Pengenalan dan Pelatihan Kultur Jaringan bagi Gapoktan di Kelurahan Tani Aman sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Petani
Abstract
Mitra pada penerapan iptek masyarakat yakni gabungan kelompok tani (gapoktan) Tani Makmur dan gapoktan Kalan Luas. Kedua mitra adalah merupakan kelompok tani yang berada di Kelurahan Tani aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah hasil panen tanaman sayur yang kurang berkualitas karena serangan hama dan penyakit mengakibatkan banyaknya hasil panen seperti sayur-sayuran menjadi rusak sehingga menjadi kurang laku sehingga para petani mengalami penurunan pendapatan serta banyaknya lahan yang masih kosong tidak termanfaatkan karena kondisi tanah yang asam. Kelompok tani ini memiliki keinginan kuat untuk dapat menghasilkan jenis tanaman pertanian lain yang dapat dijadikan alternatif untuk ditanam dan meningkatkan pendapatan. Untuk menyelesaikan permasalahan mitra, metode yang digunakan adalah memberikan pengenalan dan pelatihan teknik perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Teknik ini menawarkan budidaya tanaman yang cepat dalam waktu singkat, tanaman yang dihasilkan sehat, seragam dan unggul serta tidak tergantung musim. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) adalah memberikan pengenalan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan metode kultur jaringan skala rumah tangga serta menjadikannya sebagai wirausaha baru yang dapat meningkatkan pendapatan. Adapun tahapan program PkM yaitu pengenalan teknik kultur jaringan, pemberian materi dalam presentasi dan pemutaran video, diskusi, pelatihan, serta pendampingan kultur jaringan skala rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan selama 4 bulan, dari bulan Juli-Oktober 2022 di Laboratorium Kultur Jaringan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini ada 25 orang yang terdiri 10 orang dari gapokatan Tani Makmur dan 15 orang dari gapoktan Kalan Luas. Hasil kegiatan PkM adalah setelah mengikuti pelatihan kultur jaringan, peserta menjadi mengetahui dan mengenal teknik kultur jaringan sebagai salah satu cara memperbanyak tanaman secara modern. Keterampilan dan pengetahuan para peserta menjadi meningkat. Peserta pelatihan mempraktikan tahapan dalam kultur jaringan yang meliputi cara pemilihan tanaman induk, sterilisasi, pembuatan media, penanaman dan aklimatisasi. Adanya keinginan dan antusius dari para peserta untuk menjadikan kultur jaringan sebagai wirausaha baru.
Partners in the application of community science and technology, namely the farmer group association (gapoktan) Tani Makmur and the Kalan Luas farmer group association. The two partners are farmer groups in the Farmer Village, Loa Janan Ilir District, Samarinda City. The problem faced by partners is that the yields of vegetable crops are of poor quality due to pests and diseases, resulting in many crops, such as vegetables, being damaged so that they become less marketable farmers experience a decrease in income and the large amount of land that is still vacant is not utilized due to acidic soil conditions. This farmer group strongly desires to produce other crops that can be used as alternatives to be planted and increase income. To solve partner problems, the method provides an introduction and training in plant propagation techniques by tissue culture. This technique offers fast plant cultivation in a short time; the resulting plants are healthy, uniform and superior and do not depend on the season. Community service activities aim to provide an introduction and increase in knowledge and skills in household-scale network culture methods and to make them new entrepreneurs who can increase their income. The stages of the PKM program are an introduction to tissue culture techniques, provision of material in presentations and video screenings, discussions, training and household scale tissue culture assistance. This activity was carried out for four months, from July to October 2022, at the Tissue Culture Laboratory of the Plantation Plant Cultivation Study Program, Samarinda State Agricultural Polytechnic. The number of participants who participated in this training was 25 people consisting of 10 people from the Tani Makmur Gapokatan and 15 from the Kalan Luas Gapoktan. The results of the PKM activities were that after participating in tissue culture training, the participants learned and recognized tissue culture techniques to reproduce plants in a modern way. The skills and knowledge of the participants increased. The training participants practised the stages of tissue culture, which included selecting mother plants, sterilizing, making media, and planting and acclimatizing. There is a desire and enthusiasm from the participants to make network culture a new entrepreneur.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anitasari, S. (2018). Dasar teknik kultur jaringan. Deepublish.
Arifin, S. (2022). Pemerintah provinsi kalimantan timur. https://www.kaltimprov.go.id/berita/malaysia-lockdown-pisang-kepok-tetap-ke-kuala-lumpur
Beyl, C. (2004). Getting started with tissue culture: Media preparation, sterile technique, and laboratory equipment. Journal Abbreviation: Plant Development and Biotechnology.
BPPT, B. (2016). Prospek dan arah pengembangan agribisnis pisang. Departemen Pertanian.
Disbun. (2020). Produksi komoditas perkebunan provinsi kalimantan timur. Dinas Perkebunan.
Faradilla, Yuanita, & Mentari, S. D. (2021). Stimulasi pertumbuhan anggrek dendrobium (dendrobium sp) dengan pemberian zpt atonik dan root most pada masa aklimatisasi. Jurnal Hutan Tropika, 16(2), 186–195.
Faradilla, Malaysia, E. Kardika, A. J. 2021. Kultur jaringan. Tanesa. Politani Samarinda.
Fitramala, E., Khaerunnisa, E., Djuita, N. R. D. R., Sunarso, H., & Ratnadewi, D. (2017). Kultur in vitro pisang Kepok Merah (Musa paradisiaca) untuk mikropropagasi cepat. E-Journal Menara Perkebunan, 84(2), 69–75.
https://doi.org/10.22302/ppbbi.jur.mp.v84i2.221
Gamborg, O. ., & Shyluk, J. . (1981). Nutrition, media and Characteristic of Plant Cell and Tissue Culture. Acedemic Press.
Ghofar, M. (2022). Antara Kaltim. https://kaltim.antaranews.com/berita/161097/dpthp-kaltim-kembangkan-bibit-pisang-melalui-kultur-jaringan
Henuhili, V. (2017). Kultur jaringan tanaman. In UNY Press. Universitas Negeri Yogyakarta.
Misra, A., N., & Misra, M. (2012). Sterilization tehniques in plant tissue culture. Fakir Mohan University.
Nirmala, R., Shanti, R., & Suyadi, S. (2016). Langkah sukses budidaya pisang kepok kuning (musa paradisiaka) bebas penyakit melalui kultur jaringan sampai lapangan dan pengolahan hasil panennya di provinsi kalimantan timur. Ziraa’Ah Majalah Ilmiah Pertanian, 41(1), 60–71.
Putri, H. A. (2015). Pengaruh komposisi media dasar dan kitosan terhadap pertumbuhan protocorm like bodies (plbs) dan planlet anggrek Phalaenopsis hibrida. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, N. (2022). Pembibitan dan kultur jaringan tanaman. Andi Publisher.
Rizal, & Triwidyawati. (2015). Prospek pengembangan pisang kepok di kabupaten kutai timur kalimantan timur. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 2006–2010.
Sandra, E. (2017). Cara mudah memahami dan menguasai kultur jaringan. IPB Press.
Satuhu, & Supriadi. (2014). Pisang, budidaya, pengolahan dan prospek pasar. Penebar Swadaya.
Sjahril, R., Haring, F., Mantja, K., & Malina, A. C. (2019). Pengembangan kultur jaringan anggrek skala rumah tangga di teaching industry unhas. Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Iptek, 1(1), 24–28. https://jasintek.denpasarinstitute.com/index.php/jasintek/article/view/25
Soil Survey Staff. 1999. Soil taxonomy a basic system for making and interpreting soil survey. Second Edition. USDA-NRCS, Washington DC.
Widiastuti, N., & Deviyanti, J. (2018). Kultur jaringan : Teori dan praktik perbanyakan tanaman secara in-vitro. Andi Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v5i2.7611
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is licensed under From March 27, 2020 to June 3, 2020 From Juni 4, 2020 to the present (updated stats) |