Profil FTIR dan GC/MS Ekstrak Jamur Endofit dari Akar Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Asal Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan
Abstract
Akar seluang belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) merupakan tumbuhan asal Kalimantan yang biasa dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai afrodisiaka karena memiliki metabolit sekunder yang bervariasi. Endofit adalah mikroba yang hidup didalam jaringan tumbuhan dan mampu menghasilkan metabolit sekunder yang serupa dengan inangnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jamur endofit yang dapat diisolasi dari akar seluang belum asal Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan menentukan profil senyawa metabolit sekunder dari jamur endofit akar seluang belum. Identifikasi isolate jamur endofit dilakukan secara mikroskopik dan makroskopik dan isolate jamur endofit dibiakkan selama 14 hari. Profil senyawa sekunder dianalisis dengan GC-MS dan FTIR. Hasil isolasi jamur endofit akar seluang belum didapat 6 isolat yang berbeda. Hasil identifikasi tiga isolate jamur endofit dari 6 spesies jamur endofit yaitu Rhizoctonia solani, Arthrobotrys oligospora Fresenius, dan Phytophthora capsici. Profil GC-MS ekstrak jamur endofit Corynespora citrocola diperoleh 10 senyawa yang berhasil diidentifikasi dan memiliki 15 panjang gelombang dengan 9 macam gugus fungsi yang berbeda. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beragam jenis jamur endofit yang tumbuh pada akar seluang belum yang memiliki potensi sebagai bahan obat.
Kata Kunci: Seluang Belum, Isolasi, Identifikasi, Jamur Endofit, Kromatografi, FTIR, GCMS
Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz. is a plant from Kalimantan which is commonly believed by local people as an aphrodisiac because it has various secondary metabolites. Endophytes are microbes that live in plant tissues and are able to produce secondary metabolites similar to their host. The purpose of this study was to determine the type of endophytic fungi that could be isolated from the roots of seluang belum yet from Tabalong Regency, South Kalimantan and to determine the profile of secondary metabolites from seluang root endophytic fungi. Identification of endophytic fungal isolates was carried out microscopically and macroscopically and endophytic fungal isolates were cultured for 14 days. Secondary compound profiles were analyzed by GC-MS and FTIR. The results of the identification of three isolates of endophytic fungi from 6 species of endophytic fungi, namely Rhizoctonia solani, Arthrobotrys oligospora Fresenius, and Phytophthora capsici. The GC-MS profile of the endophytic fungus Corynespora citrocola extract obtained 10 compounds that were identified and had 15 peaks with 9 different functional groups. Based on this research, it can be concluded that there are various types of endophytic fungi that grow on seluang belum root which have potential as medicinal ingredients.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Ahmad, R.Z. (2005). Pemanfaatan Cendawan Arthrobotrys oligospora dan Duddingtonia flagrans Untuk Pengendalian Haemonchosis Pada Ruminansia Kecil di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 24(4), 143-148.
Aji, O.R., Sari, A.K. & Putri, D. A. (2022). Isolasi dan Uji Aktivitas Antagonisme Jamur Endofit Tanaman Pisang (Musa paradisiaca L.) Terhadap Fusarium oxysporum. Jurnal Ilmiah Biologi, 10, 10-17.
Amir & Soendjoto, M. A. (2018). Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Obat oleh Masyarakat Dayak Bakumpai yang Tinggal Di Tepian Sungai Karau, Desa Muara Plantau, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 3, 127-132.
Boesewinkel, H. J. (2012). New Plant Disease Records in New Zeland:records in the Period 1969-78. New Zealand Journal of Agricultural Research, 20, 583-589.
Handayani, R., Qamariah, N. & Mardova, S. A. (2018). Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Batang Saluang Belum Terhadap Bakteri Escherichia coli. Borneo Journal of Pharmacy, 1, 16-18.
Juwita, D., Puspita, F. & Haryani, Y. (2019). Isolasi Jamur Endofit dari Akar Mangrove Kabupaten Bengkalis. Jurnal Karya Ilmiah, 1, 1-6.
Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani. 2009. Pakej Teknologi Mangga. Jabatan Pertanian, Malaysia.
Mukhlis, D. K., Rozirwan & Hendri, M. (2018). Isolasi dan Aktivitas Antibakteri Jamur Endofit pada Mangrove Rhizophora apiculata dari Kawasan Mangrove Tanjung Api-Api Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Maspari Journal,10,151-160.
Novina, D., Suryanto, D. & Elimasni. (2012). Uji Potensi Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Pertumbuhan Rhizoctonia solani Penyebab Rebah Kecambah Pada Kentang Varietas Granola. Saintia Biologi,1, 1-7.
Nurhelmi & Putri, D. H. (2021). Optimasi Sterilisasi Permukaan Jaringan Daun Andalas (Morus macroura Miq.) dengan NaOCl untuk Isolasi Mikroba Endofit. Serambi Biologi. 6: 13-18.
Patil, S. Y., Pawar, N. S., & Borse, B. D. (2019). Research Article Tripospermum limneticum Sp. Nov. (Mitosporic Fungi) On Submerged Leaves From Freshwater, Gujarat, India. International Journal of Advanced Research, 7, 556-559.
Pavia, D.L., Lampman, G. M., Kriz, G. S. Kriz, (2001). Introduction to Spectroscopy: A guide for students of organic chemistry. Thomsom Learning: Singapura.
Rollando. (2019). Senyawa Antibakteri dari Fungi Endofit. Seribu Bintang, Malang.
Shindy, I. C., Akhsan, N. & Suyadi. (2020). Eksplorasi Jamur Nematofagus Dari Pupuk Kandang Di Kota Samarinda: Studi Kasus Kelurahan Lempake. Jurnal Agroeteknologi Tropika Lembab. 3: 55-60.
Sopandi, T. & Wardah. (2020. )Mikologi – Dasar dan Aplikasi. Penerbut ANDI, Yogyakarta.
Suhartina, F. E. F. Kandou & Singkoh, M. F. O. (2018). Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit pada Tumbuhan Paku Asplenium nidus. Jurnal MIPA Unstrat, 7, 24-28.
Sulistiyono, F. D., & Mahyuni, S. (2019). Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit pada Umbi Talas (Colocasia esculenta (L.) Schoot). Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa, 9, 66-70.
Trinovita, E., Rahman, M. I. & Carmelita A. B. (2020). Evaluasi Potensi Aktivitas Etanol Akar Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Terhadap Radikal Bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Prosiding Seminar, 1, 94-114.
Wahyuno, D., Manohara, D. & Susilowati, D. N. (2007). Variasi Morfologi dan Virulensi Phytophthora capsici Asal Lada. Buletin Plasma Nutfah, 13, 70-81.
Watannabe, T. (2002). Pictorial Atlas of Soil and seed Fungi: Morphologies of Cultured Fungi and Key to Species, Second Edition. CRC Press, New York.
Wathan, N., Imaningsih, W. & Rizki, M. I. (2021). Identifikasi Jamur Endofit Akar Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Serta Uji Aktivitas Antimikrobanya. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 6, 1-4.
Wathan, N., Viogenta, P., Ramadhan, F., Sari, S. R., Azizah, J. (2022). Identifikasi Jamur Endofit Akar Seluang Belum (Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz.) Asal Kabupaten Tabalong Kalsel. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 7(3), 111-114.
Wouldenberg, J. H. C., Groenewald, J. Z., Binder, M. & Crous, P. W. (2013). Alternaria redefined. Studies in Mycology, 75, 171-212.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jps.v9i2.14221
Article Metrics
Abstract view : 846 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 1787 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Pharmascience
Jurnal Pharmascience Published by:
Program Studi Farmasi Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, Indonesia
Jurnal Pharmascience is indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.