Pada Murid SMP Kecamatan. Medan Baru. Dentika Dental Journal, 2015; 18(3): 245.
Wahyuni S, Aulia B, Tan TA. Tahap Erupsi Dengan Status Gizi Pada Anak Suku Palembang, Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 2014; 12(1): 1-6
Flora R, et al. Kadar Zat Besi Serum Dan Hemoglobin Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Di Kabupaten Seluma. Jurnal Prosiding SainsTeKes, 2019; 1(1): 1-3.
Martaliza RW. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Status Gizi Lebih Pada Polisi Di Kepolisian Resort Kota Bogor. Jurnal Kesehatan Andalas, 2015; 4(1): 255-258.
Kartini A, et al. Kejadian Stunting Dan Kematangan Usia Tulang Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Daerah Pertanian Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2016; 11(2): 97-100.
Amrullah SSA, Handayani H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Erupsi Gigi Permanen Pada Anak. Makassar Dental Journal, 2014; 3(1): 1-5.
Sitinjak AC, Gunawan PN, Anindita PS. Hubungan Status Gizi dengan Erupsi Gigi Molar Pertama Permanen Rahang Bawah pada Anak Usia 6-7 Tahun di SD Negeri 12 Manado. Jurnal e-(GiGi), 2019; 7(1): 15-22.
Sari EM, et al. Asupan Protein, Kalsium, dan Fosfor pada Anak Stunting dan Tidak Stunting usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2016; 12(4): 152-155.
Rahman T, Adhani R, Triawanti. Hubungan Antara Stutus Gizi Pendek (Stunting) Dengan Tingkat Karies Gigi. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. 2016; 1(1): 88-90.
Kristiani A, Primawati RS, Fatimah ES. Hubungan Status Gizi dengan Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap pada Murid Kelas 1 SDN Cisitu 02 Kebupaten Garut. Actual Research Science Academic, 2017; 2 (2): 7-14.
Angelina C, Perdana A, Humairoh. Faktor Kejadian Stunting Balita Berusia 6-23 Bulan Di Provinsi Lampung. Jurnal Dunia Kesmas, 2018; 7(3): 127-130.
DOI: https://doi.org/10.20527/dentin.v4i3.2590
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact Us:
Faculty of Dentistry
Lambung Mangkurat University
Jalan Veteran No. 128 B Banjarmasin, Indonesia
E-mail. [email protected]
Website. fkg.ulm.ac.id