KUALITAS HIDUP DAN KEMAMPUAN MENYERAP LOGAM BERAT TANAMAN BANGKAL (Nauclea subdita. Merr) YANG DITANAM PADA AREAL PASCATAMBANG DI PT. JORONG BARUTAMA GRESTON KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN
Abstract
Acid mine drainage (AMD) is the result of mining, especially coal mining, generally open-pit mining. Any open pit mining will produce voids filled with acid mine drainage (AMD) which is water formed due to the oxidation of sulfide minerals that are exposed or exposed to the water in the presence of water. One of the highly reactive sulfide minerals in the AMD formation process is pyrite. This is a challenge for the environment how to absorb heavy metals contained in water. Here the researchers tried to use the method of Phytoremediation. Phytoremediation is a technology that uses plants, here the researcher uses bangkal plants (Nauclea Subdita Merr.) which are planted in different locations, namely unflooded land, temporarily inundated, and flooded. The purpose of this study was to test the ability of the pods to adapt and grow on post-mining land. Analyzing the quality of life of Bangkal on post-mining land with non-flooded, temporarily inundated and permanently inundated land conditions. Knowing the effect of soil fertility and inundation factors on the growth of bangkal. Analyzing the content of heavy metals Fe and Mn that accumulate in plant parts (roots, stems and leaves). The results of this study indicate that Bangkal plants are able to survive in temporarily flooded land and are able to absorb heavy metals contained in acid mine drainage
Air asam tambang (AMT) merupakan dampak hasil dari penambangan khususnya pertambangan batubara, umumnya pertambangan terbuka. Setiap pertambangan terbuka akan menghasilkan void yang diisi oleh air asam tambang (AAT) merupakan air yang terbentuk akibat oksidasi mineral sulfida yang terpajan atau terdedah di udara dengan kehadiran air. Salah satu mineral sulfida yang sangat reaktif dalam proses pembentukan AAT adalah pirit. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi lingkungan bagaimana menyerap logam berat yang terkandung dalam air. Disini peneliti mencoba mengunakan metode Fitoremediasi. Fitoremediasi adalah suatu teknologi yang menggunaka tanaman, disini peneliti mengunakan tanaman bangkal (Nauclea Subdita Merr.) yang ditanam pada lokasi berbeda, yaitu lahan tidak tergenang, tergenang sementara, dan tergenang. Tujuan penelitian ini bertujuan menguji kemampuan bangkal beradaptasi dan tumbuh pada lahan pasca tambang. Menganalisis kualitas hidup bangkal pada lahan pasca tambang dengan kondisi lahan tidak tergenang, tergenang sementara dan tergenang permanen. Mengetahui pengaruh tingkat kesuburan tanah dan faktor genangan pada pertumbuhan bangkal. Menganalisis kandungan logam berat Fe dan Mn yang terakumulasi pada bagian tanaman (akar, batang dan daun). Hasil penelitian ini menujukan tanaman bangkal mampu bertahan hidup pada lahan tergenang sementara dan mampu menyerap logam berat yang terkandung pada air asam tambang. Hasil pengujian AAT di areal swampy forest dengan tanaman bangkal yang tumbuh hasil analisis laboraturium pH 4.02, fe sebesar 1,38 mg/L yang berarti < 4 mg/ L sesuai Pergub Kalsel No. 36 tahun 2008. Hasil pertumbuhan tanaman tanamn bangkal pada areal yang tergenang sementara standar deviasi 19.63, tidak tergenang 2.69 dan tergenang 22.21. Hasil analisis keragaman menunjukkan hasil bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman gempol karena nilai F hitung = 0,97 lebih rendah dari F tabel taraf 5% = 3,22 dan F Tabel taraf 1% = 5,15. Hasil analisis keragaman menunjukkan hasil bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman gempol karena nilai F hitung = 1,06 lebih rendah dari F tabel taraf 5% = 3,22 dan F tabel taraf 1% = 5,15
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.20527/jss.v6i2.8505
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.