HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA PASANGAN YANG MENIKAH BERBEDA SUKU BANGSA
Abstract
Pernikahan merupakan penyatuan dua pribadi yang unik, dengan membawa pribadi masing-masing dengan latar belakang budaya serta pengalamannya yang berbeda. Pernikahan dengan latar belakang budaya yang berbeda membuat pasangan tersebut melakukan sebuah proses komunikasi antarbudaya. Salah satu faktorlpenting dalam komunikasi antarbudaya seseorang adalah keterbukaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterbukaan diri dengan komunikasi antarbudaya pada pasangan yang menikah berbeda suku bangsa. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 56 orang pasangan menikah dengan karakteristik latar belakang suku yang berbeda dan berumur di bawah 55 tahun di Banjarmasin yang ditentukan dengan menggunakan teknikipurposivelsampling. Metode pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa skala keterbukaan diri dan komunikasi antarbudaya. Metode analisisidata menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson. Berdasarkan hasil uji korelasi didapatkan nilai r = 0,451 dengan taraffsignifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan positiffantara keterbukaan diri dengan komunikasi antarbudaya pada pasangan yang menikah berbeda suku bangsa. Hubungan antara keterbukaan diri dengan komunikasi antarbudaya adalah sebesar 20,3%, sedangkan 79,7% sisanya adalah dari faktor-faktorjlainnya yangitidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil analisa tersebut membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara keterbukaan diri dengan komunikasi antarbudaya pada pasangan yang menikah berbeda suku bangsa dapat diterima.
Full Text:
PDFReferences
Anwar, R. & Cangara, H. (2016). Rintangan komunikasi antar budaya dalam perkawinan dan perceraian etnis Jawa dengan Papua di kota Jayapura (suatu strategi manajemen konflik dalam hubungan interpersonal pasangan suami istri). Jurnal Komunikasi KAREBA 5(2). Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view/1906
Chamdan, M. (2008). Modul Aspek & Strategy Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Pusat Bahan Ajar dan eLearning Universitas Mercu Buana.
DeVito, J. A. (2015). Human Communication: The Basic Course 13th Edition. New York: Pearson Education.
Liliweri, A. (2013). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhajati, L. & Sepang, N. R. (2013). Self disclosure dan peningkatan kualitas komunikasi di antara lansia (pengabdian masyarakat & studi komunikasi pribadi di panti sosial tresna werdha budi mulya 4). Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL 2(2), 133. Retrieved
from http://jurnal.uai.ac.id/index.php/SPS/article/view/ 154
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif KualitatifADan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tri, A., Djati, P. A., Effendi, C. S., Setiawan, D., Manalu, F., & Devega, G. A. (2016). Hubungan antara self-disclosure dengan komunikasi interpersonal mahasiswa yang menggunakan media sosial “Line”. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 1(1), 79-84. Retrieved from http ://proceedings. psikologi .uhamka. ac.id/inde x.php /prosiding/article/ view/40
DOI: https://doi.org/10.20527/jk.v1i2.1549
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Tria Rizki, Neka Erlyani, Marina Dwi Mayangsari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.