PERSEBARAN URBAN HEAT ISLAND DI KOTA BANJARBARU MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH

Ria Rahmadanti, Ahmad Jauhari, Mufidah Asyari

Abstract


The phenomenon of global warming occurs due to the effect of greenhouse gases. Heat waves that penetrate the earth’s layer are difficult to reflect back. The goal of this research is mapping urban heat distribution. Research related to urban heat island (UHI) can be analysed through remote sensing by lowering land surface temperature data with vegetation index to produce UHI distribution data. This research was conducted in the city of Banjarbaru using qualitative descriptive analysis and spatial descriptive. The UHI map processing result in classes 8 – 10 obtained a temperature range between 31,2 oC – 37,2 oC and humidity 53% - 65,80%. The area of this class is 2.258,30 throughout the downtown and the particularly the western of Banjarbaru. Temperature in classes 6 – 8 between 31,2 oC – 35,8 oC, humidity 56,8% - 73,2%. The area of this class is 2.258,30 hectares around Banjarbaru. Temperature in classes 4 – 6 between 29,6 oC – 34,6 oC, humidity 55,8% - 83,40%. The area of this class is 14.820,8 hectares in southwest of Banjarbaru. Temperature in class 2 – 4 between 30 oC – 34,4 oC, humidity 58,4% - 76,8%. The area is 8.570 hectares near south of Banjarbaru. Class 0 – 2 range temperature 30 oC – 34 oC, humidity 66% - 74%. The area is 1.231,4 hectares this location near east of BanjarbaruFenomena pemanasan global terjadi karena efek gas rumah kaca. Gelombang panas yang menembus lapisan bumi sulit untuk dipantulkan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi pulau panas. Penelitian terkait pulau panas perkotaan dapat dianalisis melalui penginderaan jauh dengan menurunkan data suhu permukaan lahan dengan indeks vegetasi untuk menghasilkan data sebaran UHI. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Banjarbaru dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif spasial. Hasil dari pengolahan peta UHI pada kelas 8 – 10 dengan suhu 31,2 oC – 37,2 oC, kelembaban 53% - 65,80%. Luas wilayah UHI 2.258,30 ha terletak di sepanjang pusat kota dan bagian barat dari Kota Banjarbaru.Suhu pada kelas 6 – 8 antara 31,2 oC – 35,8 oC, kelembaban 56,8% - 73,2%. Luas wilayah 2.258,30 ha terletak sebagian di pusat Kota Banjarbaru. Kelas 4 – 6 dengan suhu 29,6 oC – 34,6 oC, kelembaban 55,8% - 83,40%, seluas 14.820,8 ha pada barat daya kota. Kelas 2 – 4 dengan suhu 30 oC – 34,4 oC, kelembaban 58,4% - 76,8%. seluas 8.570,3 ha terletak di tepi kota. Kelas 0 – 2 didapat suhu sekitar 30 oC – 34 oC, kelembaban 66% - 74%. seluas 1.231,4 ha pada bagian timur kota.

Keywords


Penginderaan Jauh; Sistem Informasi Geografis; Pulau Panas Perkotaan; Indeks Kehijauan; Suhu Permukaan

Full Text:

PDF

References


Arie FC. 2012. Sebaran temperatur permukaan lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW). Prosiding. Surabaya, 11 Juli 2012. Surabaya: ATPW, 23–34.

BPS Provinsi Kalimantan Selatan. 2019. Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2019. 63560.1902, 570.

Fawzi N.I. 2014. Pemetaan Emisivitas Permukaan Menggunakan Indeks Vegetasi. Majalah Ilmiah Globe, 16(2): 133-139

Fawzi N.I. 2014. Mengukur Urban Heat Island Menggunakan Penginderaan Jauh Kasus di Kota Yogyakarta. Majalah Ilmiah Globe, 19(2): 195-206

Gartland L. 2012. Heat Island: Understanding and Mitigating Heat in Urban Areas. London (UK): earthscan

Guntara, I., & Priyana, Y. 2016. Analisis Urban Heat Island untuk Pengendalian Pemanasan Global di Kota Yogyakarta Menggunakan Citra Penginderaan Jauh. Environmental Science, 1(4), 626–636.

Latif, M. S. 2014. Land Surface Temperature Retrival of Landsat-8 Data Using Split Window Algorithm - A Case Study of Ranchi District. International Journalof Engineering Development and Research (IJERD), 2(4), 806-809

Muhi, A.H. 2002. Pemanasan Global (Global Warming). Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(189), 1–11. http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/189

Putra, A.K., Sukmono, A., & Sasmito, B. 2018. Analisis Hubungan Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Suhu Permukaan Terkait Fenomena Urban Heat Island Menggunakan Citra Landsat (Studi Kasus: Kota Surakarta). Jurnal Geodesi Undip, 7(3), 22–31.

Putri, I.N. 2017. Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Peningkatan Suhu Permukaan dan Urban Heat Island (UHI) di Kota Bekasi. Isnaini Nuryanda Putri. In Skripsi: Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).

Saklani, N., & Khurana, A. 2019. Global Warming: Effect on Living Organisms, Causes and its Solutions. International Journal of Engineering and Management Research, 09(05), 24–26. https://doi.org/10.31033/ijemr.9.5.4

Sasmito, B., & Suprayogi, A. 2017. Model Kekritisan Indeks Lingkungan Dengan Algoritma Urban Heat Island Di Kota Semarang. Majalah Ilmiah Globe, 19(1), 45. https://doi.org/10.24895/mig.2017.19-1.509

Tursilowati, L., Sumantyo, J.S.T., Kuze, H., & Adiningsih, E.A. 2012. Relationship between urban heat island phenomenon and use/land cover changes in Jakarta-Indonesia. Journal of Emerging Trends in Engineering and Applied Sciences (JETEAS) 3(4): 645-653.

Tursilowati L. 2016. Urban Heat Island dan Kontribusinya pada Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Perubahan Lahan. Prosiding Seminar Nasional Pemanasan Global dan Perubahan Global – Fakta, Mitigasi, dan Adaptasi. Bandung, 6 Oktober 2016. Bandung: Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN, 89-96.

U.S. Geological Survey. 2016. Landsat 8 Data Users Handbook.Nasa, 8(June), 97. https://landsat.usgs.gov/documents/Landsat8DataUsersHandbook.pdf

Wicahyani S, Sasongko SB, Izzati M. 2014. Pulau Bahang Kota (Urban Heat Island) di Kota Yogyakarta dan Daerah Sekitarnya Hasil Interpretasi Citra Landsat OLI-TIRS Tahun 2013. Jurnal Geografi 11(2): 196-205.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i2.5352

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.