ANALISIS KANDUNGAN KIMIA KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu Rottb.)SEBAGAI BAHAN BAKU PULP DAN KERTAS
Abstract
South Kalimantan is a province with a fairly large wetland area so that the population of non-timber forest products such as sago (Metroxylon sagu Rottb.) Is widely found. Sago are found along the rivers, especially swamps. A good environment for sago growth is a muddy area, where breath roots aren’t submerged, rich in minerals and organic matter, groundwater is brown and reacts slightly acidic. Freshwater sago growth requires several substances, including potassium, phosphate, calcium and magnesium. Sago is a humid tropical lowland species, which can naturally be found on land with an altitude of up to 700masl. The best growing conditions are at an average temperature of 26°C, relative humidity at 90%, and solar radiation around 9MJ/m2/day. Sago grow well at an altitude of up to 400masl. Above 400masl, sago growth is stunted and starch levels are low. At an altitude above 600masl, the height of the sago is about 6 meters. Utilization of sago in Kalimantan is still not optimal, especially in the midrib and bark of sago palms, sago leaves mostly are only used as a substitute for rope. Sago fronds and bark are cellulose producers can be used for other purposes, however, research related to the use of sago fronds and bark hasn’t been widely carried out. Therefore, in this research, chemical content analysis, making pulp and pulp sheets will be carried out as well as physical testing of the resulting pulp sheets to see their suitability as a source of raw materials for pulp and paper
Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan luasan lahan basah yang cukup besar sehingga populasi hasil hutan bukan kayu seperti tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.) banyak ditemukan. Tanaman sagu banyak ditemukan di sepanjang sungai Kalimantan terutama daerah rawa-rawa. Daerah berlumpur merupakan lingkungan yang baik untuk tanaman sagu, yang dimana tidak terendam akar napasnya, kaya akakn mineral dan bahan organik, air tanah berwarna coklat dan bereaksi agak asam. Sagu air tawar memerlukan beberapa zat yaitu potasium, fosfat, kalsium, dan magnesium. Tanaman sagu merupakan spesies tumbuhan daerah tropis yang lembab, secara alamiah dapat ditemui pada lahan dengan ketinggian hingga 700 m dpl. Pertumbuhan tanaman sagu yang baik adalah pada suhu rata-rata 26oC, kelembaban relative level 90%, dan radiasi matahari sekitar 9 MJ/m2 per hari. Sagu juga dapat tumbuh baik dengan ketinggian hingga 400 m dpl. Lebih dari 400 m dpl pertumbuhan sagu agak terhambat karena kadar patinya rendahkadar patinya rendah. Pada ketinggian di atas 600 m dpl, tinggi tanaman sagu sekitar 6 m. Pemanfaatan tanaman sagu di Kalimantan masih kurang optimal terutama di bagian pelepah dan kulit batang sagu, sebagian besar pelepah sagu hanya digunakan sebagai bahan pengganti tali. Pelepah dan kulit batang sagu merupakan penghasil selulosa yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, akan tetapi penelitian terkait pemanfaatan pelepah dan kulit batang sagu masih belum banyak dilakukan. Oleh karea itu, dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis kandungan kimia, pembuatan pulp, dan lembaran pulp serta pengujian fisik lembaran pulp yang dihasilkan untuk melihat kesesuaiannya sebagai sumber bahan baku pulp dan kertas
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bintoro. 2008. Bercocok Tanam Sagu. Bogor: IPB Press.
Durmaz, S., Ozgenc, O., Boyaci, I.H., Yildiz U.C., & Erisir, E. 2016. Examination of the chemical changes in spruce wood degraded by brown-rot fungi using FTIR and FT-Raman spectroscopy. Vibrational Spectroscopy, 85:202-207.
Flach, M. 1983. Sago Palm, Domestication, Exploitation and Production. 85p. Rome: FAO Plant Production and Protection Paper.
Gunawan, B. & Azhari, C.D. 2010. Karakterisasi spektrofotometri IR dan scanning electron microscopy (S E M) sensor gas dari bahan Polimer Poly Ethelyn Glycol (P E G). Jurnal Sains dan Teknologi, 3(2):1-17
Herlina, Istikowati, W.T dan Fatriani. 2018 Analisis Kimia Dan Serat Pandan Rasau (Pandanus helicopus) Sebagai Alternatif Bahan Baku Pulp Kertas: Jurnal Sylva Scienteae Vol. 01 No. 2
Junaidi, A.B. & Yunus R. 2009. Kajian Potensi Tumbuhan Gelam (Melaleuca cajuput Powel) untuk Bahan Baku Industri Pulp: Aspek Kandungan Kimia Kayu. Jurnal Hutan Tropis Indonesia, 28: 284-291.
Karlinasari, L., Nawawi, D.S., & Widyani, M. 2010. Kajian sifat anatomi dan kimia kayu kaitannya dengan sifat akustik kayu. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 12(3): 110 – 11.
Maximova N., Osterberg M., Koljonen K., & Stenius, P. 2001. Lignin adsorption on cellulose fibre surfaces: effect on surface chemistry, surface morphology and paper strength. Cellulose, 8;113-125
Nasdy, A.W. 2013. Kualitas Kayu Ampupu (Eucaliptus urophylla S. T. Blake) Berbagai Umur Tanam Sebagai Bahan Baku Pulp dan Kertas. [Skripsi]. Bogor: Dapartemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Prawirohatmodjo, S. 1977. Kimia Kayu. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Pavia, D., Lampman, G., & Kriz, G.. 2001. Introduction to Spectroscopy 3rd Edition. USA: Thomson Learning.
Putra, A.F.R., Wardenaar, E., & Hasni, H. 2018. Analisis Komponen Kimia Kayu Sengon (Albizia falcataria L) Berdasarkan Posisi Ketinggian Batang. Jurnal Hutan Lestari, 6(1):83-89
Suhardi, Sabarudin, S., Soedjoko, S.A., Dwijono, H.D., Minarningsih & Widodo, A. 1999. Hutan dan Kebun Sebagai Sumber Pangan Nasional. Departemen Kehutanan - Perkebunan-departemen Pertanian.
Sunardi & Istikowati, W.T. 2012. Analisis Kandungan Kimia dan Sifat Tanaman Purun Tikus (Eleocharis dulcis). Bioscienta. 9(2):15-25.
Sutopo, R.S. 2005. Karakteristik Industri Pulp. Makalah Pelatihan Industri Pulp. Bandung: Balai Besar Pulp dan Kertas.
Syafii W & Siregar, I.Z. 2006. Sifat Kimia dan Dimensi Serat Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) dari Tiga Provenans. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 4(1):28-32
Tamunaidu, P. & Saka, S. 2011. Chemical Characterization of Various Parts of Nipa Palm (Nypa fruticans). Industrial Crops and Product. 34: 1423-1428
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i2.5371
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.