Analisis Vegetasi Tingkat Tiang dan Pohon di Bukit Mandiangin KHDTK ULM Provinsi Kalimantan Selatan
Abstract
Keanekaragaman vegetasi merupakan salah satu aspek penting dalam ekologi tumbuhan yang mempengaruhi stabilitas ekosistem dan kesehatan lingkungan. Keanekaragaman vegetasi memiliki dampak penting terhadap fungsi ekosistem, termasuk siklus nutrisi, penyerapan karbon, perlindungan tanah, dan pemulihan ekosistem setelah gangguan Salah satu tempat yang menyimpan berbagai vegetasi yang berada di Kalimantan Selatan ialah bukit Mandiangin yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, luasan 107,036 ha sebagai miniatur tegakan hutan hujan tropis. Banyaknya berbagai jenis vegetasi hutan perlu dianalisis untuk mengetahui struktur dan komposisi hutan. Penelitian ini dilakukan dalam guna menganalisis jenis, komposisi, keanekaragaman, kemerataan serta dominansi jenis vegetasi pada tingkat tiang di Bukit Mandiangin KHDTK ULM. Metode penelitian dalam pengambilan data komposisi dan struktur vegetasi dibukit Mandingan dilakukan melalui kegiatan analisis vegetasi dengan mengggunakan metode garis berpetak (Line Intercept Method) dengan ukuran petak pengamatan 10×10 m untuk analisis vegetasi tingkat tiang. Hasil penelitian menunjukan bahwa identifikasi tingkat tiang terdapat 17 jenis dengan jumlah sebanyak 116 individu. Struktur vegetasi tingkat tiang paling tinggi terdapat pada jenis Madang puspa dengan INP 53,50%, Marsihung 50,73%, Tarap 34,11%, Alaban 30,29% dan Jamai 26,09%. Keanekaragaman jenis vegetasi di Bukit Mandiangin berdasarkan analisis indeks nilai keragaman (H’) tingkat tiang dengan 2,47 yang berarti memiliki kriteria sedang. Kemerataan jenis berdasarkan analisis indeks kemerataan jenis (e) tingkat tiang 0,87 dengan kriteria hampir merata. Dominansi berdasarkan analisis indeks dominansi (c) tingkat tiang 0,10 yang mengartikan memiliki kriteria rendah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Djayanto, A. T., Suyanto, M. A., & Asyari, M. 2022. Potensi Tegakan Hutan Alam Sekunder di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Lambung Mangkurat. Jurnal Sylva Scienteae Volume, 5(3).
Fachrul, M. F.2007.Metode Sampling Bioekologi.Bumi Aksara.Jakarta.
Hairiah, K. dan Rahayu, S. 2007. Pengukuran ”Karbon Tersimpan” Di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. World Agroforestry Centre, ICRAFSA. Bogor.
Hartono, R. 2015. Analisis Vegetasi Dan Visualisasi Struktur Vegetasi Hutan Barug [Skripsi]. Kendari: UNHALU, (Online), (https://ppjp.ulm.ac.id/journal/i ndex.php/jht/article/view/1512).
Kartawinata, K. 1983. Jenis-jenis keruing. Lembaga Biologi Nasional - LIPI. Bogor.
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusmana, C., Saharjo, B. H., Sumawinata, B., & Kato, T. (2009). Komposisi jenis dan struktur hutan hujan tropika dataran rendah di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 14(3), 149-157.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Penerjemahan: Samingan, T dan B. Srigandono. Gajahmada University Press. Yogyakarta. 697 p.
Purwaningsih. 2004. Review: Sebaran ekologi jenis-jenis dipterocarpaceae di Indonesia. Jurnal Biodiversitas Vol. 5 No.2.
Soerianegara, I, & A. Indrawan. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Bogor. hlm. 28,136.
Soerianegara, I., & Indrawan, A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v7i5.9137
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.