ANALISIS KOMPOSISI PERMUDAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SUM OF DOMUNANCE RATIO (SDR3) DI HUTAN LINDUNG GUNUNG KERAMAIAN DESA UJUNG BATU KECAMATAN PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT

Muhammad Alwi Rahadi, Gusti Syeransyah Rudy, Setia Budi Peran

Abstract


ABSTRACT. The problem that is often found in forests is the lack of research on species composition which of course will have an unfavorable impact, especially youth composition. Rejuvenation data analysis will be more accurate if you use the Sum of Dominance Ratio (SDR3) method with 3 parameters namely Frequency, Density and Height. This study aims to serve as a comparison and evaluation material for research that has been carried out previously in the protected forest area of Mount Keramaian regarding rejuvenation. The objects used are vegetation at the level of seedlings and saplings. The plot used was the grid path method with a size of 5 m × 150 m. Created as many as 2 lines drawn perpendicular to cut the contours of the mountain slopes to the top or vice versa. On the transect line, 15 observation plots were made. All samples included in the plot are recorded with the name of the species and the total height, then the observed data is calculated to find out the important value. There are 38 types of vegetation found at each growth stage, but not all types are present at each growth stage. The type that dominates the growth rate of the seedlings is mali-mali with a value of 79.68%. The species that dominates at the sapling level is mahang sapat with a value of 88.47%. The species diversity index in the Mount Keramaian protected forest was 2.731 seedlings and 2.699 saplings. The species evenness index in the Mount Keramaian protected forest was 0.820 seedlings and 0.759 saplings.

 

ABSTRAK. Permasalahan yang sering terdapat pada hutan yaitu minimnya penelitian mengenai komposisi jenis yang tentunya akan berdampak kurang baik khususnya komposisi permudaan. Analisis data permudaan akan lebih akurat jika menggunakan metode Sum of Dominance Ratio (SDR3) dengan 3 parameter yaitu Frekuensi, Kerapatan dan Tinggi. Penelitian ini bertujuan sebagai bahan perbandingan dan bahan evaluasi penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pada kawasan hutan lindung Gunung Keramaian mengenai permudaan. Objek yang digunakan yaitu vegetasi tingkat semai dan pancang. Plot yang digunakan dengan metode jalur berpetak dengan ukuran 5 m × 150 m. Dibuat sebanyak 2 jalur ditarik tegak lurus memotong kontur dari lereng gunung menuju puncak atau sebaliknya. Pada jalur transek dibuat 15 petak pengamatan. Semua sampel yang termasuk dalam plot di catat nama jenis serta tinggi total kemudian dilakukan perhitungan data hasil pengamatan untuk mengetahui nilai penting. Terdapat 38 jenis vegetasi yang ditemukan pada setiap tingkat pertumbuhan, namun tidak semua jenis hadir pada setiap tingkat pertumbuhan. Jenis yang mendominansi pada tingkat pertumbuhan semai yaitu mali-mali dengan nilai 79,68%. Jenis yang mendominansi pada tingkatan pancang yaitu jenis mahang sapat dengan nilai 88,47%. Indeks keanekaragaman jenis di hutan lindung gunung Keramaian yaitu semai 2,731 dan pancang 2,699.Indeks kemerataan jenis di hutan lindung gunung Keramaian yaitu semai 0,820 dan pancang sebesar 0,759.


Keywords


Composition analysis; youth composition; importance value indekx; diversity index; evennes index; Sum of Dominance Ratio (SDR3)

Full Text:

PDF

References


Hasena, Fitria N. 2017. Analisis vegetasi dan asosiasi antar jenis dominan di hutan lindung desa batu laki Kabupaten Sungai Selatan.

Hidayat M, Laiyanah L, Silvia N, Putri YA, & Marhamah N. 2018. Analisis vegetasi tumbuhan menggunakan metode transek garis (line transek) di hutan seulawah agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Biotik 4(1): 85-91

Huby IM, Jimmy FW & Mariana HP. 2020. Pola ordinansi komunitas pohon di hutan sekender distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari. Kehutanan Papuasia 6 (1): 21-26.

Inaren MH, Jimmy FN, Marina HP. 2020. Pola ordinasi komunikas pohon di hutan sekunder distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari. Jurnal Kehutanan Populasi 6(1): 21-36

Muhadjir A, Rudy GS & Basir. 2022. Analisis struktur dan komposisi vegetasi hutan sekunder di hutan lindung gunung keramaian. Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.

Pamoengkas, Prijanto & Zamzam AK. 2017. Komposisi functional species group pada sistem silvikultur tebang pilih tanaman jalur. Jurnal Silvikultur Trovika 08(3): 2086-8227.

Priyono B & Abdullah M. 2013. Keanekaragaman jenis kupu-kupu di taman kehati. Biosaintifika 4(2): 76-81.

Suhendan E. 2013. Pengantar Ilmu Kehutanan kehutanan sebagai ilmu pengetahuan, kegiatan dan bidang pekerjaan. Edisi II IPB Bogor.

Sutrisna T, Umar MR, Suhadiyah S & Santosa S. 2018. Keanekaragaman dan komposisi vegetasi pohon pada kawasan air terjun takapala dan lanna di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Bioma: Jurnal Biologi Makassar 3(1): 12-18.

Yuhri MK. 2013. Keanekaragaman jenis-jenis dan komposisi jamur makroskopis di kawasan cagar alam hutan gabongan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IKIP PGRI Semarang.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v7i6.9290

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.