HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN DI KOTA MARTAPURA
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subjektif. Subjek pada penelitian ini yaitu Remaja Panti Asuhan di kota Martapura yang berjumlah 60 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala psikologi meliputi skala kebersyukuran dan skala kesejahteraan subjektif. Hasil korelasi product moment dari karl pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subjektif pada remaja di panti asuhan di Kota Martapura. Adapun sumbangan efektif kebersyukuran terhadap kesejahteraan subjektif diketahui sebesar 62 % dengan demikian 38 % lainnya merupakan sumbangan dari variabel lain seperti faktor genetik, faktor kepribadian, faktor demografis, harga diri, dan dukungan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kebersyukuran maka akan semakin tinggi kesejahteraan subjektif.
Full Text:
PDFReferences
Diener, E., Scollon, C. N., Lucas, R. E. (2003). The evolving concept of subjective well- being: The multifaceted nature of happiness. Advances in cell aging and gerontology. 15, 187-220. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017).
Emmons, R.A., McCullough, M.E. (2003). Counting blessings versus burdens: an experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of Personality and Social Psychology. 84(2), 377-389. DOI: 10.1037/0022-3514.84.2.377.
Hefferon, K., Boniwell, I. (2011). Positive psychology: theory, research and applications. New York: Open University Press. https://www.kemsos.go.id/content/panti-sosial (Diakses pada tanggal 12 Maret 2017).
Lyubomirsky, S., Layous, K. (2013). How do simple positive activities increase well- being. Current Directions in Psychological Science. 22(1), 57-62. DOI: 10.1177/0963721412469809.
Ningsih, D. A. (2013). Subjective well-being ditinjau dari faktor demografi. Jurnal Online Psikologi. 1(2), 581-603. (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016).
Paramitasari, R., Alfian, I. N. (2012). Hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan memaafkan pada remaja akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 10(2), 134-165. (Diakses pada tanggal 30 September 2016).
Pavot. W., Diener, E. (2004). The subjective evaluation of well‐being in adulthood: findings and implication. Ageing International. 29(2), 113‐135. (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016).
Samputri, S.K., Sakti, H. (2015). Dukungan Sosial Dan Subjective Well Being Pada Tenaga Kerja Wanita PT. Arni Family Ungaran. Jurnal Empati. 4 (4), 208-216. (Diakses Pada Tanggal 15 Oktober 2018).
Sativa, A.R., Helmi, A.F. (2013). Syukur Dan Harga Diri Dengan Kebahagiaan Remaja. Jurnal Online Psikologi. 1(2), 481-493. (Diakses Pada Tanggal 15
Oktober 2018).
DOI: https://doi.org/10.20527/jk.v2i1.1601
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Muhammad Irsyad, Sukma Noor Akbar, Jehan Safitri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.