Studi Identifikasi Aluminium Pada Komplek Batuan Granitis Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan
Leo Cahyo Adi, Adip Mustofa, Riswan Riswan
Abstract
Aluminium merupakan salah satu unsur penting bahan baku industry. Ketersediaan Aluminium salah satunya bersumber dari mineral penyusun batuan beku granitis dalam mineral Feldspar. Ketersediaan batuan granitis formasi (Kgr) tertuang pada peta Geologi lembar Amuntai yang disusun oleh (Heryanto, 1994), Kebutuhan Aluminium yang tinggi serta sebaran batuan granitis, menjadi pendorong untuk melaksanakan studi identifikasi Aluminium di daerah tersebut. Metode penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data dilapangan (Pengambilan titik Sampling, sampel batuan dan deskripsi batuan). Yang mana didapatkan 15 sampling batuan hasil dari megaskopis berupa jenis batuan yaitu Granodiorite, Diorite, Andesitis dan Granit. Kemudian dilakukan uji laboratorium, uji laboratorium ditujukan untuk mengetahui kandungan mineral dan kimiawi pada sampel batuan Granitis. Analisa tersebut menggunakan dua alat uji yaitu XRD (X-Ray Difractometer) untuk mengetahui kandungan mineral batuan dan uji XRF (X-Ray Fluorescense) untuk mengetahui kandungan unsur kimiawi. Melalui hasil dari uji laboratorium tersebut dilakukan metoda penamaan jenis batuan menurut klasifikasi diagram Streicksen 1967 dan metoda penamaan jenis magma menurut klasifikasi Shand’s Index 1951. Diketahui penamaan jenis batuan hasil dari klasifikasi diagram Streicksen 1967 didapatkan jenis batuan Granodiorite, Monzogranite dan Syenogranite. Dan hasil dari penamaan jenis magma menurut klasifikasi Shand’s Index 1951 didapatkan jenis magma berupa Peraluminous dan Metaluminous. Dari hasil uji XRF(X-Ray Fluorescense) diketahui batuan granitis hasil sampling mengandung Aluminium berkisar 0,02 – 0,07 %. Peningkatan kandungan aluminium semakin meningkat kearah North East daerah penelitian dengan jenis batuan Granodiorite dan Monzogranite, jenis magma hasil plotting klasifikasi Shand Index 1951 berupa Peraluminous dan Metaluminous mengarah pada Desa Harakit.
Asmuni. Drs. 2001. Karakterisasi Pasir Kuarsa (SiO2) dengan Metode XRD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas. Sumatera Utara
Gill, Robin. 2010. Igneous Rock and Processes: A Practical Guide. Departement of earth Science Royal Holloway: University of London. Inggris.
Heryanto, R dan P. Sanyoto. 1981. Peta Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan. Pusat penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Heryanto, R dan N.Sikumbang. 1981. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan. Pusat penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Satyana, A.H. 1994. On the Origin of the Meratus uplift, Southeast Kalimantan- Tectonic and Grafity Contraints: A model for Exhumation of Collisional Orogen in Indonesia. Indonesia Association of geologists. Jakarta.
Shackley, M.S. 2011. Chapter 2 An Introduction to X-Ray Fluorescence (XRF) Analysis in Archaeology. University California.USA