ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DI SUB DAS AMPARO KECIL DAS TABUNIO KABUPATEN TANAH LAUT
Abstract
Changes in land use made to meet the needs of life in line with population growth do not balance with the decreasing availability of natural resources. The Tabunio watershed is a watershed that is included in the watershed with the second priority that needs to be handled in the province of South Kalimantan. The Amparo Kecil sub-watershed is one part of the Tabunio watershed, which is located in the upstream area. The upstream sub-watershed has a large slope, the vegetation is in the form of forest, has rivers with fast currents and is prone to erosion. This study aims to calculate the amount of erosion in the Amparo Kecil sub-watershed, the Tabunio watershed and to analyze the erosion hazard level (TBE) in the Amparo Kecil sub-watershed, the Tabunio watershed. The method used in this study is the Universal Soil Loss Equation (USLE) proposed by Wischmeier and Smith by collecting data by purposive sampling. The results obtained from this study are that the highest erosion value is in Land Unit 3 on shrubs with a large amount of erosion of 57.84 tons/ha/year with erosion hazard class II, while the lowest erosion value is in Land Unit 1 on plantations. Rubber with the amount of erosion 0.06 tons/ha/yr with erosion hazard class I. The level of erosion hazard in each land unit and land cover, shows TBE class 0-SR (very light), namely in rubber plantations (UL 1), and secondary forest (UL 4 & 5), while TBE class IR (light) was found in rubber plantations (UL 2) and shrubs (UL 3).
Perubahan tata guna lahan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, tidak seimbang dengan ketersediaan sumberdaya alam yang semakin berkurang. DAS Tabunio merupakan DAS yang termasuk dalam DAS dengan urutan prioritas kedua yang perlu penanganan di Provinsi Kalimantan Selatan. Sub DAS Amparo Kecil merupakan salah satu bagian DAS Tabunio yang berada di daerah hulu. Sub DAS bagian hulu memiliki kemiringan lereng yang besar, vegetasi berupa hutan, memiliki sungai dengan arus yang deras dan rawan terjadi erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya jumlah erosi di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan menganalisis tingkat bahaya erosi (TBE) di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikemukakan oleh Wischmeier dan Smith dengan pengambilan data dengan cara purposive sampling. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah besarnya jumlah nilai erosi tertinggi berada pada Unit Lahan 3 pada semak belukar dengan besarnya jumlah erosi sebesar 57,84 ton/ha/thn dengan keIas bahaya erosi II, sedangkan nilai erosi terendah ada pada Unit Lahan 1 pada perkebunan karet dengan besarnya jumlah erosi sebesar 0,06 ton/ha/thn dengan keIas bahaya erosi I. Tingkat bahaya erosi pada setiap unit lahan dan tutupan lahan, menunjukkan TBE keIas 0-SR (sangat ringan) yaitu pada perkebunan karet (UL 1), dan hutan sekunder (UL 4 & 5), sedangkan TBE keIas I-R (ringan) ada pada perkebunan karet (UL 2) dan semak belukar (UL 3).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alibasyah, M. R., & Karim, A. 2013. Degredasi Lahan Akibat Erosi Pada Areal Pertanian di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 2(3), 240-249.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. Bogor: IPB Press..
Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Barito. 2013. Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis Wilayah Kerja BPDAS Barito. Banjarbaru. Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Barito
Indriati, N. 2012. Indekks dan Tingkat Bahaya Erosi Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Usalat Kabupaten Sukabumi. Bogor: IPB.
Kadir, S. 2016. Modul Konservasi Tanah dan Air. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Kementerian Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.32/Menhut-II/2009 Tentang Tata Cara Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL –DAS). Jakarta: Kementerian Kehutanan
Mazazatu, R & Yudo, P. H. 2015. Penentuan Tingkat Lahan Kritis Menggunakan Metode Pemboboan dan Algoritma NDVI (Studi Kasus: Sub DAS Garang Hulu). Jurnal Geodesi Undip, 16(3) 243-346.
Mulyono, A. 2009. Perkiraan Tingkat Erosi Tanah di Sub DAS Besai, Lampung Barat. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, 19(1), 35.
Nursa’ban, M.,2006. Pengendalian Erosi Tanah Sebagai Upaya Melestarikan Kemampuan Lingkungan. Jurnal Geomedia Vol (2): 93-116.
Rauf, A. 2011. Dasar- Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Medan: USU Press..
Wischmeier, H.H.& Smith DD. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses : A Guide to Conservation Planning, USDA Agriculture, Handbook No. 537, Washington, D.C: USDA
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v6i2.8545
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.