ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DI SUB DAS PANJARATAN DAS TABUNIO KABUPATEN TANAH LAUT

Muhammad Adistyo Salim, Syarifuddin Kadir, Badaruddin Badaruddin

Abstract


Pentingnya pengelolaan lahan sesuai kapasitasnya agar tidak terjadi penurunan produktivitas adalah karena lahan sumber daya vital untuk terpenuhinya kebutuhan hidup. Pertumbuhan penduduk yang meningkat disetiap wilayah menyebabkan kebutuhan pada lahan juga semakin menigkat. Kebutuhan lahan terus menerus meningkat sejalan dengan waktu, hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan alih fungsi lahan yang dapat membuat lahan mengalami degradasi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan dan menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan Sub DAS Panajratan. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling berdasarkan tanah, kelerengan, serta tutupan lahan. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian analisis yaitu tingkat kekritisan lahan pada penutupan lahan perkebunan sawit termasuk berkategori potensial kritis, penutupan lahan perkebunan karet berkategori agak kritis hingga kritis, penutupan lahan di lahan terbuka berkategori sangat kritis, dan penutupan lahan alang-alang berkategori kritis, serta upaya yang bisa dilakukan yaitu penghijauan dengan pola tumpangsari jenis tanaman hutan dan Multy Purpose Tree Species (MPTS).

Full Text:

PDF

References


Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan Kelima. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke-2. Bogor (ID): IPB Press

Kadir, S., Rayes, M. L., Ruslan, M., and Kusuma, Z. 2013. Infiltration To Control Flood Vulnerability A Case Study of Rubber Plantation of Dayak Deah Community in Negara, Academic Research Internasional. Natural and Applied Science. 4 (5):1-13.

Kadir, S. 2015. Penutupan lahan Untuk Pengendalian Tingkat Kekritisan DAS Satui Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropid 3(2): 145-152.

Prawira, A.Y., Wikantika, K. dan Hadi, F. 2005. Analisis Lahan Kritis di Kota Bandung Utara Menggunakan Open Source GRASS. Prosiding PIT MAPIN XIV. Bogor.

Peraturan Ditjen PDASHL No. P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/201 tentang Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai Dan Hutan Lindung.

Peraturan Direktur Jendral Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P.4/V-SET/2013. 2013. Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Jakarta.

Peraturan Menteri Kehutanan, “Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan.” 2009.

Ruslan, M. 1992. Sistem Hidrologi Hutan Lindung DAS Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Disertasi Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.

Sunartomo, A. F. 2011. Inventarisasi Dan Sebaran Lahan Kritis Di Kabupaten Situbondo. JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics), 5(1), 12-22.

Wibowo, A., & Gintings, A. N. 2010. Degradasi dan Upaya Pelestarian Hutan. Membalik Kecenderungan Degradasi Sumber Daya Lahan Dan Air, 67–87. Retrieved from http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/membalik-kecenderungan-degrad/BAB-III-3.pdf

Wischmeimer, W.H. dan D.D Smith, 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses. A Guite To Conservation Planning, US Departement of Agriculture Handbook No. 537, USDA, Washington, D.C.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v7i6.9378

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.