ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DARI VEGETASI ALANG-ALANG PADA BERBAGAI KELERENGAN DI SUB DAS BATI-BATI (DAS MALUKA) KALIMANTAN SELATAN

Zainal Abidin, Syarifuddin Kadir, Eko Rini Indriyatie

Abstract


The type of land cover affects the level of erosion hazard in an area. The purpose of this study was to analyze the amount of erosion hazard and determine the level of erosion hazard (TBE) on the reed vegetation on various slopes in the Bati-bati sub-watershed of the Maluka watershed, South Kalimantan. Sampling of data using purposive sampling technique. Samples were taken as many as 6 land units based on vegetation, soil type, reed land cover and slope class, which were obtained from the map overlay of land units. Each sample point was taken soil samples using a sample ring to be tested in the laboratory. Then, the data were analyzed using Universal Soil Loss Equation (USLE) and Erosion Hazard Analysis (TBE). The highest number of erosion values occurred in reed Land Unit (UL) 39 with a slope of 15-25% with an erosion value of 130.96 tons/ha/year, while the lowest erosion value was found in UL 34 with a slope of 0-8 and erosion of 9.64 tons/ha/year. The erosion hazard level of the land unit under study shows the percentage of light grade (IR) occurring at UL7, UL 34, UL 50 and UL 59 with a flat slope (0-8), while the medium grade (II-S) occurs at UL. 37 with gentle slopes (8-15) and UL 39 with steep slopes (25-40)

Jenis penutupan lahan berpengaruh terhadap tingkat bahaya erosi dalam suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis jumlah bahaya erosi dan menentukan adanya tingkat bahaya erosi (TBE) pada vegetasi alang-alang pada berbagai kelerengan di sub DAS Bati-bati DAS Maluka, Kalimantan Selatan. Pengambilan sampel data menggunakan teknik purposive sampling. Sampel diambil sebanyak 6 unit lahan berdasarkan vegetasi, jenis tanah, tutupan lahan alang-alang dan kelas kelerengan, yang didapat dari overlay peta satuan lahan. Setiap titik sampel diambil sampel tanahnya menggunakan ring sampel untuk diuji di laboratorium. Kemudian, data dianalisis menggunakan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) dan Analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Jumlah nilai  erosi tertinggi terjadi pada Unit Lahan Alang-Alang (UL) 39 dengan kemiringan lereng 15-25% dengan nilai erosi sebesar130,96 ton/ha/thn, sedangkan nilai erosi terendah terdapat pada UL 34 dengan kemiringan lereng 0-8 dan nilai erosi sebesar 9,64 ton/ha/thn. Tingkat bahaya erosi dari unit lahan yang diteliti menunjukkan persentase kelas ringan (I-R) terjadi pada UL7, UL 34, UL 50 dan UL 59 dengan kemiringan lereng yang datar (0-8), sedangkan pada kelas sedang (II-S) terjadi pada UL 37 dengan kemiringan lereng landai (8-15) dan UL 39 dengan  kemiringan lereng curam (25-40).


Keywords


Vegetasi Alang-alang; Erosi; Daerah Aliran Sungai

Full Text:

PDF

References


Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air Edisi Kedua. Bogor: IPB Press.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2019. Data Indeks Erosivitas Hujan Wilayah Banjarbaru. Banjarbaru: BMKG.

Bhan S & UK Bahera. 2014. Consercation Agriculture in India Problems, prospects and policy issues. International Soil and Water Conservation Research, 2(4), pp. 1-12.

BPDAS Barito. 2013. Laporan Monitoring dan Evaluasi Kinerja DAS Tahun 2010. Banjarbaru: BPDAS Barito.

Cahyono K. D. 2017. Dua Kecamatan di Tanah Laut Terendam. Kompas 09 Agustus 2017.

Idjudin, A. 2011. Peranan Konservasi Lahan Dalam Pengelolaan Perkebunan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 5(2): 103-116.

Indriati, N. 2012. Indeks dan Tingkat Bahaya Erosi Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Usalat Kabupaten Sukabumi. Bogor: IPB Press.

Kadir, S. 2016. Modul Konservasi Tanah dan Air. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Kartasapoetra, A. G. 2005. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Jakarta: Bina Aksara.

Kartika, I., Indarto, I., Pudjojono, M., & Ahmad, H. 2016. Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi Pada Level Sub-DAS: Studi Pada Dua DAS Identik. Jurnal Agroteknologi, 10(01).

Kementerian Kehutanan RI. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan RI No: P.39/Menhut-II/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No: P. 61/Menhut-II/2014 tentang Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta.

Purwanto, Sukresno, Cahyono, S.A., Irawan, E. & Yuliantoro, D. 2003. Nilai Ekonomi Erosi Tanah Ultisols (Studi Kasus Di SUB DAS Ngunut, Desa Ngunut, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah). Jurnal Teknologi Pengelolaan DAS, IX (2): 1-21.

Rauf, A. 2011. Dasar- Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Medan: USU Press.

Ristanto, B., Indrayatie, E.R. & Nisa, K. Analisa Tingkat Bahaya Erosi Di Das Asam-Asam Kabupaten Tanah Laut Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurnal Sylva Scienteae, 2 (4): 655-666.

Rusnam, Ekaputra E. G., & Sitanggang E. M. 2013. Analisis Spasial Besaran Tingkat Bahaya Erosi Pada Tiap Satuan Lahan di Sub DAS Batang Kandis. Jurnal Teknik Lingkungan. 10 (2) : 149-167.

Sartohadi, J. 2013. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santoso, B. 2006. Pemberdayaan Lahan Podsolik Merah Kuning dengan Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) di Kalimantan Selatan. Jurnal Perspektif, 5(1): 01-12.

Suryanto & Wawan. 2017. Pengaruh Kemiringan Lahan dan Mucuna bracteata terhadap Aliran permukaan dan Erosi di PT Perkebunan Nusantara V Kebun Lubuk Dalam. Jurnal Jom Faperta 4 (1): 1-15

Suryanto. 2013. 282 DAS di Indonesia kritis. Antara News, hlm. 25-29.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i5.6694

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.