HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI PENDEK (STUNTING) DENGAN TINGKAT KARIES GIGI Tinjauan pada Siswa-siswi Taman Kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Tahun 2014
Abstract
ABSTRACT
Background: Stunting or stunted nutritional status is a form of malnutrition according to WHO 2005 reference of standard deviation. Stunting can be assessed by measuring the value of height to age, characterized by stunted height growth. Caries is a tooth disease which starts with initial demineralization process. Stunting can increase the risk of caries because it also impairs functions of saliva as buffer, cleanser, anti-solvent, and oral anti bacterial substance. Purpose: This study in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar aimed to assess the relationship between stunted nutritional status (stunting) and number of caries. Methods: This study used an analytic observational with cross sectional approach. Samples were chosen using purposive sampling, amounted to 60 children and divided into two groups (30 children per group) of stunted nutritional status group and normal nutritional status group as comparison. Results: Caries index observation resulted in the value of 8,23 for stunted nutritional status group, which is higher than normal nutritional status group’s 3,3. Chi-square statistic analysis with confidence interval of 95% presented p value = 0,000 (p < 0,05) and indicated that there was a significant difference of caries index between stunted nutritional status group and normal nutritional status group. Conclusion: It can be concluded that there was a significant relation between stunted nutritional status (stunting) and number of caries in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Keywords: stunting, caries, saliva
ABSTRAK
Latar Belakang: Stunting atau status gizi pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang diukur berdasarkan standar deviasi referensi WHO tahun 2005. Stunting dapat dikukur dengan indikator pengukuran tinggi badan terhadap umur TB/U yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang diawali proses demineralisasi. Stunting dapat meningkatkan resiko terjadinya karies karena berkurangnya fungsi saliva sebagai sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan antibakteri rongga mulut. Tujuan: Penelitian pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan (cross-sectional). Sampel dipilih secara Porposive Sampling sebanyak 60 orang, masing-masing 30 orang pada kelompok gizi stunting dan gizi normal sebagai pembanding. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian indeks karies pada kelompok anak gizi stunting 8,23, lebih tinggi daripada kelompok anak gizi normal 3,3. Analisis uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yaitu terdapat perbedaan bermakna antara indeks karies gigi pada anak dengan status gizi stunting dengan anak status gizi normal. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Kata-kata kunci: stunting, karies gigi, saliva
Full Text:
PDFReferences
Anindita P. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan protein & zink dengan stunting (pendek) pada balita usia 6 – 35 bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2012; 1(2): 617 – 626.
Anugraheni HS dan Kertasurya MI. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College 2012; 1(1): 30- 37.
RISKESDAS. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2010.
RISKESDAS. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.
Dedi ZA, Sri YI, dan Hadyana S. Analisis sebaran dan faktor risiko stunting pada balita di Kabupaten Purwakarta. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung. 2012; 4(3): 4-10.
Effendi MC, Palupi DN, dan Danuseputro M. Hubungan jumlah gigi karies dengan berat badan anak umur 4-6 tahun di TK Brawijaya Smart School Kota Malang. 2013 ;6(4): 3-9.
Notohartojo IT dan Magdarina DA. Penilaian indeks dmf-t pada anak usia 12 tahun oleh dokter gigi dan bukan dokter gigi di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Media Litbangkes. 2013; 23(1): 41-46.
Atmanda NP. Indek def-t dan DMF-T pada siswa tuna rungu di SLB B Nergi Cicendo Bandung. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Padjadjaran. 2011; Hal:10-11.
Hermawati G. Dampak konsumsi makanan kariogenik terhadap keparahan karies gigi pada anak pra sekolah (studi pada anak taman kanak-kanak pgri handayani kecamatan mangkubumi kota tasikmalaya). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.). Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Universitas Siliwangi 2012; 45(2): 95–112.
Andriani P, Joelimar FA, dan Djoharnas H. Perbedaan pola kurva keparahan karies gigi susu dan gigi tetap serta faktor yang berperan, pada anak dengan status gizi kurang dan gizi baik. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 247-253.
Deliyanti EW. Sistem imun tubuh terhadap karies. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, 2003.
Lestari S dan Gusti AI .Gambaran status kesehatan gigi pada tunanetra di Panti Sosial Bina Netra ‗Tan Miyat‘ Bekasi Timur. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi. FKG UPDM 2011; 8(2):28-31.
Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Majalah Kedokteran Gigi 2005; (38) :130-134.
Jones PC et al. Nutritional Status and Dental Caries in a Large sample of 4 and 5 year old South African Children. S A J Clin. 2000; 90(6): 631-635.
Mahadevan K and Velavan S. Analysis of Salivary Proteins as The Biochemical Indicators of Nutritional Status and Salivary Gland Function. Int J Pharm Bio Sci April 2013; 4(2): 689-694.
Satria B, Sutadi H dan Mangundjaja S. The differences level of CFU of mutans streptococci in saliva of schoolchildren during fasting and non-fasting. Jakarta: Department of Pediatric Dentistry and Department of Oral Biology Faculty of Dentistry Universitas Indonesia. 2009; p.2- 3.
Simanjuntak KMC. Hubungan saliva dengan resiko karies pada siswa kelas X SMK Negri 9 Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 2009; Hal:8.
Warni L. Hubungan perilaku murid SD Kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status karies gigi di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Tesis. Program Studi MagisterIlmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2009; Hal:8.
Jamil AJ. Hubungan antar kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 Tahun di TK Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara. 2011; Hal:7-11.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i1.427
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i1.427.g350
Article Metrics
Abstract view : 7381 timesPDF - 8950 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact Us:
Faculty of Dentistry
Lambung Mangkurat University
Jalan Veteran No. 128 B Banjarmasin, Indonesia
E-mail. [email protected]
Website. fkg.ulm.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.