ANALISIS SEBARAN TINGKAT PENCEMARAN BERDASARKAN METODE INDEKS PENCEMARAN DI MUARA SUNGAI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Norlaila Hayati, Baharuddin Baharuddin, Ira Puspita Dewi

Sari


Penentuan tingkat pencemaran air dilakukan untuk melakukan pemantauan pencemaran kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial status mutu air dan penentuan tingkat pencemaran di perairan muara Sungai Kapuas berdasarkan metode Indeks Pencemaran.  Penelitian ini pada dilaksanakan bulan Juli 2017, pengumpulan data berupa pengambilan sampel kualitas air fisika, kimia dan biologi dengan menggunakan metode Porposiv Sampling dari 13 lokasi sampling, masing-masing nilai parameter diklasifikasikan mengacu pada “Kepmen LH No 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota laut” sehingga terbentuk sebaran spasial status mutu air. Tahap berikutnya melakukan analisis data berupa pengisian data dan atribut dari masing-masing parameter dengan mengacu pada “Kepmen LH No 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air” sehingga menghasilkan tingkat pencemaran di perairan muara Sungai Kapuas.  Sebaran spasial parameter kualitas air yang memenuhi baku mutu diantaranya DO, BOD5, pH. Sedangkan tidak memenuhi baku mutu diantaranya yaitu Suhu, TSS,  Kecerahan, Salinitas, Fosfat dan Nitrat. Keadaan fitoplankton di lokasi penelitian mempunyai tingkat keanekaragaman sangat stabil, keseragaman sangat merata dengan kategori sangat baik.  Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Pencemaran disimpulkan bahwa kondisi perairan Muara Sungai Kapuas tergolong dalam kategori tercemar sedang.


Kata Kunci


Kualitas air, Status mutu, Spasial, Tingkat Pencemaran, Muara Sungai Kapuas

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Agustini, L., 2017. Pemetaan dan Penentuan Status Mutu Air Berdasarkan Metode Storet Di Perairan Ambang Sungai Barito Luar Provinsi Kalimantan Selatan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

APHA (American Public Health Association)., 1989. Standard methods for the examination of water and waste water. American Public Health Association (APHA). American Water Works Association (AWWA) and Water Pollution Control Federation (WPCF). 17th ed. Washington. 1193 hal.

Arizuna, Mutiara dkk., 2014. Kandungan Nitrat dan Fosfat dalam Air Pori Sedimen di Sungai dan Muara Sungai wedung Demak. Universitas Diponegoro. Semarang Jawa Tengah.

Aziz, M. F., 2007. Tipe Estuari Binuangeun (Banten) Berdasarkan Distribusi Suhu dan Salinitas Perairan. Jurnal Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Vol, 33 :

Boyd, C.E., 1979. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn University. Auburn Alabana, p: 359.

Helfinalis., 2005. Kandungan total suspended solid dan sedimen dasar di Perairan Panimbang. Makara Sainsm Vol 9(2).

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Jakarta. Hal 32.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Jakarta.

Lee et al., (1978). Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicator of Water Quality With Reference to Community Diversity Development. New York

Magurran AE., (1987). Ecologycal Diversity and Its Measurement. New Jersey: Princeton University Press.

Megawati C., 2014. Sebaran Kualitas Perairan Ditinjau Dari Zat Hara dan Oksigen Terlarut di Perairan Selat Bali Bagian Selatan. Jurnal Oseanografi Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Hal 145.

Mukhtator., 2006., Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta: PT . Pradnya Paramita.

Murphy. S ., 2007. General Information on Solids. City of Boulder/USGS WaterQuality.Monitoring.http://bcn.boulder.co.us/basin/data/BACT/info/TOTAL SUSPENDED SOLID.html.

Mujito, M. H., dkk, 1997. Evaluasi Pengindraan Jauh untuk Studi Dasar Lingkungan Wilayah Kerja UNOCAL Indonesia Company Kalimantan Timur. Bidang Litbangtek Eksplorasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi. LEMIGAS. Jakarta.

Nurhayati., 2006. Distribusi Vertikal Suhu, Salinitas dan Arus diperairan Morotai, Maluku Utara, Oseanologi dan Limnologi Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.

Odum., 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada. Yogyakarta. University Press

Rahayu S., 1991. Penelitian Kadar Oksigen Terlarut (DO) dalam Air bagi Kehidupan Ikan. BPPT No.XL V/1991. Jakarta.

Salmin., (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana 30(3), 21-26.

Sarinda, F dan Dewiyanti, I., 2013. Keragaman Fitoplankton di Perairan Estuaria Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Unsiyah Depik 2 (1) : 20-25.

Simanjuntak, M., 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut, dan pH di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Bidang Dinamika Laut, Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Undang-undang Nomor: 32 Tahun 2009. Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.




DOI: https://doi.org/10.20527/m.v1i2.11677

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.