PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK KAYU KARET (Hevea brasiliensis) DAN SERBUK PELEPAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOPELET
Abstract
Rubber wood waste from sawmills is in the form of powder which is still rarely used and usually for burning, in the sawmill industry the total waste is 50.8% of the raw material processed. Post-pruning oil palm fronds waste is also not widely used, where each hectare of oil palm plantations can produce as much as 486 tons of dry fronds and 17.1 tons of dry palm leaves / year. Based on these wastes, it can be used as raw material for biopelets. The quality of the biopellets produced from rubber wood sawdust combined with palm frond powder based on American standards (PFI), has obtained the recommended formulation, namely the ratio of 75% rubber wood powder powder and 25% rubber wood frond powder (Treatment B). With a density of 0.4909 g / cm3, a moisture content of 5.5625%, 77.7000% of flying substances, 11.6924% of bound carbon, 1.8100% of ash, and a calorific value of 4.067.63 cal / g
Limbah kayu karet dari penggergajian berupa serbuk yang masih jarang dimanfaatkan dan biasanya untuk di bakar, pada industri penggergajian total limbah sebesar 50,8% dari bahan baku yang diolah. Limbah pelepah kelapa sawit pasca pruning juga belum banyak dimanfaatkan, yang setiap hektarnya kebun sawit dapat menghasilkan sebanyak 486 ton pelepah kering dan 17,1 ton daun sawit kering/tahun. Berdasarkan dari limbah-limbah tersebut sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku biopelet. Kualitas biopelet yang dihasilkan dari serbuk kayu karet yang dipadukan serbuk pelepah kelapa sawit berdasarkan standar Amerika (PFI), telah diperoleh formulasi yang direkomendasikan yaitu pada perbandingan serbuk 75% serbuk kayu karet dan 25% serbuk pelepah kayu karet (Perlakuan B). Dengan kerapatan 0,4909 g/cm3, kadar air 5,5625 %, kadar zat terbang 77,7000%, karbon terikat 11,6924% kadar abu 1,8100%, dan nilai kalor 4.067,63 kal/g
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Basu, P. (2010). Biomass gasification and pyrolisis, practical design and theory. US: Academic Press.
Dinas Pertambangan dan Energy Kalsel. 2012. Sosialisasi Potensi dan Pengembangan Energy di Kalimantan Selatan. Banjarmasin
Dinas PMPTSP Kalsel. Potensi Perkebunan. https://dpmptsp.kalselprov.go.id/potensi-perkebunan/. Diakses pada 3 Januari 2021.
Fang S, Zhai J, Tang LL. 2013. Clonal Variation in Growth, Chemistry, and Caloric Value of New Poplar Hybrids at Nursery Stage. Biomass Bioenergy 54: 303-311.
Hanafiah KA. 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Hahn B. 2004. Existing Guidelines and Quality Assurance for Fuel Pellets. Austria: Umbera.
Hanun F. 2014. Nilai Kalor Kayu Yang Memiliki Kerapatan dan Kadar Lignin Berbeda. [Skripsi]. Bogor :Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Hendra D.2012. Rekayasa pembuatan mesin pellet kayu dan pengujian hasilnya. Penelitian Hasil Hutan. 30(2): 144–154.
Kementrian ESDM. 2018. Kebutuhan Listrik Disesuaikan,Target Bauran Energi Terbarukan Tahun 2025 Tetap Dijaga 23%. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kebutuhan-listrik-disesuaikan-target-bauran-energi-terbarukan-tahun-2025-tetap-dijaga-23%. Diakases pada 4 Februari 2021.
Kementrian Pertanian. 2012. Statistik Pertanian 2012. Kementrian Pertanian, Jakarta.
Mulyasari T. 2013. Karakteristik Beberapa Jenis Kayu sebagai Bahan Baku Energi Biomassa [skripsi]. Bogor (ID): InstitutPertanian Bogor.
Nugrahaeni Jl. 2008. Pemanfaatan Limbah Tembakau (Nicotiana tabacum L.) untuk bahan pembuatan Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif. Fakultas Teknologi Pertanian: Institut Pertanian Bogor.
[PFI] Pellet Fuel Institute. 2007. Pellets: Industry Specifics. http://www.peletheat.org/3/ industry/Industry Specifics.html.
Rahman, 2011, Uji Keragaan biopelet dari biomassa limbah sekam padi ( Oryza sativa sp.) sebagai bahan bakar alternatife terbarukan. Fateta, IPB, Bogor.
Prasetyo B. 2004. Pengaruh Jumlah Bahan Perekat dan Variasi Besar Tekanan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang dari Sabutan Kayu Jati, Sonokeling, dan Kelapa. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.
Sianipar, J. , L. P Batubara, S. P. Ginting, K. Simanihuruk dan A. Tarigan. (2003). Analisis Potensi Ekonomi Limbah dan Hasil Ikutan Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Pakan Kambing Potong. Laporan Hasil Penelitian. Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih, Sumatra Utara.
Sidiq. M.H. 2017. Karakteristik briket arang dari tempurung kelapa (Cocos nucifera) dan ulin (Eusideraxylon zwageri). Bogor. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institusi Pertanian Bogor
Sutrisno. L. 2013. Pemanfaatan Limbah Kayu Mahang (Macaranga sp) Dari Industri Penggergajiaan Kayu Sebagai Bahan Pembuatan Cuka Kayu (Wood Vinegar). Jurnal Penelitian. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Umiyasih, U. Dan Y. A Anggreni. (2003). Keterpaduan Sistem Usaha Perkebunan Dengan Ternak; Tinjauan Tentang Ketersediaan Pakan; Tinjauan Pakan Untuk Ternak Sapi Potong Di KawasanPerkebunan Kelapa Sawit. Dalam Prosiding Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Bengkulu, 9-10 September 2003. Bogor (Indonesia) : Publitbangnak. Hlm. 156-16.
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i1.5056
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.