Nilai Kearifan Lokal Tradisi Manugal Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan Pada Materi Geografi Bidang Lingkungan Hidup (Kajian Etnografi)

Muhammad Efendi, Muhammad Sahrul, Siti Salma

Abstract


Kalimantan Selatan mempunyai suku yang memiliki keanekaragaman dalam berbagai hal. Salah  satunya adalah budaya yang berkembang dalam masyarakat adat sebagai kekayaan  nasional. Masyarakat adat secara tradisi terus berpegang pada nilai-nilai lokal yang diyakini kebenaran dan kesakralannya serta menjadi pegangan hidup anggotanya yang diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai tersebut saling berkaitan dalam sebuah sistem. Sebagai kesatuan hidup manusia, masyarakat adat memiliki nilai sosial-budaya yang dapat dikaji untuk dikembangkan dalam pembelajaran. Masyarakat adat sangat kental dengan budaya kesetiakawanan sosial dalam melakukan segala aktivitas hidupnya. Seperti yang terjadi pada suku Dayak Meratus, Kalimantan Selatan. Terlepas dari unsur mistis yang ada di dalamnya, pemahaman tentang nilai-nilai tersebut sangat penting dimiliki oleh peserta didik, kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya masyarakat tradisional yang dikembangkan dalam konteks kekinian, sangat penting untuk dijadikan kajian dalam pembelajaran Geografi berkaitan dengan Pendidikan Lingkungan Hidup sehingga terinternalisasi pada diri peserta didik. Tentu setelah dikaji secara ilmiah, mengapa nilai-nilai tersebut harus diwarisi oleh mereka.

 


Keywords


Kearifan Lokal, Manugal, Masyarakat Dayak, Lingkungan Hidup dan Etnografi

Full Text:

PDF

References


Atmodjo,M.M.S.K. (1986).”Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi” dalam Ayatrohaedi penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Bereman, G. D., 1968, Etnography : Method and Products Introduction to Cultural Antropology, J.A. Clitun, editor. Buston, Hungton Miflin Company.

Creswell, John. W., 2012, Research Design pendekatan kualitatif, kuatitatif, dan mixed (cetakan ke 2), Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Fatchan Achmad, 2011, Metode Penelitian Kualitatif (beserta contoh proposal Skripsi, Tesis dan desertasi), Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Mulyana Deddy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru, ilmu sosial dan Lainnya), Bandung: Rusadakarya .

------------2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (edisi Kelima), Malang: Universitas Negeri Malang.

Dayak Putra, 2011, Tradisi Dayak Meratus Desa Kiyu, Kalimantan Selatan; Universitas Lambung Mangkurat.

Soehadha Moh, 2010, Mitos Datu Ayuh dalam Religi Aruh (studi dayak meratus), Banjarmasin: ACIS (Annual Conference on Islamic Studies)

Zainuddin Hasan, 2012, Manugal Cara Tani Dayak di Pedalaman Kalimantan, Jakarta: Kompas online.

Ronald, A., & Ahimsa-Putra, H. S. 2013. Perubahan Hunian Tradisional Suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan (Kajian Perubahan dengan Metode Etnografi). In Forum Teknik (Vol. 35, No. 1)

Fahrianoor, F., Dida, S., Rizal, E., & Agustin, H. (2018). Komunikasi Ritual pada Tradisi Bahuma Etnis Dayak Meratus dalam Melestarikan Hutan. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi.

Royyani, M. F. (2014). Tepung Tawar: Keanekaragaman Hayati dan Jejak Budaya di Pegunungan Meratus. Jurnal Biologi Indonesia.

Hidayat, Y. (2019). Sistem Perladangan Berpindah Sebagai Local Genius Pada Masyarakat Bukit Di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Vidya




DOI: https://doi.org/10.20527/padaringan.v2i2.2158

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

Padaringan Indexed By :

    

      

        

 

Lisensi Creative Commons
The work is distributed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.