Tanah Gambut Berserat : Solusi Dan Permasalahannya Dalam Pembangunan Infrastruktur Yang Berwawasan Lingkungan

Muhammad Afief Ma'ruf, Faisal Estu Yulianto

Abstract


Tanah gambut berserat merupakan tanah organik yang terbentuk akibat pelapukan tumbuh tumbuhan yang tergenang air di daerah tropis; akibatnya sebagian serat masih jelas terlihat pada struktur tanah gambut berserat. Tanah gambut  berserat  mempunyai  sifat  fisik  dan  teknis  yang  jelek,  yaitu:  kadar  air dan  angka  pori  yang  tinggi,  spesific gravity dan daya dukung yang rendah serta pemampatan  yang besar dan tidak merata. Oleh sebab itu, banyak metode perbaikan tanah gambut berserat yang telah diterapkan di lapangan. Akan tetapi, metode yang telah diterapkan tersebut belum  memperhatikan  dampak  lingkungan  yang  terjadi  serta  ketebalan  lapisan  tanah  gambut  berserat  yang  harus diperbaiki.  Berdasarkan  hal tersebut,  penting  dilakukan  analisa  terhadap  metode  perbaikan  yang telah diterapkan  di lapangan  sehingga  pemilihan  metode  perbaikan  tanah  gambut  yang  dilakukan  tepat  dan  berwawasan  lingkungan. Metode  perbaikan  tanah gambut  berserat  yang telah diterapkan  meliputi,  pengelupasan  lapisan gambut,  pembebenan awan, galar kayu, cerucuk kayu dan stabilisasi seluruh lapisan gambut. Semua metode yang telah diterapkan tersebut (kecuali   stabilisasi)   ternyata   mempunyai   dampak   yang   cukup   besar   terhadap   lingkungan   serta   hanya   mampu dilaksanakan  pada lapisan tanah gambut dengan ketebalan maksimal empat meter. Sedangkan metode stabilisasi lebih berwawasan  lingkungan  dan lebiih murah dibandingkan  metode lainnya dan mampu diterapkan  pada lapisan gambut dengan ketebalan  sepuluh meter. Untuk tanah gambut yang memiliki ketebalan  lebh dari sepuluh meter, penggunaan tiang pancang dengan lapisan anti korosif merupakan pilihan yang terbaik.


Keywords


Tanah gambut berserat, metode perbaikan tanah, ramah lingkungan.

Full Text:

PDF

References


ASTM Annual Book (1992), Standard Classification of Peat Samples by Laboratory Testing (D4427-92), ASTM, Section 4, Volume 04.08 Soil and Rock, Philadelphia.

Afief Ma’ruf, M. (2012), Pengaruh Air di Sekitar Area Lahan Gambut yang Distabilisasi Terhadap Sifat Fisik dan Sifat Teknis Tanah Gambut, Tesis Program Magister FTSP-Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Harwadi, F. and Mochtar, N.E. (2010), Compression Behavior of Peat Soil Stabilized with Enviromentally Friendly Stabilizer, Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10,

.

Hebib, Samir & Farrell, E.R, (2003), Some Experiences on The Stabilization of Irish Peats, Canadian Geotechnical Journal 40 : 107-120.

Islam, M. S. and Hashim, R. (2009), Bearing Capacity of Stabilised Tropical Peat by Deep Mixing Method, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 3(2) : 682-688, 2009, ISSN 1991-8178.

Jelisic, N., Leppänen, M., (2001), Mass Stabilization of Peat in Road and Railway construction, Swedish Road Administration, SCC-Viatek Finlandia.

Kusumawardani, M & Mochtar, N.E. (2012), Experiment on Fibrous Peat Subjected to Reduction of Water Content, Proceeding of 8th International Symposium on Lowland Technology.

Keller Ground Engineering Pty Ltd, (2002), Lime Cement Dry Soil Mixing, PO. Box. 7974 baulkham Hills NSW Australia.

Mochtar, NE., (2002), Tinjauan Teknis Tanah Gambut Dan Prospek Pengembangan Lahan Gambut Yang Berkelanjutan, Pidato Pengukuhan Guru Besar ITS Surabaya.

Mochtar, NE, Yulianto, FE., Satria, TR., (2014), Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO3 dan Pozolan, Jurnal Teknik Sipil ITB (Civil Engineering Journal ITB), Vol. 21, No. 1, Hal 57-64.

MacFarlane, I.C. (1959), Muskeg Engineering Handbook, National Research

Council of Canada, University of Toronto Press, Toronto, Canada

Souliman, M. I. and Zapata, C. (2011), International Case Studies of Peat Stabilization by Deep Mixing Method, Jordan Journal of Civil Engineering, Volume 5, No. 3, 2011.

Von Post, L. (1992), Sveriges Geologiska Undersoknings Torvinventering Och Nagre av Dess Hittills Vunna Resultat, Sv. Mosskulturfor. Tidskr. 1:1-

Wibowo, Ari ( 2009), Role of Peatland in Global Climate Change, Jurnal Tekno Hutan Tanaman, Vol. 2 No.1 hal 19-28, 2009.

Wetlands International – Indonesia Programme (2004), Peta sebaran Lahan Gambut, Luas dan Kandungan Karbon Di Kalimantan, Edisi Pertama ISBN 979-95899-9-1, Bogor.

Yulianto, F.E. and Mochtar, N.E. (2010), Mixing of Rice Husk Ash (RHA) and Lime For Peat Stabilization, Proceedings of the First Makassar International Conference on Civil Engineering (MICCE2010), March 9-10, 2010.

Yulianto, F.E. and Mochtar, N.E. (2012), Behavior of Fibrous Peat Soil Stabilized with Rice Husk Ash (RHA) and Lime, Proceedings of 8th International Symposium on Lowland Technology September 11-13, 2012, Bali, Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.20527/infotek.v0i0.3125

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.20527/infotek.v0i0.3125.g2675

Article Metrics

Abstract view : 2826 times
PDF - 3399 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 INFO-TEKNIK

Creative Commons License
This work is licensed under a�Creative Commons Attribution 4.0 International License.�

joomla
statistics View My Stats

Indexed By:

Citation :

SINTA 6 mulai Vol. 19 No. 2 2018 (SK NO. 164/E/KPT/2021)

GOOGLE SCHOLAR : Sitasi = 78, H-index = 5, i10-index = 2

IPI :� Artikel = 100

IOS 3969 : Artikel = 239