ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT DI DESA MALILINGIN KECAMATAN PADANG BATUNG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Alfianor Alfianor, Yudi Ferrianta, Hamdani Hamdani

Abstract


Tanaman hortikultura yang banyak diusahakan di Kalimantan Selatan adalah cabai besar, cabai rawit, terung, semangka, ketimun, dan lain-lain. Produksi tanaman hortikultura mengalami perubahan dalam berproduksi yang fluktuatif meskipun banyak yang mengalami peningkatan produksi dari tahun ke tahun. serangan hama, penyakit,kurangnya keahlian pengelolaan usahatani,
kondisi cuaca dan iklim yang berubah-rubah serta sulit diperkirakan dapat menjadi salah satu penyebab naik-turunnya tingkat produksi tanaman hortikultura. Hal ini menunjukan tanaman hortikultura tetap berpotensi mengalami risiko produksi yang akan mempengaruhi jumlah produktivitas. Salah satu kabupaten yang mengusahakan usaha tani yang bergerak dibidang hortikultura adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan salah satunya Kecamatan Padang Batung. Kecamatan Padang Batung ini cukup banyak masyarakatnya bergerak dalam usahatani cabai rawit karena memiliki prospek yang cerah dan sebagai penghasilan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan produksi atau budidaya tanaman cabai rawit dan menganalisis besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman cabai rawit di Desa Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Jumlah sampel responden diambil sebanyak 30 orang petani dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara proportionated random sampling pada semua kelompok tani yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan nilai expected return yang diperoleh adalah sebesar 1,512, yang artinya petani cabai rawit di Desa Malilingin mengharapkan perolehan hasil sebanyak 1,512 ton/ha disaat kondisi risiko produksi 43%. Sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko produksi adalah serangan hama, penyakit, cuaca, dan iklim sulit diprediksi serta kurangnya keahlian manajemen usahatani. Berdasarkan hasil analisis risiko produksi diperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,431, artinya pada setiap satu kilogram cabai rawit yang dihasilkan akan mengalami risiko 43% pada saat terjadi risiko produksi. Risiko produksi terjadi pada saat serangan hama, penyakit, cuaca dan iklim sulit diprediksi serta kurangnya keahlian manajemen usahatani.

Kata kunci: sumber-sumber risiko, analisis risiko


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.20527/frontbiz.v2i4.663

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Frontier Agribisnis diterbitkan oleh Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Email: [email protected] 
 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License