HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN DERMATOFITOSIS

Abstract

Abstract: Landfills were the focus of attention because they operated by open dumping and were a source of environmental problems. Scavengers in landfills were at risk of occupational diseases, namely dermatophytosis. The incidence of dermatophytosis could be prevented by maintaining personal hygiene and using personal protective equipment (PPE) during work. The study aimed to determine the relationship between personal hygiene and the use of PPE with the incidence of dermatophytosis among waste pickers of Basirih landfill in Banjarmasin. The method used was analytic observational with a cross-sectional approach. The statistical tests used were the chi-square test and Fisher's exact test. The results showed that 86% of waste pickers showed good personal hygiene, and 68% used PPE completely. The prevalence of dermatophytosis reached 34%, with 5 people among respondents with poor hygiene and 9 people among those who did not use complete PPE experiencing dermatophytosis. It was concluded that there was a significant association between personal hygiene (p-value = 0.037) and PPE use (p-value = 0.050) with the incidence of dermatophytosis.

Keywords: PPE, dermatophytosis, personal hygiene, scavengers, landfill

Abstrak: Tempat pemrosesan akhir menjadi sorotan utama karena beroperasi dengan metode open dumping dan menjadi sumber permasalahan lingkungan. Pekerja pemulung di TPA berisiko terkena penyakit akibat kerja, yakni dermatofitosis. Mencegah kejadian dermatofitosis dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan perorangan dan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan korelasi antara kebersihan perorangan dan pemanfaatan APD dengan kejadian dermatofitosis di kalangan pemulung TPA Basirih Banjarmasin. Metode yang diterapkan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Uji statistik yang digunakan mencakup Uji chi-square dan Uji Fisher’s exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86% pemulung menunjukkan tingkat kebersihan perorangan yang baik, dan 68% menggunakan APD secara menyeluruh. Angka kejadian dermatofitosis mencapai 34%, dengan 5 responden berkebersihan buruk dan 9 orang yang tidak menggunakan APD lengkap mengalami dermatofitosis. Kesimpulan penelitian menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara kebersihan perorangan (p-value = 0,037) dan pemanfaatan APD (p-value = 0,050) dengan kejadian dermatofitosis.

Kata-kata kunci: APD, dermatofitosis, hygiene perorangan, pemulung, TPA