DESKRIPSI FRAKTUR MANDIBULA PADA PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN PERIODE JULI 2013 - JULI 2014 (Studi Retrospektif Berdasarkan Insidensi, Etiologi, Usia, Jenis Kelamin, dan Tatalaksana)
Abstract
Background:Mandibular fracture is a condition where the continuity of mandibular bone is broken. The loss of mandibular bone continuity may lead to fatal outcomes if left without proper treatment. Mandibular fractures classification according to anatomical position of the fracture is divided into dentoalveolar, condyle, coronoideus, ramus, mandibular angle, mandibular body, simphysis, and parasymphisis fracturesPurpose:The aim of this study was to assess mandibular fractures incidence based on genders, age, fracture etiology, and treatments. Methods:This study was retrospective descriptive study. Samples included medical records of patients with mandibular fractures during Juli 2013 – Juli 2014. Samples were chosen using total sampling. Result:The result of this study presented that mandibular fracture incidence rate was higher in males with 52 cases (74,1 %) than females with only 19 cases (25,9 %) with the ratio of 3 to 1. Based on age, mandibular fractures were often found in productive age of 11-30 years old (61,4%). The most frequent mandibular fractures were in symphisis area with 27 cases (38,1 %). The most common etiology was motorcycle accident with 47 cases (78,4 %). The treatment carried out on patients with mandibular fractures was Open Reduction (Elective ORIF) amounting to 58,1 %. Result also showed 18,8% patients refused treatment because of financial problem, anxiety and fear prior to operation thus they refused or delayed the treatment and requested for discharge against medical advice.
Keywords: incidence, mandibular fracture
ABSTRAK
Latar Belakang: Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar. Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan pada letak anatomi dapat terjadi pada daerah-daerah dentoalveolar, kondilus, koronoideus, ramus, sudut mandibula, korpus mandibula, simfisis, dan parasimfisis. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi fraktur mandibula berdasarkan jenis kelamin, usia, penyebab fraktur, dan penatalaksanaan. Metode:Jenis penelitian merupakan penelitian metode deskriptif retrospektif. Sampel terdiri dari data rekam medik pasien fraktur mandibulaJuli 2013 – Juli 2014. Pemilihan sampel berdasarkan metode total sampling. Hasil:Hasil penelitian menunjukkan insidensi fraktur lebih banyak terjadi pada laki – laki sebanyak 52 kasus (74,1%) dan perempuan sebanyak 19 kasus (25,9%)dengan rasio sebesar 3:1. Berdasarkan usia, fraktur mandibula paling banyak terjadi pada usia produktif yakni 11-30 tahun sebesar (61,4%). Fraktur mandibula paling banyak terjadi pada lokasi Fraktur Simpisis sebanyak 27 kasus (38,1%). Etiologi terbesarkarena kecelakaan sepeda motor sebanyak 47 orang (78,4%). Perawatan yang dilakukan terhadap pasien fraktur mandibula adalah Open Reduction (ORIF Elektif) sebanyak (58,1%). Hasil penelitian juga menunjukan pasien yang menolak perawatan sebanyak (18,8%) di karenakan kendala biaya, pasien sangat cemas dan ketakutan atau tidak siap operasi sehingga mereka menolak atau menunda dan meminta pulang paksa.
Kata-kata kunci : insidensi, fraktur mandibula
Full Text:
PDFReferences
Ajmal S, Khan MA, Jadoon H, Malik SA.
Management Protocol Of Mandibular
Ractures At Pakistan Institute Of Medical
Sciences. Islamabad; 2007. p. 45-57
Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku
Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta; 2007. H. 21-23
Snell RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa
Kedokteran. Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta; 2006. H. 23-26
Fauzi M. Insidensi Fraktur Maksilofasial
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Pengendara Sepeda Motor Yang Dirawat di
RSUP H. Adam Malik Medan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Medan; 2010. H. 2-5
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary
Oral And Maxillofacial 5Th Ed. St.Louis:
Mosby Elsevier, 2008: 500
Pereira CM,Filhoet MS, Carneiro DS,
Arcanjo RC, Araújo L,Gomes M.
Epidemiology Of Maxillofacial Injuries At A
Regional Hospital In Goiania, Brazil, between
and 2010. RSBO, Goiania; 2011. p. 383
Brasileiro BF, Passeri LA, Epidemiological
Analysis Of Maxillofacial Fractures In Brazil:
A 5-Year Prospective Study. Campinas State
University, Piracicaba; 2006. p. 30
Tomich G, Baigorria P, Orlando N, Méjico
M, Costamagna C, Villavicencio R.Frequency
And Types Of Fractures In Maxillofacial
Traumas. Assessment Using Multi-Slice
Computed Tomography WithMultiplanar And
Three-Dimensional Reconstructions. Global
Outreach Radiology, Rosario; 2011. p. 3-4
Sinulingga HR. Penatalaksanaan Fraktur
Internal Mandibula. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara, Medan; 2005. H.
-18
Masyrifa N. Prinsip Interprestasi Radiografi
Panoramik Pada Fraktur Mandibula. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin,
Makasar; 2011. H. 63-67
Fahrevy. Penanganan Kegawatdaruratan Pada
Pasien Trauma Maksilofasial. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara,
Medan; 2009. H. 3-27
Masyrifah N. Prinsip Interprestasi Radiografi
Panoramik Pada Fraktur Mandibula. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin,
Makasar; 2011. H. 36-46
Baroroh DB. Traumatic Maxillofacial And
Skull Base Injury. Basic Nursing Departement
PSIK FIKES UMM, Malang; 2011. H. 1-10
Thapliyal CG, Sinha CR, Menon CP,
Chakranarayan SLCA. Management Of
Mandibular Fractures; 2007. p. 112-117
Barrera JE, Batuello TG. Mandibular Angle
Fractures: Treatment; 2010. p .89-103
Laub DR. Facial Trauma, Mandibular
Fractures; 2009. p. 34-41
Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala Leher. Balai Penerbit FakultasKedokteran Indonesia. Jakarta; 2006. H. 132 -
Moesbar N. Pengendara Dan Penumpang
Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah
Tulang Pada Kecelakaan Lalu Lintas.
Disertasi. Medan: Universitas Sumatera
Utara, 2007: 2-5.
Dwi. Bedah kepala leher XI.
(http://www.majalahfarmacia.
com/rubrik/categorynewsasp?IDCate
gory=23, Diakses 11 November 2014)
Al-Ahmed HE. The Pattern Of Maxillofacial
Fractures In Sharjah, United Arab Emirates: A
Review Of 230 Cases. Oral Surg Oral Med
Oral Pathol Oral Radio Endod 2004: 98: 166-
Dibaie A, Raissian S, Ghafarzadeh S.
Evaluation Of Maxillofacial Traumatic
Injuries Of Forensic Medical Center Of
Ahwaz, Iran In 2005. Pak J Med Sci 2009:
(1): 79-82.
Abbas I, Johan FR, Hasan WR, et al.
Demographic Distribution Of Maxillofacial
Fractures In Ayub Teaching Hospital: 7-Years
Review. J Ayub Med Coll Abbottabad 2009:
(2): 110-12.
Anonymus. Karakteristik Pengguna Dan
Pemodelan Kecelakaan Sepeda Motor. 2010:
Sjamsuhidajat, Jong W D. 2005. Buku Ajar
Ilmu Bedah, Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. H 5-7
Sulaeman YF. AetiologyAnd Mechanism Of
Injury Of Midfacial Fracture: A Prospective
Study Of The Johannesburg Region.
Dissertation. Johannesburg: University of the
Witwatersrand, 2008; p. 13-26.
Arifin HS, Henky J. Analisis Nilai Functional
Independence Bandung Measure Penderita
Cedera Servikal. Bandung Makara,
Kesehatan. 2012; 16(2) H. 17-22.
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i2.573
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i2.573.g486
Article Metrics
Abstract view : 4709 timesPDF - 19261 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact Us:
Faculty of Dentistry
Lambung Mangkurat University
Jalan Veteran No. 128 B Banjarmasin, Indonesia
E-mail. [email protected]
Website. fkg.ulm.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.