HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJANG DEMAM SIMPLEK DAN KOMPLEK

Barra Gusma Fadillah, Nurul Hidayah, Huldani Huldani

Abstract


Kejang demam merupakan penyakit bangkitan kejang yang terjadi pada anak dengan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38°C. Kejang demam diklasifikasikan  menjadi 2 jenis kejang, kejang demam simpleks dan kejang demam kompleks, yang diduga berhubungan dengan usia dan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaetahui hubungan usia dan jenis kelamin dengan kejang demam simpleks dan kompleks pada anak di RSUD Ulin Banjarmasin. Pada anak dengan umur 1-2 tahun sering mengalami kejang demam, yang dimana berkaitan dengan tingkat kematangan otak anak. Pada anak laki-laki sering mengalami kejang demam, dibandingkan anak perempuan hal ini berkaitan dengan proses neurogenesis.  Penelitian dilakukan dengan Cross Sectional Study dengan jumlah 60 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang diambil dari rekam medik di RSUD Ulin Banjarmasin. Analisis data menggunakan chi-square (R2). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien berusia < 2 tahun (56.7%), jenis kelamin laki-laki (65%), Hasil analisis data adalah tidak terdapat kebermaknaan secara stastik (p=0,297) antara usia dengan kejang demam simpleks dan kompleks dan tidak terdapat kebermaknaan (p=0.787) antara jenis kelamin dengan kejang demam simpleks dan kejang demam kompleks


Keywords


usia, jenis kelamin, kejang demam simpleks, kejang demam kompleks

Full Text:

PDF

References


MV J. Seizures in childhood. 18th ed. United States of America: Nelson Textbook of Pediatrics; 2015.

Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI. Rekomendasi penatalaksaan kejang demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;2016.

Nurindah D, Muid M, Retoprawiro S. Hubungan antara kadar tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) plasma dengan kejang demam sederhana pada anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2014;28(2):116-119.

Shibeeb F, Abdul Y, Altufaily S. Parental knowledge and practice regarding febrile seizure in their children. Medical Journal of Babylon. 2019;16(1):58–64.

Arief RF. Penatalaksanaan kejang demam. Cermin Dunia Kedokteran-232. 2015;42(9):658–61

Husodo FA, Radhiah S, Nugraheni PA. Risk factors for febrile seizures in children aged 6–59 months in surabaya, east java. Althea Medical Journal. 2021;8(3):144–8.

Helmi M, Putranti AH. Perbedaan manifestasi klinis kejang demam pada anak anemia dengan anak tanpa anemia. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2014;3(1):7.

Hajar, JZ, Zulmansyah, Afgani A. Hubungan karakteristik pasien dengan kejadian kejang demam anak di rumah sakit al-ihsan. Pros Pendidik Dr. 2014;1(2):338-339.

Romanowska KG, Zaba Z. Panienski P, et al. The assessment of risk factors for febrile seizures in children. Neurologia Neurochirurgia Polska. 2017;51(6):454-8.

Hameed MQ, Damar U, MacMullin P, Rotenberg A. The developing brainrelevance to pediatric neurotechnology. in: lindsay m. oberman, peter g. enticott. Neurotechnology and Brain Stimulation in Pediatric Psychiatric and Neurodevelopmental Disorder. 1 st edition. United States: Academic Press; 2019.

Lemmens EMP, Lubbers T, Schijns OEMG, Beuls EAM. Gender differences in febrile seizure–induced proliferation and survival in the rat dentate gyrus. International League Against Epilepsy. 2005;46(10):1603-1612.

Hidajati Z, Kosim HMS, Selina H. Faktor risiko disfasia perkembangan pada anak. Tesis. Semarang: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP RSUP Dr. Kariadi Semarang;2009.

Yunita VE, Afdal, Syarif I. Gambaran faktor yang berhubungan dengan timbulnya kejang demam berulang pada pasien yang berobat di poliklinik anak rs. dr. m. djamil padang periode Januari 2010 – Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016;5(3):777.

Rimadhanti NMR, Dewi MR, Aulia H. Hubungan riwayat kejang dalam keluarga dengan kejadian kejang demam anak usia 1-5 tahun di rsup moh. hoesin palembang. 2018;4(2):78

Supardi S, Suciana F, Winarti A, Amayawati N. Faktor yang mempengaruhi kejang demam pada anak di ruang rawat inap rsud prambanan. Proceeding of

The URECOL. 2021;27:1012-20

Yasmin S, Maulanza H, Fatricia M. Faktor risiko kejang demam pada pasien anak di rsia bekasi. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2022;3:9(3).

Momen AA, Asnafi AA, Nikkhah A, Reza Khalilian M, Mahmudi M. Comparing prevalence and characteristic of anemia in children with simple versus complex febrile seizures. Family Medicine & Primary Care Review. 2018(1):25-28

Wulandari D, Erawati M. Buku ajar keperwatan anak. Yogyakarta. Pustaka Pelajar;2016

Ningrum VTS. Karakteristik pasien kejang demam di RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari 2016-Agustus 2017 [skripsi]. [Banjarmasin]: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2017.

Gunawan PI, Saharso Darto. Faktor risiko kejang demam berulang pada anak. Media Medika Indonesiana




DOI: https://doi.org/10.20527/ht.v6i1.8797

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Homeostasis

Creative Commons License
Homeostasis is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Program Studi Kedokteran Program Sarjana
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Veteran No.128 Banjarmasin
Phone: +62-878-1546-0096
email : [email protected]