ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DI SUB DAS BATI-BATI DAS MALUKA KABUPATEN TANAH LAUT
Abstract
The purpose of this study is to analyze the characteristics, the level of criticality of the land, and determine the direction of land and forest rehabilitation (Green Revolution) based on the level of criticality of land in the Bati Bati Sub DAS, Maluka DAS, Tanah Laut Regency.The method used in this study was carried out by determining the location for data sampling using purposive sampling technique, namely the sample points were determined deliberately and data collection was carried out directly in the field in accordance with predetermined observation points through the overlay results of soil types, slope class and land cover for get primary data and secondary data. The results obtained from the analysis of the level of land criticality, namely the characteristics (productivity, slope, erosion, and management) based on the calculation of scores and weights show that the greatest value is in the 7 plantation land units of 380 (critical potential), while the smallest characteristic value is in land units. 39 and 37 alang-alang land units of 220 so that this land unit is categorized as critical. Areas with plantation land cover and shrubs have the same level of land criticality, namely critical to critical potential, while the level of land criticality in alang - alang land cover is at the level of somewhat critical to critical. Forest and Land Rehabilitation (RHL) based on the level of criticality of the land has three types of directions, where in rather critical areas need to be agroforestry and terassering, critical areas with revegetation, and very critical areas need reclamation and revegetation
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis karakteristik, tingkat kekritisan lahan, dan menentukan arahan rehabilitasi hutan dan lahan (Revolusi Hijau) berdasarkan tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Bati Bati DAS Maluka Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan tempat pengambilan sampel data menggunakan teknik purposive sampling yaitu titik sampel ditentukan secara sengaja dan pengumpulan data dilakukan secara langsung di lapangan sesuai dengan titik pengamatan yang telah ditetapkan melalui hasil overlay jenis tanah, kelas kelerengan dan tutupan lahan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Hasil yang diperoleh dari analisis tingkat kekrtisan lahan yaitu karakteristik (produktivitas, lereng, erosi, dan manajemen) berdasarkan perhitungan skor dan bobot menunjukan bahwa nilai terbesar berada pada unit lahan 7 perkebunan sebesar 380 ( Potensial kritis), sedangkan nilai karakteristik terkecil berada pada unit lahan 39 dan unit lahan 37 alang-alang sebesar 220 sehingga unit lahan ini dikategorikan kritis.Kawasan dengan tutupan lahan perkebunan dan semak belukar memiliki tingkat kekritisan lahan yang sama yaitu potensial kritis sampai kritis, sedangkan tingkat kekritisan lahan pada tutupan lahan alang - alang berada pada tingkat agak kritis hingga kritis. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) berdasarkan tingkat kekritisan lahan memiliki tiga jenis arahan, dimana pada kawasan agak kritis perlu diadakan agroforestry dan terassering, kawasan kritis dengan revegetasi, serta kawasan sangat kritis perlu dilakukan reklamasi dan revegetasi
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bukhari dan Febryano G. 2009. Desain Agroforestri Pada Lahan Kritis (Studi Kasus Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar). Jurnal Perennial, 6(1) : 53-59.
Departemen Kehutanan. 2004. Keputusan Menteri Kehutanan No.101/Kpts-II/2004 tentang Percepatan Pembangunan Hutan Tanaman Untuk Pemenuhan Bahan Baku Industri Pulp dan Kertas. Jakarta : Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Departemen Kehutanan R.I 2009. Peraturan Menteri Kehutanan RI No: P.32/Menhut-II/2009 Tentang Tata cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai.Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta.
Kadir S. 2015. Penutupan lahan untuk pengendalian tingkat kekritisan DAS Satui, Provinsi Kalimantan Selatan. Volume 1, Nomor 3, Juni 2015 Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat.
Media Indonesia (2019 08 Juli), Kementerian LHK Pertanyaan Data Riil Lahan Kritis di Kalsel, Minggu, 19 Jul 2020 21:27:27 WIB Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/245758-kementerian-lhk-pertanyaan-data-riil-lahan-kritis-di-kalsel
Ruslan, Muhammad dan Rosdiana. 2013. Kajian Penentuan Ukuran Prioritas Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Sub-Sub DAS Riam Kiwa Kalimantan Selatan:Study on Determination of Size Priority Forest and Land Rehabilitation in Sub-Sub Watershed Riam Kiwa South Kalimantan. Banjarbaru: Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.
Ruslan, M. 1992. Sistem Hidrologi Hutan Lindung DAS RiamKanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. DisertasiFakultasPascasarjana IPB. Bogor.
SK DIRJEN RRL NO. 041/Kpts/V/1998 jo. NO. 167/V-2004 RLPS 22 SEP 2004. Tentang Petunjuk Teknis Penyususnan Data Spasial Lahan Kritis. Departemen Kehutanan. Jakarta
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v4i6.4573
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.