Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Cabai Rawit (Capsicum fretescens L.) di Kabupaten Tabalong
Abstract
Cabai termasuk salah satu komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena peranannya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai komoditi ekspor dan industri. Di Kalimantan selatan produktivitas cabai rawit mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016, sedangkan di Kabupaten Tabalong produktivitas tanaman cabai rawit mengalami penurunan dan menempati produktivitas terendah di Kalimantas Selatan. Produktivitas dipengaruhi oleh luas tanam dan produksi, produksi usahatani sangat erat kaitanya dengan pengunaan faktor produksi. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh pemakaian faktor produksi (input) pada usahatani cabai rawit, menghitung elastisitas produksi masing input (luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, obat-obatan dan tenaga kerja) serta menentukan return to scale usahatani cabe rawit. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan menggunakan fungsi produksi tife Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,963. Secara simultan faktor input (lahan, bibit, kotoran hewan, pupuk anorgani, pestisida dan pekerja) mempengaruhi secara benar hasil produksi usahatani cabai rawit. Secara individu faktor produksi lahan, kotoran hewan, pestisida dan pekerja signifikan mempengaruhi produksi cabai rawit sedangkan bibit dan kotoran hewan tidak berpengaruh. Nilai koefisien elastisitas lahan (0,313), bibit (0,010), kotoran hewan (0,066), pupuk anorganik (0,096), pestisida (0,073) dan pekerja (0,598). Selanjutnya berdasarkan hasil return to scale produksi cabai rawit berada dalam keadaan skala meningkat (increasing returnato scale) dengan nilai 1,156.
Kata kunci : usaha tani cabai rawit, faktor produksi, elastisitas, return to scaleFull Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.20527/frontbiz.v3i4.1937
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Email: [email protected]