Tanah Gambut Berserat : Solusi Dan Permasalahannya Dalam Pembangunan Infrastruktur Yang Berwawasan Lingkungan
Abstract
Tanah gambut berserat merupakan tanah organik yang terbentuk akibat pelapukan tumbuh tumbuhan yang tergenang air di daerah tropis; akibatnya sebagian serat masih jelas terlihat pada struktur tanah gambut berserat. Tanah gambut berserat mempunyai sifat fisik dan teknis yang jelek, yaitu: kadar air dan angka pori yang tinggi, spesific gravity dan daya dukung yang rendah serta pemampatan yang besar dan tidak merata. Oleh sebab itu, banyak metode perbaikan tanah gambut berserat yang telah diterapkan di lapangan. Akan tetapi, metode yang telah diterapkan tersebut belum memperhatikan dampak lingkungan yang terjadi serta ketebalan lapisan tanah gambut berserat yang harus diperbaiki. Berdasarkan hal tersebut, penting dilakukan analisa terhadap metode perbaikan yang telah diterapkan di lapangan sehingga pemilihan metode perbaikan tanah gambut yang dilakukan tepat dan berwawasan lingkungan. Metode perbaikan tanah gambut berserat yang telah diterapkan meliputi, pengelupasan lapisan gambut, pembebenan awan, galar kayu, cerucuk kayu dan stabilisasi seluruh lapisan gambut. Semua metode yang telah diterapkan tersebut (kecuali stabilisasi) ternyata mempunyai dampak yang cukup besar terhadap lingkungan serta hanya mampu dilaksanakan pada lapisan tanah gambut dengan ketebalan maksimal empat meter. Sedangkan metode stabilisasi lebih berwawasan lingkungan dan lebiih murah dibandingkan metode lainnya dan mampu diterapkan pada lapisan gambut dengan ketebalan sepuluh meter. Untuk tanah gambut yang memiliki ketebalan lebh dari sepuluh meter, penggunaan tiang pancang dengan lapisan anti korosif merupakan pilihan yang terbaik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
ASTM Annual Book (1992), Standard Classification of Peat Samples by Laboratory Testing (D4427-92), ASTM, Section 4, Volume 04.08 Soil and Rock, Philadelphia.
Afief Ma’ruf, M. (2012), Pengaruh Air di Sekitar Area Lahan Gambut yang Distabilisasi Terhadap Sifat Fisik dan Sifat Teknis Tanah Gambut, Tesis Program Magister FTSP-Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Harwadi, F. and Mochtar, N.E. (2010), Compression Behavior of Peat Soil Stabilized with Enviromentally Friendly Stabilizer, Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10,
.
Hebib, Samir & Farrell, E.R, (2003), Some Experiences on The Stabilization of Irish Peats, Canadian Geotechnical Journal 40 : 107-120.
Islam, M. S. and Hashim, R. (2009), Bearing Capacity of Stabilised Tropical Peat by Deep Mixing Method, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 3(2) : 682-688, 2009, ISSN 1991-8178.
Jelisic, N., Leppänen, M., (2001), Mass Stabilization of Peat in Road and Railway construction, Swedish Road Administration, SCC-Viatek Finlandia.
Kusumawardani, M & Mochtar, N.E. (2012), Experiment on Fibrous Peat Subjected to Reduction of Water Content, Proceeding of 8th International Symposium on Lowland Technology.
Keller Ground Engineering Pty Ltd, (2002), Lime Cement Dry Soil Mixing, PO. Box. 7974 baulkham Hills NSW Australia.
Mochtar, NE., (2002), Tinjauan Teknis Tanah Gambut Dan Prospek Pengembangan Lahan Gambut Yang Berkelanjutan, Pidato Pengukuhan Guru Besar ITS Surabaya.
Mochtar, NE, Yulianto, FE., Satria, TR., (2014), Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan, Jurnal Teknik Sipil ITB (Civil Engineering Journal ITB), Vol. 21, No. 1, Hal 57-64.
MacFarlane, I.C. (1959), Muskeg Engineering Handbook, National Research
Council of Canada, University of Toronto Press, Toronto, Canada
Souliman, M. I. and Zapata, C. (2011), International Case Studies of Peat Stabilization by Deep Mixing Method, Jordan Journal of Civil Engineering, Volume 5, No. 3, 2011.
Von Post, L. (1992), Sveriges Geologiska Undersoknings Torvinventering Och Nagre av Dess Hittills Vunna Resultat, Sv. Mosskulturfor. Tidskr. 1:1-
Wibowo, Ari ( 2009), Role of Peatland in Global Climate Change, Jurnal Tekno Hutan Tanaman, Vol. 2 No.1 hal 19-28, 2009.
Wetlands International – Indonesia Programme (2004), Peta sebaran Lahan Gambut, Luas dan Kandungan Karbon Di Kalimantan, Edisi Pertama ISBN 979-95899-9-1, Bogor.
Yulianto, F.E. and Mochtar, N.E. (2010), Mixing of Rice Husk Ash (RHA) and Lime For Peat Stabilization, Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10, 2010.
Yulianto, F.E. and Mochtar, N.E. (2012), Behavior of Fibrous Peat Soil Stabilized with Rice Husk Ash (RHA) and Lime, Proceedings of 8th International Symposium on Lowland Technology September 11-13, 2012, Bali, Indonesia.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/infotek.v0i0.3125
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.20527/infotek.v0i0.3125.g2675
Article Metrics
Abstract view : 2826 timesPDF - 3399 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 INFO-TEKNIK
This work is licensed under a�Creative Commons Attribution 4.0 International License.�
Indexed By:
Citation :
SINTA 6 mulai Vol. 19 No. 2 2018 (SK NO. 164/E/KPT/2021)GOOGLE SCHOLAR : Sitasi = 78, H-index = 5, i10-index = 2
IPI :� Artikel = 100
IOS 3969 : Artikel = 239
�