ANALISIS SIGNAL TO NOISE RASIO PADA SISTEM PENSTABIL SISTEM DAN PENERIMA SUMBER CAHAYA LASER He-Ne

Wiwis Sasmitaninghidayah

Abstract


Telah dilakukan penstabilan sumber cahaya laser He-Ne berdasarkan pada sistem optis. Sistem optis ini terdiri dari polarisator, pelat λ/4, analisator, fotodetektor dan multimeter digital. Variasi dilakukan dengan penggunaan satu pelat λ/4 dan dua pelat λ/4. Sudut cepat retardasi pada masing-masing pelat λ/4 divariasikan dengan sudut 0o, 30o, 45o, 60o, 90o, -30o, -45o, -60o, dan -90o.  Hasil analisis nilai SNR menunjukkan bahwa sistem yang memiliki tingkat kestabilan paling tinggi pada Tingkat kestabilan sistem dilihat dari nilai analisis SNR dari tegangan keluaran fotodetektor. Eksperimen menunjukkan bahwa sistem penstabil yang paling efektif adalah sistem penstabil satu pelat λ/4 pada sudut pelat λ/4 60o. Sistem pada keadaan ini memiliki tingkat kestabilan dalam jangka waktu pengukuran 113 sekon sebesar 41,0403 ± 0,0328 dB, dengan simpangan terhadap tegangan awal sebesar 0,025 mV. Sehingga selama pengukuran nilai intensitas laser He-Ne yang diterima fotodetektor memiliki nilai yang mendekati konstan, yaitu pada angka 34,786 ± 0,025 mV.


Full Text:

PDF

References


(1)Hu, J., Ahola, T., danIkonen, E. (1995), “Development of Iodine Stabilized He-Ne Lasers at MRI”, Measurement, Vol.16,hal.187-193.

(2) Varaic, P., dan Cretin, B. (1996), “New Structures for Heterodyne InterferometricProbes using Double-Pass”, Optics Communications, 132, 19-23.

(3)Mäkinen, J., danStåhlberg, B. (1998), “Long-Term Frequency Stability and Temperature Response Of a Polarization-Stabilized He–Ne Laser”, Measurement, Vol. 24, hal. 179-185.

(4)Rubiyanto,A. (2002), IntegrietakustooptischesHeterodyninterferometer in LiNbO3, DesertasiDoktoral, Paderborn University, Paderborn.

(5)Venkatakrishnan, K., Tan, B., danNgoi, B.K.A. (2002), “Two-Axis-Scanning Laser Doppler Vibrometer for Precision Engineering”, Optics and Lasers in Engineering, 38, 153-171.

(6)Vanlanduit, S., Cauberghe, B., Guillaume, P., danVerboven, P. (2003), “Automatic Vibration Mode Tracking using a Scanning Laser Doppler Vibrometer”, Optics and Lasers in Engineering, 42, 315-326.

(7)Vanherzeele, Joris., et. al. (2006), “Flow Characterization using a Laser Doppler Vibrometer”, Optics and Lasers in Engineering, 45, 19-26.

(8) Vanherzeele, J., Vanlanduit, S., dan Guillaume, P. (2006), “Acoustic Source Identification using a Scanning Laser Doppler Vibrometer”, Optics and Lasers in Engineering, 45, 742-749.

(9) Rubiyanto, A. (2009), DesaindanFabrikasi Laser VibrometerBerbasis Interferometer sebagai Sensor Getaran, InstitutTeknologiSepuluhNopember, Surabaya.

(10) Parvitte, B., Zéninari, V., Thiébeaux, C., Delahaigue, A., danCourtois, D. (2004),“Infrared laser heterodyne systems”, SpectrochimicaActa Part A, Vol. 60, hal. 1193–1213.




DOI: http://dx.doi.org/10.20527/flux.v12i1.1306

Article Metrics

Abstract view : 475 times
PDF - 231 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Flux

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Association with:

Physical Society of Indonesia

Indexed by:

 

Creative Commons License
Jurnal Fisika FLux: Jurnal Ilmiah FMIPA Universitas Lambung Mangkurat is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.