STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI PULAU KARAJAAN DAN PULAU TEPIAN MATAJA KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

Herianto Herianto, Dafiuddin Salim, Nursalam Nursalam

Sari


Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis lamun, mengetahui kerapatan dan persentase dan mengetahui hubungan kerapatan parameter lingkungan. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai bahan informasi dalam pengolahan lingkungan pesisir dan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap ekosistem padang lamun. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja pada bulan April - Oktober 2021. Adapun jenis lamun yang didapat ada 5 jenis yaitu Cymodocea serrulata, Halophila minor, Halophila ovalis, Halodule uninervis dan Thalassia hemprichii. Nilai kerapatan lamun di Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja Kabupaten Kotabaru untuk Cymodocea serrulata adalah 48 ind/m², Halophila minor 397 ind/m², Halophila ovalis 42 ind/m², Halodule uninervis 115 ind/m² dan Thalassia hemprichii 4 ind/m². Persentase tutupan lamun di Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja Kabupaten Kotabaru adalah 41,38% termasuk dalam kategori “Sedang”.


Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Basse Daeng. 2018. Keterkaitan Jenis dan Kerapatan Lamun Dengan Tekstur Sedimen di Dusun Biringkassi Desa Sapanang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Ha-sanuddin. Makkasar

COREMAP-LIPI, 2014. Panduan Moni-toring Padang Lamun. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Ja-karta.

Hemminga MA, Duarte CM. 2000. Seagrass Ecology. London-United Kingdom (UK): Cambridge Uni-versity Press.

Hutabarat, S dan S. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia. UI-Press.

KEPMENLH. 2004. Daftar Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup: KepMen LH Nomor 200 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Ke-rusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Jakarta.

Kasim,. M. 2013. Structur Komunitas Padang Lamun pada Kedalaman yang Berbeda di Perairan Desa Berakit Kabupaten Bintan. Jurnal. Programme Study of Marine Sci-ence Faculty of Marine Science and Fisheries, Maritime Raja Ali Haji University.Keputusan Men-teri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51. 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Kiswara, W. 1992. Vegetasi Lamun (Seagrass) di Rataan Terumbu Karang Pulau Pari. Pulau – Puau Seribu. Jakarta.

_________, 1997. Struktur Komunitas Padang Lamun Perairan Indonesia In: Inventarisasi dan Evaluasi Po-tensi Laut-Pesisir, Geologi, Kimia, Biologi, dan Ekologi. Jurnal Lembaga Ilmu Penge-tahuan Indonesia. X (2): 54-61

Vermaat, J. E., N. S. R. Agawin, C. M. Duarte, M. D. Fortes, N. Marba, dan J. S. Uri. 1995. Meadow Maintenance, Growth and Productivity of A Mixed Philip-pine Seagrass Bed. Marine Ecol-ogy Progress Series, 124:215-225.

Webster, Merriam. 2004. Merriam Webster’s Collegiate Dictionary. United States of America: Merri-am Webster Incorporated

Waycott,. M., McMahon K,. J. Melors, A. Caladine, dan D. Kleine. 2004. A Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacifice. James Cook University,Townsville Queensland-Australia.




DOI: https://doi.org/10.20527/m.v5i1.11790

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.