PENGERINGAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis) DENGAN METODE RADIASI MATAHARI (GREEN HOUSE) UNTUK TUJUAN PENGAWETAN KAYU
Abstract
This study aims to determine the optimal drying time of rubber wood (Hevea brasiliensis) related to preservation by the method of hot and cold immersion using boric acid material so as to prolong the use of wood and also reduce costs and can be used as a reference in research. The parameters tested in the preservation of wood are theoretical absorption and retention values. The optimal drying time of rubber wood (Hevea brasiliensis) for the preservation process of the absorption value and theoretical retention by the method of hot and cold immersion using boric acid material is at 2 weeks drying time. Factors that influence the absorption and retention are caused by water content and length of immertion
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) yang optimal terkait pengawetan dengan metode perendaman panas dingin menggunakan bahan asam borat sehingga dapat memperpanjang pemakaiaan kayu dan juga menekan biaya yang dikeluarkan serta bisa dijadikan acuan dalam penelitian. Parameter yang diuji dalam pengawetan kayu adalah nilai absorbsi dan retensi teoritis. Waktu optimal pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) untuk proses pengawetan dari nilai absorbsi dan retensi teoritis dengan metode perendaman panas dingin menggunakan bahan asam borat yaitu pada lama pengeringan 2 minggu. Faktor yang mempengaruhi nilai absorbsi dan retensi pada pengawetan kayu disebabkan oleh kadar air kayu dan lama perendaman
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ariffin R. 2008. Pembangunan Perkebunan di Kalimantan Selatan. Pidato Pertanggungjawaban Kepala Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Akhir Tahun Anggaran 2008. Dalam Rapat Paripurna DPRD Kal - Sel.
Aryan. 2004. Kayu Karet Mulai Dilirik Jadi Alternatif Bahan Baku Industri Kayu. Radar Banjar Juni 2009.
Basry & B Efrida. 1990. Peranan Pengawetan dan Pengeringan Kayu dalam Industri kayu Skunder. Proceeding Diskusi Industri Perkayuan. Jakarta, 14-15 Maret 1990. Badan Litbang Kehutanan, Bogor. Hal.89-103.
Budiman, 1987. Perkembangan Pemanfaatan Kayu Karet. J. Penelitian Hasil Hutan. 4 (1):5-9.
Darmono, S Atun & S Prasetyo. 2012. Pemanfaatan campuran boraks dan asam borat sebagai bahan pengawetan kayu terhadap serangan rayap. [Laporan Hasil Penelitian]. Fakultas Teknik, MIPA, Universitas Negri Yogyakarta. Februari 2013. Hal.82-99.
Kamil, N dan Nana Supriana, 1971. Pengawetan secara Difusi dengan Boraks dan Asan Borat. Laporan LPHH. No 128. Bogor.
Kurnia A. 2009. Sifat Keterawetan dan Keawetan Kayu Durian, Limus dan Duku Terhadap Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah dan Jamur Pelapuk. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Insitut Pertanian Bogor.
Martawijaya, A. & S. Abdurrohim. 1984. Spesifikasi Pengawetan Kayu untuk Perumahan. Edisi ketiga. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.Hal, 90-91
Muslich M & Krisdianto. 2006. Upaya Peningkatan Kualitas kayu Hutan Rakyat Sebagai Bahan Baku Industri. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan.Bogor, 21 September 2006. Puslitbang Hasil Hutan, Badan Litbang Kehutanan, Bogor. Hal. 89-104.
Sumaryanto. 2013. Pengawetan Kayu Gubal Jati Secara Rendaman Dingin Dengan Pengawet Boron Untuk Mencegah Serangan Rayap Kayu Kering (cryptotermes cynocephalus light.). Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Hal-65.
Yudodibroto H. 1982. Pengawetan Kayu Untuk Menghambat Serangan Biologik dan Kebakaran Serta Untuk Stabilisasi Dimensi. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Hal, 121
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v4i4.3943
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.