KARAKTERISTIK VEGETASI HABITAT BEKANTAN (Nasalis larvatus) DI HUTAN RIPARIAN DALAM KAWASAN OPERASIONAL PT JORONG BARUTAMA GRESTON
Abstract
The purpose of this research is to analyze the characteristics of vegetation that indicated through the Important Value Index and Domination Index of N.larvatus habitat in riparian forest at PT JBG operational area. Analysis of habitat vegetation using the trasect line methods. The transect line had been made by 100 m length and 20 m width. The transect were purposively placed in a location where N. larvatus often use it as a bed tree and as a place for activities. The transect lines were divided into continuous plots measuring 20 m × 20 m. Importance Value Index (IVI) for seedlings, saplings and poles were dominated by Hibiscus tiliaceus. The IVI for tree species were dominated by Ficus rocemose. The dominance index obtained is low (C <1) or not yet reached the highest value (C = 1), so there is no dominant species in vegetation communities for all level vegetation. The species vegetation that have functions as a source of food and daily activities of N.larvatus were Ficus rocemose, Dillenia borneensis, Hibiscus tiliaceus and Shorea belangeran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik vegetasi yang diindikasikan melalui Indeks Nilai Penting dan Indeks Dominasi jenis pada habitat bekantan di hutan riparian dalam kawasan operasional PT JBG. Analisis vegetasi habitat menggunakan metode garis berpetak. Dibuat jalur sepanjang 100 m dengan lebar 20 m yang diletakkan secara purposive pada lokasi di mana bekantan sering menggunakannya sebagai pohon tempat tidur dan tempat beraktivitas. Jalur dibagi menjadi petak kontinyu berukuran 20 m × 20 m. Indeks Nilai Penting (INP) pada tingkat semai, pancang dan tiang didominansi oleh jenis Hibiscus tiliaceus, tingkat pohon didominasi oleh jenis Ficus rocemose. Indeks dominansi yang diperoleh termasuk rendah (C < 1) atau belum mencapai nilai tertinggi (C = 1), sehingga tidak ada komunitas yang mendominasi dalam arti semua jenis vegetasi tersebut tersebar merata pada semua tingkatan pertumbuhan. Jenis-jenis vegetasi yang berfungsi sebagai sumber pakan bekantan dan aktivitas harian yaitu jenis Ficus rocemose, Dillenia borneensis, Hibiscus tiliaceus dan Shorea belangeran
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akbar, A., E. Priyatno, H. A. Basaing, Manaon dan F. Rizani. 2002. Pengaruh Pemagaran Terhadap Pertumbuhan Awal Permudaan Rambai (Sonneratia caesolaris) di Cagar Alam Pulau Kaget. Buletin Teknologi Reboisasi 9: 42-53. Yogyakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Atmoko, T., Ani Mardiastuti, & Entang Iskandar 2014. Komunitas Habitat Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) Pada Areal Terisolasi Di Kuala Samboja, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan Konservasi Alam. 11 No. 2, Agustus 2014: 127-141
Bismark, M. 1995. Analisis populasi bekantan (Nasalis larvatus). Rimba Indonesia 30 (3), September.
Bismark, M. 1999. Studi ekologi makan bekantan (Nasalis larvatus) di hutan bakau Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Kehutanan 13(2), 42- 56.
Bismark, M. 2004. Daya dukung habitat dan adaptasi bekantan (Nasalis larvatus Wurmb). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 1(3), 309-320.
Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) Untuk Survei Keragaman Jenis Pada Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Kissinger, Yamani A. MNP. Rina. 2016. Sistem Nilai dan Sikap Masyarakat Terhadap Konservasi S.balangeran dari Hutan Kerangas. EnviroScienteae Vol. 12 No. 2, Agustus 2016 :p 88-95. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/es/article/view/1686/1459
Kusmana, Cecep. 1995. Teknik Pengukuran Keanekaragaman Tumbuhan. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Meijaard, E. & Nijman, V. 2000. Distribution and conservation of the proboscis monkey (Nasalis larvatus) in Kalimantan, Indonesia. Biological Conservation 92, 15-24
Norhidayah., Kade Sidiasa., & Amir Ma’ruf. 2007 Struktur dan Komposisi Vegetasi Habitat Bekantan (Nasalis larvatus Wurb) Pada Hutan Mangrove Di Bagian Hilir Sungai Wain Kalimantan Timur. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV No. 2: 107 – 116.
Odum. EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan T. Samingan. Edisi Ketiga Pengantar Ekologi. Bandung. CV. Remadja.
Sidiyasa K. 2009. Struktur dan Komposisi Tegakan serta Keanekaragaman di Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitan Hutan dan Konservasi Alam 6 (1): 79-93.
Soehartono, T. dan A. Mardiastuti. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. Jakarta, Japan International Coorperation Agency.
Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 2002. Ekosistem Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Bogor. Institut Pertanian Bogor
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v4i5.4204
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.